Adira Takut. bagian 2

51 8 0
                                    

"Jadi Aku terlihat cantik jika sedang tersenyum saja?"

"Ya tidak juga, dasar nya cantik mah mau diapain juga tetap cantik.
Tapi lebih cantik lagi jika kamu tersenyum, kecantikan kamu akan bertambah 1000 kali lipat"

"Ah gombal. Adira yakin pasti sudah banyak yang menjadi korban gombalan mas Aditya. Kasian ya mereka, hahaha"

"Awas ya kamu, mas kelitikin nanti. Hahaha"

"Ampun takut, haha"

Ayah dan Ibu yang melihat aksi kedua anak nya, yang tertawa lepas seperti itu menjadi tersenyum kembali. Memang benar ya, senyum yang terukir di wajah anak adalah obat untuk orangtua.

*****

Hari berlalu sangat cepat, tidak terasa kalau hari ini adalah hari dimana Adira akan memulai yang baru.
Yaitu kembali bersekolah.

Mungkin, di telinga kita terasa sangat biasa saja saat mendengar nya. Namun ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh Adira sejak lama, bahkan mungkin sudah berbulan-bulan lamanya.

Ya, Adira akan kembali bersekolah hari ini, Aditya sudah mengurus semua nya. Dari data-data, perlengkapan sekolah, dll.

Namun, Adira mendadak takut.
Takut untuk tidak bisa menerima semua omongan mereka.

"Takut sakit hati dan terluka."

Ya, itu adalah kalimat yang selalu Ayah dan Ibu katakan.

Sekarang Aku tahu bagaimana perasaan Ibu dan Ayah, sangat menyakitkan. Karena harus memendam rasa khawatir yang teramat dalam. Dan sekarang Aku takut, bagaimana jika nanti mereka memperlakukan ku jahat? Memperlakukan ku semena-mena?
Ya, sesuka hati mereka saja.

Aku terbangun dari lamunan ku, karena terdengar dari luar kamar, mas Aditya sudah memanggilku dan meminta untuk bergegas karena hari sudah semakin siang.

Aku pun bergegas keluar kamar dengan tas di ransel di pundak ku.

"Ayo mas, kita berangkat"

"Sudah siap semua? Ada yang tertinggal tidak?"

"Sudah, Insyaallah tidak ada"

Ayah dan Ibu menghampiri anaknya, namun ikatan batin antara orangtua dan anak sangatlah besar. Mereka bisa merasakan ada yang aneh dengan  putri nya, Adira.
Ibu pun berkata,

"Pagi-pagi kok sudah cemberut sih, ada apa sayang?"

"Iya nih, seharusnya senang dong. Hari ini kan hari pertama kamu masuk sekolah"

"Adira takut"

"Kenapa sayang? Bukannya hari ini adalah hari yang paling kamu tunggu-tunggu?"

"Iya, memang benar. Kemarin-kemarin aku menunggu datangnya hari ini. Hari dimana Aku bisa kembali bersekolah. Tapi, sekarang Aku takut. Semua hal buruk keluar dari fikiran ku. Aku takut Bu"

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan sayang. Kamu kan selalu bilang, kalau Semesta pasti akan selalu menjaga dan melindungi kamu"

"Iya benar. Kamu juga selalu bilang, kalau Semesta pasti sudah menyiapkan orang baik untuk membantu kamu"

"Jadi, tidak ada yang perlu kamu khawatir dek. Percaya kan kalau semua yang dilakukan di dunia ini selalu ada balasan nya? Apa yang diperbuat baik maka balasannya pun baik, tetapi jika yang diperbuat buruk maka balasannya pun akan buruk"

"Iya, sekarang Adira tahu.
Adira minta maaf kalau sudah terlalu berfikiran buruk terhadap hal yang belum terjadi.
Dan sekarang Adira menjadi semangat dan tidak takut lagi. Itu semua karena dukungan dan cinta yang luar biasa hebat dari keluarga"

"Kamu tidak perlu minta maaf, karena apa yang kamu rasakan saat ini adalah wajar. Tetapi terlalu memikirkan hal yang belum tentu terjadi itu tidak baik, karena sama saja kamu mendahului takdir Allah"

Bersambung

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang