"Yah, berati aku ngga bisa pergi ke toko buku sama Adam dong" ucap Adira
"Kenapa tidak bisa?"
"Karena tidak ada Ayah dan Ibu. Bagaimana Adam bisa meminta izin untuk mengajak Adira pergi?"
"Mas itu pengganti Ayah dan Ibu untuk menjaga kamu. Jadi untuk segala sesuatunya kalau Ayah dan Ibu tidak bisa berati menjadi tanggung jawab mas" jelas Aditya
"Oh begitu"
"Adam boleh mengajak Adira pergi ke toko buku mas?" ucap Adam sopan
"Hmm.. Bagaimana ya?"
"Adam janji bakal jagain Adira"
"Boleh ya mas?"
"Sebentar saja mas, Adira sudah lama ingin jalan-jalan"
"Iya. Mas izinkan kamu pergi bersama Adam. Tapi kamu harus janji sama mas, buat baik-baik saja selama disana"
"Iya mas, Adira janji"
"Kalian pergi ke toko buku sekarang. Pulang jangan terlalu sore"
"Iya mas"
"Assalamualaikum mas"
"Waalaikumsalam"
Aditya memberikan izin kepada Adam untuk mengajak adiknya pergi. Aditya awalnya tampak ragu, karena takut sesuatu terjadi kepada adiknya. Tapi Aditya berfikir, Adira sudah lama sekali tidak menghirup udara bebas selain di rumah dan di sekolah.
🦄
Setibanya di toko buku..
"Kamu mau beli buku ngga?" tanya Adam
"Ngga"
"Ambil saja buku yang kamu mau. Tenang aku yang akan membayarnya"
"Benar?"
"Iya cari saja"
Adira pun pergi meninggalkan Adam. Adira langsung sibuk mencari buku yang akan ia beli. Sampai ia lupa, seharusnya ia tidak boleh jauh dari sisi Adam.
Saat asik memilih buku..
"Lihat perempuan itu jalannya pincang"
"Cacat sepertinya"
"Lihat itu juga kenapa tangan satunya diam saja"
"Kasian sekali"
Kemudian..
"Ini buku punya gue"
Iya, salah satu dari mereka merebut paksa buku yang dipilih Adira tadi.
"Itu buku aku" ucap Adira
"Ini buku gue. Sebelum lo kesini gue udah baca buku ini dan mau gue beli"
"Aku lihat kamu tidak menghampiri rak buku ini. Kamu dan teman-teman kamu asik disana" ucap Adira
"Kalau iya memang kenapa? Dan sekarang gue mau ambil buku yang lo pilih tadi. Terus lo keberatan?"
"Jelas aku keberatan"
"Makanya kurusin badan. Punya badan gendut seperti beruang"
"Iya buat jalan aja susah"
"Hahaha kasian banget hidupnya"
Adira yang mendengar semua hinaan itu hanya bisa diam dan secara perlahan pergi meninggalkan tempat itu. Tapi belum ada 5 langkah, langkah Adira terhenti karena tangan memegangnya, lalu berkata,
"Mau kemana lo?"
"Yah nangis"
"Cemen banget"
Akhirnya Adira pun berkata,
"Mau kalian apa? Aku tidak kenal kalian kenapa kalian mengganggu ku? Kalau mau buku itu ambil saja"
"Buru-buru banget sih"
"Iya, kita ngobrol-ngobrol dulu saja"
"Sasaran empuk ya gais"
"Hahaha"
Adira yang menyadari jika kehadirannya disana adalah sebagai bahan 'bully' pun menangis
Adam yang menyadari Adira tidak ada di sampingnya pun mulai sibuk mencari keadaannya,
"Adira kamu dimana?"
Hampir setiap sudut toko buku Adam lalui tapi Adam belum berhasil menemukan Adira, tiba-tiba Adam mendengar suara tangisan dan minta tolong.
"Itu seperti suara Adira. Ya itu Adira. Tapi siapa mereka?" ucap Adam
Adam segera menghampiri Adira dan berkata,
"Adira, kamu ngga papa?"
Adira memeluk Adam dan berkata,
"Adam aku takut"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Luka
Literatura Faktu#grasindostoryinc #nonfiksi Melihat anak-anak kecil bermain ditaman Aku menjadi teringat kejadian kelam 10 tahun yang lalu. Dimana setelah kejadian itu terjadi kehidupanku berubah 180°.