Happy Reading guys, sebelum baca klik vote di bawah ya;)
Jangan lupa ramein kolom komentarnya yaa
Follow-followan yuk, jangan lupa follow instagram pribadiku @nnlthfia dan instagram literasiku @seduhanmelody
Coba tulis nama instagram kalian di sini!
Selamat membaca, all:)
****
Jika headset sudah terpasang di kedua telinga Alvaro maka ia benar-benar terjun ke dunianya sendiri. Ralat, memang hidupnya berasa sudah menjadi miliknya sendiri sejak dulu. Alunan lagu Maroon-Payphone yang menggema di telinganya membuat laki-laki itu semakin damai dengan mata yang memancarkan sorot dingin. Ia berjalan sambil menikmati lagunya. Seakan tidak peduli dengan orang-orang sekitar yang melihatnya begitu asyik dengan dunianya sendiri. Sekilas, ia melewati koridor kelas sebelas dan tidak sengaja berpapasan dengan gadis yang kemarin-kemarin membuatnya merasa malu atas tingkah kebablasannya sendiri. Melody Indah Juwanda!
Alvaro selalu berusaha bersikap was-was jika Melody ada di sekitarnya, karena gadis itu selalu bertingkah agresif sehingga membuat Alvaro merasa tidak nyaman. Alvaro benci menjadi pusat perhatian. Dan menjauhi gadis berisik itu, mungkin salah satu solusinya. Setidaknya Alvaro akan berusaha untuk meladeni cemohan gadis itu walaupun bukan di sekolah.
Sesaat, Alvaro tertegun ketika gadis itu bersikap berbeda dari hari-hari biasanya. Ia mengira Melody akan datang lalu bersikap bersikap berisik, membuat gendang telinga pecah akan suaranya itu namun dugaan Alvaro ternyata meleset dari itu semua.
Sikap arogan, pemaksa dan agresifnya ke mana?
Ia melihat gadis itu hanya menangkap matanya sebentar yang juga memandangnya dengan tatapan dingin. Seperkian detik, Melody menundukkan wajahnya sambil mempercepat langkahnya menjauhi Alvaro. Alvaro dapat menangkap gelagat malu dari wajah gadis itu.
Beberapa detik, Alvaro tersadar. Ia lupa jika kemarin menyosor mencuri ciuman dari Melody. Alvaro merutuk dalam hati, masih merasa tidak enak atas sikapnya saat itu. Perasaan bersalah menjalar dalam benak Alvaro. Apakah sikapnya pada gadis itu sudah di luar batas?
"Kenapa menghindar?" ujar Alvaro ketika langkahnya mendadak berhenti tepat di hadapan Melody.
Sementara Melody, kini mengumpati dirinya sendiri dalam. "Ah iya? Aku nggak menghindar kok!" sangkalnya dengan raut wajah yang ia usahakan tak gugup.
Sudut bibir Alvaro sedikit naik, laki-laki itu maju selangkah lebih dekat dengan Melody.
"Oh ya? Gue kira lo lagi malu. Beneran gak lagi malu sama gue?"
Kini wajah Melody memerah seperti kepiting rebus. "Nggak. A-aku mau ke kelas, nggak nyaman aja liat kamu hari ini!" balas Melody dengan wajah memerah. Melihat itu, membuat Alvaro menahan kedutan di sudut bibirnya.
Gadis antagonis ternyata bisa selucu ini, batinnya.
"Ceritanya mau gue buat nyaman? Hm?" tawar Alvaro, bermaksud jahil pada gadis itu. Sangat melenceng dari sikapnya pokoknya!
"Eh--kok? Kok kamu ngomong gitu sih? Bukan kamu banget tau!" ujar Melody terkejut. Sesaat, gadis mendorong dada bidang Alvaro menjauh darinya, lalu menutupi wajahnya yang sedang salah tingkah. Berlari dari hadapan Alvaro yang kini menatapnya dengan kekehan kecil yang memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Kata [COMPLETED]
Teen Fiction"Samudra, pertemuan kita layaknya sebuah kebisuan yang tersesat dalam keheningan yang membelenggu. Hanya sebuah angan, yang kini hanya menjelma bayang-bayang." "Kepergianmu, mengapa membuatku semakin mati rasa?" ...