Yang terbaik untuk Adira

157 23 0
                                    

Aku mulai tidak nyaman dengan suasana diluar, menurut nya suasana diluar saat ini mengerikan, melebihi psikopat. Akhirnya Adira meminta Ayah untuk pulang

"Ayah pulang yuk"

"Kamu pasti sudah capek ya"

"Iya yah"

Saat Aku sudah mulai menjauh dari tempat itu, sayup-sayup Aku mulai mendengar mereka membicarakan tentang diriku

"Lebay banget"

"Capek dari mana coba cuma duduk doang"

"Alay emang"

"Aku Sakit kakak"

"Hahaha"

Ya Allah, dosa apa yang telah Aku perbuat sampai engkau tega menghadiahkan penyakit yang istimewa seperti ini kepada diriku. Aku masih belum percaya, dan Aku berharap kalau ini semua hanya mimpi. Jadi tolong bangunkan Aku sekarang, Aku tidak mau mimpi seperti ini.

Aku ingin seperti mereka ya Allah

***

"Kalian dari mana?"

"Abis jalan-jalan Bu"

"Pantas Ibu cari didalam tidak ada, yasudah masuk, hari sudah mulai panas"

"Iya Bu"

***

"Bagaimana tadi jalan-jalan di komplek nya? Seru ngga?" tanya Ibu

Ayah langsung melihat ke arah ku, seakan memberikan tanda, kalau semua baik-baik saja

"Seru Bu, seru banget. Ternyata sudah banyak yang berubah"

"Apa yang berubah?"

Ayah melihat ke arah ku kemudian langsung menjawab pertanyaan Ibu. Lalu Aku diam, karena Aku tahu Ayah pasti akan menjawab pertanyaan Ibu, karena tidak ingin Ibu khawatir karena perlakuan tetangga dan teman-teman terhadap ku

"Pasti rumah sama jalanan kan maksudnya sayang"

"Iya Ayah, itu maksud nya. Karena sebelumnya tidak seperti itu keadaan nya"

Ibu tersenyum senang sekaligus lega, karena teman-teman dan tetangga menerima kehadiran ku

"Pasti sudah berubah dong sayang, kan sudah lama, sudah waktu nya untuk diperbaiki dan diperbaru"

"Iya juga, Bu Aku mau istirahat"

"Yasudah, mari Ibu antar"

***

Maaf Bu, Aku dan Ayah terpaksa berbohong, tapi itu semua demi kebaikan. Karena kami tidak ingin Ibu semakin sedih dengan kondisi ku. Aku yakin keadaan seperti ini tidak akan lama, suatu saat mereka akan menerima keadaan ku

"Sudah sampai, ayo Ibu bantu berbaring, pelan-pelan"

"Terimakasih Bu"

"Sama-sama sayang, ini semua sudah kewajiban Ibu. Sekarang kamu istirahat ya, ngga perlu memikirkan yang tidak seharusnya dipikirkan"

Seharusnya Aku yang melayani Ibu sekarang, bukan Ibu melayani Aku. Aku ini hidup tapi seperti mati, karena selalu menyusahkan keluarga terlebih Ibu. Aku janji, suatu hari nanti Aku akan membayar semua lelah Ibu dengan melihat keberhasilan ku. Aamiin

"Iya Bu"

"Kalau perlu apa-apa panggil Ibu"

"Baik Bu"

***

"Adira sudah tidur Bu?"

"Sudah yah"

"Kalau begitu ada yang ingin Ayah bicarakan"

"Ada apa yah"

"Kita bicarakan di teras saja, takut Adira terbangun"

"Iya yah"

***

"Duduk Bu"

"Iya, apa yang ingin Ayah bicarakan?"

"Ini tentang kondisi Adira"

"Ada apa dengan Adira Ayah? Adira baik-baik saja kan"

"Tenang dulu Bu. Adira baik-baik saja"

"Lalu ada apa?"

"Ayah berfikir suasana disini tidak baik untuk kondisi Adira, jadi Ayah berencana untuk membawa Adira ke tempat lain"

"Untuk apa Ayah? Adira baik-baik saja disini, lagipula jika Adira kita pindahkan apa Adira mau? Dan nyaman dengan suasana baru?"

"Ayah khawatir dengan kondisi psikis dan mental Adira jika terus tinggal disini. Ibu pasti tahu, hidup bertetangga itu resiko nya besar jika mempunyai masalah yang orang lain tidak punya pasti selalu saja mendapatkan gunjingan. Ayah takut Adira semakin tertekan dengan itu semua"

"Iya Ayah, Ibu tahu. Tapi kita sudah dengar kan kalau Adira senang jika diajak keluar keliling komplek"

"Iya sekarang mungkin senang, tapi Besok? Lusa? Minggu depan? Kita ngga pernah tahu Bu"

"Terus mau Ayah sekarang bagaimana? Ibu setuju saja jika itu yang terbaik untuk Adira"

Disaat Ayah dan Ibu lagi berbincang tentang kondisi Adira tiba-tiba Aditya  datang, tanpa Ayah dan Ibu sadar, kalau Aditya sudah berada dirumah dari tadi, tetapi Aditya mendengar pembicaraan mereka terlebih dahulu. Dan membuat Aditya semakin tidak karuan, antara sedih dan benci nya itu. Sebenarnya Aditya tidak membenci Adira, Aditya hanya iri dengan Adira karena selalu mendapat perhatian lebih dari kedua orangtua nya sedangkan dirinya tidak

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Kamu sudah pulang, bagaimana kuliah kamu hari ini? Lancar?"

"Alhamdulillah lancar"

"Yasudah sana mandi dulu, setelah itu makan. Semua makanan sudah Ibu siapkan di meja"

"Iya Bu"

Aditya juga ingin makan bersama Ibu dan Ayah bukan hanya Adira saja

Bersambung








































































Ada yang sudah mendapatkan feel dari cerita Aku dan Luka? Comment  ya🙏

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang