Aku tidak ingin dibedakan

137 16 0
                                    

"Tidak masalah bagi Ibu kita tidak jalan-jalan ke luar negeri, asalkan kita tetap bersama"

"Benar banget. Karena harta yang paling berharga itu keluarga"

"Kalau gitu kita kasih tau Adira sekarang"

"Kasih tau?"

"Iya"

"Memang Ayah sudah membeli tiket liburan nya? Penginapan disana juga bagaimana?"

"Tenang saja, sudah Ayah urus semua"

"Ayah serius?"

"Serius dong"

"Yasudah kita kasih tahu Adira sekarang, kita ke kamar nya"

***

"Tok tok tok"

"Siapa?"

"Ibu sayang"

"Masuk saja Bu, ngga dikunci"

"Kamu lagi apa sayang?"

"Eh ada Ayah sama mas Aditya juga, Adira lagi melukis Bu"

"Memang kalau ada gue kenapa?
Ga suka? Yaudah gue pergi"

"Bukan begitu mas Adit, Adira heran saja tumben sekali mas Aditya datang ke kamar Adira"

YaAllah Adikku sampai berkata seperti itu, berati memang diriku tidak pantas disebut kakak. Adit jahat sekali yaAllah bahkan untuk datang ke kamar Adira saja tidak pernah

"Alhamdulillah dong"

"Iya Alhamdulillah, Adira senang"

Hanya datang ke kamar nya saja bahagia

"Adira"

"Iya Bu"

"Ibu punya kejutan untuk Adira"

"Oh iya? Apa itu Bu?"

"Coba tanyakan pada Ayah"

"Kenapa tanya Ayah? Bukan nya Ibu yang punya kejutan untuk Adira?"

"Sebenarnya kejutan ini dari Ayah, tapi Ibu yang sampaikan, dan ide nya dari mas mu Aditya"

"Serius Bu?"

"Iya sayang, kamu mau tahu ga kejutan nya apa?"

"Apa kejutan nya Ayah?"

"Kita liburan"

"Yeyyy liburan!!! Ini serius kan Ayah?"

"Iya sayang serius masa Ayah bohong"

"Oke Adira percaya. Lalu kapan kita liburan?"

Kasian sekali kamu dek, hanya liburan saja kamu senang sekali seperti mendapatkan hadiah mobil. Mas janji, liburan yang biasa ini akan jadi liburan yang sangat istimewa dan tidak akan pernah dilupakan

"Kamu mau nya kapan?"

"Secepatnya"

"Kalau begitu, lusa kita liburan".

"Serius yah?"

"Iya sayang"

"Tugas Ibu harus persiapkan  perlengkapan kita selama disana. Aditya persiapkan barang-barang yang akan dibawa. Dan kamu cantik duduk manis saja. Oke?"

Aku tidak dikasih tugas sama Ayah, berati Aku tidak berguna sama sekali

"Ibu setuju"

"Aditya juga setuju"

"Adira tidak"

Semua melihat ke arah ku, seakan bertanya-tanya kenapa?

"Mengapa sayang?"

"Ayah tidak adil Ibu"

"Apa yang tidak adil?"

"Kenapa Ayah hanya memberi tugas kepada Ibu dan mas Aditya saja, sedangkan Adira tidak?"

"Karena kamu istimewa sayang"

"Istimewa? atau karena Adira tidak berguna Ayah?"

"Kenapa kamu berbicara seperti itu?"

"Dengan Ayah seperti ini sikap nya terhadap Adira, secara tidak langsung Ayah tidak mempercayai Adira kalau Adira juga bisa melakukan hal yang orang lain lakukan"

"Bukan seperti itu maksud Ayah sayang. Ayah sangat percaya sama kamu, kalau kamu hebat. Tapi Ayah ngga mau kalau kamu sakit"

Aku sudah sakit Ayah

"Dek, mau kamu itu apa? Hidup kamu itu sudah enak. Kamu tidak harus melakukan sesuatu hal, kamu cukup duduk manis saja dan apa yang kamu minta pasti diturutin sama Ayah"

Mas Aditya tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya seperti ini.
Aku tersiksa. Sangat tersiksa.
Kalau saja Aku boleh memilih,
Aku ingin seperti kalian. Bukan sebagai parasit dikeluarga sendiri. Aku ingin terlihat sama dimata kalian, hanya terlihat. Karena pada kenyataan nya Aku berbeda

"Cukup Aditya. Adira, lihat Ibu"

Aku memberanikan diri untuk menatap Ibu

"Adira sayang kan sama Ibu?"

"Sayang"

"Adira tahu kan kalau Ibu juga sangat sayang sama Adira?"

"Iya"

"Kalau begitu, Ibu minta Adira untuk tidak berkata seperti itu lagi"

"Maaf Bu, tapi Adira tidak mau jika terus-menerus dibedakan, Adira juga mau dianggap sama seperti yang lain"

Bersambung

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang