Adira kecewa

72 12 0
                                    

"Ayah merasa gagal menjadi seorang Ayah, jika hati putrinya sampai terluka"

"Mas juga merasa gagal, karena seharusnya mas menjaga air mata kamu agar tidak menetes dan melindungi kamu dari orang yang ingin berniat jahat kepada kamu"

"Ayah dan mas Aditya tidak usah merasa bersalah. Karena kalian itu tidak bersalah. Kalau pun nanti Adira menangis, itu bukan salah kalian"

"Ayah berharap, kamu tidak akan menangis, kecuali menangis bahagia. Karena satu tetes yang keluar dari mata kamu itu sama seperti satu anak panah yang menusuk jantung Ayah. Jadi walaupun kamu tidak berkata jujur, seorang Ayah pasti akan merasakan apa yang sedang anak nya rasakan. Karena mereka terikat, oleh hati. Walaupun jarak memisahkan hati mereka tidak akan terpisahkan"

"Iya Yah, Adira pasti usahakan agar tidak ada air mata yang jatuh.
Karena Adira tidak ingin melihat Ayah, Ibu, dan mas Aditya sedih hanya karena Adira"

"Kamu ini bicara apa sayang, kita sedih itu pasti, karena kamu adalah permata hati Ibu dan Ayah"

Setelah Ibu berbicara seperti itu, Aditya langsung menundukkan kepala.

"Kalau Aditya sakit pun Ayah dan Ibu pasti khawatir. Karena kalian adalah harta yang paling berharga di dunia ini. Kalian di kirim Semesta untuk Ayah dan Ibu jaga, dan rawat selamanya. Sampai akhir hayat"

Mendengar perkataan sang Ayah. Aditya langsung menenggakan kepala, dan tersenyum. Ternyata, apa yang Aditya fikirkan selama ini salah. Orangtua nya sangat menyayangi dirinya. Lalu, Aditya berkata,

"Ayah, Ibu, maafkan Aditya ya. Aditya selama ini banyak salah sama Ayah dan ibu. Aditya berfikir kalau kalian hanya menyayangi Adira. Ternyata Aditya salah, kalian juga menyayangi Aditya"

"Ibu dan Ayah sudah memaafkan kamu sayang, jauh sebelum kamu minta maaf"

"Makasih ya Bu, Yah"

"Iya sama-sama"

"De, jujur sama mas, kenapa kamu mendadak ingin bersekolah kembali? Bukankah sama saja, di rumah pun kamu bisa belajar pelajaran seperti mereka"

"Karena Adira bosan mas belajar sendiri dirumah, hanya di temani guru privat. Adira iri melihat mereka pergi ke sekolah bersama, tertawa bersama, belajar bersama, semua nya dilakukan bersama-sama. Sedangkan Adira, tidak. Adira sendiri"

"Kamu tidak pernah sendiri. Kita disini untuk kamu, kita bersama kamu"

"Iya Adira tahu, Adira sangat tahu kalau kalian itu selalu ada untuk Adira. Tapi, Adira ingin bersekolah, Adira ingin belajar bersama teman-teman, bukan belajar sendiri.
Ini membosankan. Boleh kan Adira sekolah lagi? Adira rindu"

"Maaf sayang, untuk kali ini, Ayah tidak bisa menuruti keinginan kamu"

"Ayah jahat"

Tak terasa, ada butiran kecil yang menetes dari mata ku. Aku gagal menjaga butiran itu agar tidak menetes di pipi. Tapi, kalau kalian tahu, aku sudah berusaha untuk menjaga nya, tapi kelopak mata ku tidak cukup untuk menampung air yang sudah terlalu menggenang.
Ini menyakitkan. Keinginan ku yang sederhana tidak terwujud karena kondisi ku ini, Semesta tolong aku.

Bersambung

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang