Adira ingin kembali bersekolah

66 12 0
                                    

"Benar itu mas.
Karena uang itu bukan segala nya.
Kalau mas kerja setiap hari hanya demi mengumpulkan uang, lalu tiba-tiba mas jatuh sakit, uang yang mas kumpulkan itu itu hanya untuk berobat ke dokter, kan percuma.
Kalau sehat kan enak, makan apa aja bisa dan terasa enak pula. Tapi kalau sakit makanan enak pun di bilang hambar. Bukan begitu?"

"Iya adik ku sayang. Terimakasih ya udah perhatian sama mas"

"Sama-sama mas"

*****
Tidak terasa hari cepat berlalu, kini suasana rumah sudah kembali seperti dulu. Seperti apa yang Adira inginkan. Tetapi, Adira merasa bosan dengan keadaan nya, bosan jika hanya terus berada di rumah, Adira ingin kembali belajar di sekolah dan bertemu bersama teman-teman.

Adira rindu sekolah.

Dan Adira pun memberanikan diri untuk bilang hal ini kepada Ayah, Ibu, dan Aditya. Harapan nya,

"Semoga mereka mengizinkan ku untuk bersekolah kembali"

"Makan malam nya sudah siap"

"Yeyyy!"

"Dari aroma nya saja sudah harum. Pasti enak banget"

"Jangan kebanyakan bicara, cepat makan nanti keburu dingin tidak enak"

"Siap bos"

Ayah dan Aditya kompak berbicara seperti itu, tapi tidak dengan Adira, Adira asik melamun dengan dunia nya sendiri. Hingga Ayah dan Aditya kebingungan dengan apa yang terjadi, tak terkecuali Ibu. Ibu pun kebingungan dan tentu saja sedih melihat apa yang terjadi dengan anak nya, Adira. Dan pertanyaan ini selalu muncul dan terngiang-ngiang di fikiran ibu,

  "Apa yang terjadi dengan anak ku Semesta? Kenapa Adira kembali murung seperti ini?"


Adira"

"Iya Bu"

"Kamu kenapa sayang?"

"Gapapa Bu, memang Adira kenapa?"

"Biasa nya kalau Ibu masak, kamu orang pertama yang mencicipi makanan Ibu, tapi kok ini ngga? Apa masakan ibu hari ini tidak enak?"

"Tidak Bu, sejak kapan makanan yang  Ibu masak tidak enak"

"Kalau enak makan dong"

"Iya ini Adira makan"

"Yang di makan apa nya sayang? Itu lauk nya masih utuh, dari tadi makanan nya cuma kamu aduk-aduk"

"Kamu kenapa sih de? Kok murung? Lagi mikirin apa?"

"Ngga apa-apa kok mas. Dan aku juga lagi ngga mikirin apa-apa"

"Jangan bohong"

"Iya mas, maaf. Sebenarnya"

"Sebenarnya apa?"

Semua terdiam.

"Sebenarnya Adira ingin kembali bersekolah, apa boleh?"

"Kamu serius?"

"Iya, boleh kan?"

"Ayah tidak mengizinkan kamu bersekolah!"

"Kenapa Yah? Kenapa Ayah tidak mengizinkan Adira untuk bersekolah kembali? Adira rindu dengan teman-teman yah, Adira ingin belajar bersama, bukan belajar sendiri dirumah"

"Karena Ayah takut, teman-teman kamu tidak bisa menerima keadaan kamu yang seperti ini"

"Adira mohon, Yah.
Adira ingin kembali bersekolah,
Adira rindu bermain dan belajar bersama teman-teman"

"Ibu tahu sayang kamu rindu, Ibu juga bisa merasakan nya. Tapi kamu juga harus tahu, kalau Ibu, Ayah, dan mas Aditya cemas mengkhawatirkan kamu sayang"

"Adira tahu, kalian pasti mengkhawatirkan Adira jika Adira tidak diterima sama teman-teman Adira, iya kan? Kalian takut kalau Adira nanti dijadikan bahan omongan?"

Semua terdiam, dan saling menatap.

"Adira tahu, kalian itu khawatir karena kalian begitu sayang sama Adira. Kalian takut Adira terluka.
Tapi Adira gapapa, Adira akan baik-baik saja. Dan Adira pun yakin Semesta sudah menyiapkan orang baik untuk membantu Adira nanti kalau Adira kesusahan. Karena Semesta itu maha baik, bukan? Semesta sudah mengatur semuanya begitu indah dan sempurna"

Bersambung

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang