Ditaman

279 26 2
                                    

Saat di taman, tiba-tiba Aku teringat masa kecil. Melihat ada beberapa anak yang tengah asik bermain, lantas Aku menghampiri mereka dan bertanya:

"Apa kakak boleh ikut bermain?"

Mereka terdiam.

Aku sudah tahu bahwa reaksi mereka setelah melihat saya akan seperti ini. Aku pun berusaha untuk membuat suasana kembali hangat dengan membuka pembicaraan lain:

"Kalian sedang bermain apa"

Keadaan masih sama. Hening.

Hingga Aku pun memutuskan beranjak pergi meninggalkan mereka. Tapi, tiba-tiba salah satu dari mereka  menarik tanganku lalu berkata:

"Tangan dan Kaki kakak kenapa?"

Aku terdiam.

Yang lain ikut bertanya:

"Kakak sakit ya?" "Sakit apa?"

Aku tersenyum lalu menjawab:

"Kakak tidak sakit, Kakak baik-baik saja" ucapku berbohong

"Mengapa Kakak memakai kursi roda"

"Ini teman Kakak" ucapku

"Maksudnya?" ucap mereka heran

"Karena kemanapun Kakak pergi, Kakak harus memakai ini, jadi ini teman kakak. Karena dia yang mengantar kakak ketempat yang Kakak ingin pergi"

"Termasuk ketaman ini?"

"Benar"

"Apa Kakak bisa berlari? Coba tangkap aku"

Anak kecil itu kemudian berlari, seakan aku akan menangkap nya. Padahal untuk berjalan saja Aku tidak bisa.

"Kakak pulang dulu ya" ucapku

Karena semakin lama disana perasaanku semakin kacau, tetapi saat Aku ingin memutuskan pergi tiba-tiba anak kecil itu berlari, lalu berkata:

"Caca yakin nanti kakak pasti bisa berlari lagi, karena adik Caca juga awalnya ngga bisa lari terus Caca ajarin lari eh sekarang malah lari terus deh" ucap gadis kecil itu

"Aamiin" ucap Aku tersenyum

"Kakak pulang dulu ya, besok kita main lagi"

"Benar kak?"

"Iya sayang"

"Rumah Kakak dimana?"

"Ada apa tanya rumah Kakak?

"Kita mau makan" ucap gadis itu dengan polos nya

"Ica jangan malu-maluin ih"

"Maaf ya Kak, Ica memang begitu anaknya"

"Gapapa, kalau begitu Kakak pulang dulu ya. Kalian main jangan terlalu petang nanti orangtua kalian khawatir"

"Siap Kakak cantik" ucap mereka

***

Hangatnya sinar Mentari pun tergantikan dengan dingin dan indahnya Senja.

"Dek"

"Iya mas"

"Kamu kenapa?"

"Ngga papa Mas"

"Bohong. Pasti ada sesuatu yang mengganggu fikiran kamu sampai kamu seperti ini"

"Memang sekarang Aku seperti apa?"

"Seperti jelly. Hahaha"

"Serius Mas jangan bercanda!"

"Iya maaf, sekarang Mas mau tanya. Kenapa malam-malam seperti ini kamu diluar?"

"Cari angin"

"Angin itu ngga perlu dicari, kalau panas nyalakan kipas, cepat masuk nanti masuk angin"

"Iya nanti"

"Sana masuk. Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu"

"Iya Mas"

Bersambung

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang