Takdir Allah

35 3 0
                                    

Adam yang menyadari Adira tidak ada di sampingnya pun mulai sibuk mencari keadaannya,

"Adira kamu dimana?"

Hampir setiap sudut toko buku Adam lalui tapi Adam belum berhasil menemukan Adira, tiba-tiba Adam mendengar suara tangisan dan minta tolong.

"Itu seperti suara Adira. Ya itu Adira. Tapi siapa mereka?" ucap Adam

Adam segera menghampiri Adira dan berkata,

"Adira, kamu ngga papa?"

Adira memeluk Adam dan berkata,

"Adam aku takut"

"Ngga usah takut, aku disini"

🦄

"Oh perempuan cacat ini ternyata punya pahlawan"

"Ini sih bukan pahlawan kesiangan lagi, tapi pahlawan kesorean"

"Hahaha"

Adam tak tahan mendengar perkataan itu lalu berkata,

"Kalian siapa? Kenapa kalian mengganggu Adira?"

"Kita temannya"

"Ya benar kita temannya"

"Jangan bohong. Mana ada teman yang menghina temannya sendiri?"

"Iya kita bohong. Memang kenapa?"

"Kenapa kalian mengganggu Adira. Adira salah apa?!" ucap Adam

"Dia tidak salah apa-apa"

"Kenapa kalian mengganggu Adira?"

"Karena ada barang bagus. Sayang jika tidak dimainkan" berhenti sejenak kemudian berkata kembali, "Eh dihina lebih tepatnya"

"Hahaha" tawa teman-temannya

Adam yang tak tahan mendengar perkataan itu kemudian mengepalkan tangannya dan berkata,

"Untung lo semua cewek. Kalau cowok udah gue habisin!" ucap Adam

"Sabar gan. Hahaha"

"Tau nih marah-marah saja"

"Baperan banget"

"Apa lo bilang? Baperan? Hati lo dijual apa gimana? Sampai akhirnya lo ngga punya perasaan? Hahaha!" ucap Adam dengan penuh Amarah.

Adira tak menyangka Adam berbicara seperti itu, karena Adam yang Adira kenal penuh dengan kesabaran dan tak pernah berkata kasar.

"Iya lo sama pacar lo itu baperan. Dihina seperti itu aja marah. Gembel"

Adira pun akhirnya membuka suara,

"Tujuan kamu dan teman-teman mu ini apa? Padahal kita tidak saling mengenal. Kalau aku ada salah, aku minta maaf. Tapi aku mohon berhenti untuk menghina aku dan juga Adam"

"Tujuan kita itu mencari kesenangan"

Adam pun berkata,

"Oh sekarang gue paham. Lo ngga dapat kebahagiaan dirumah makanya lo cari kebahagiaan diluar rumah dan akhirnya lo membully semua orang untuk mendapat kesenangan. Haha"

Perempuan itu geram dengan perkataan Adam.

"Apa? Mau marah? Apa yang gue bilang benar semua kan? Ini bukan buat lo doang tapi buat lo semua" ucap Adam menunjuk teman-temannya yang lain.

Adira menarik tangan Adam, meminta Adam pergi dari tempat itu.

"Iya sebentar" ucap Adam kemudian berkata kembali, " Lo semua harus tahu. Dengan lo bully seseorang ngga membuat lo terlihat keren, tapi membuat lo terlihat kampungan"

"Ayo kita pergi" ucap Adam menggenggam tangan Adira

🦄

"Kamu kenapa?" tanya Adam

"Ngga apa-apa" ucap Adira

"Bohong"

"Ngga"

"Aku minta maaf udah mengajak kamu pergi ke toko buku. Jujur aku juga ngga ingin hal itu terjadi. Aku janji ngga akan ajak kamu pergi ke tempat ramai lagi" ucap Adam

"Kamu ngga salah. Aku yang salah. Aku tadi cari bukunya terlalu jauh. Jadi kamu ngga bisa melindungi aku"

"Ngga. Dalam hal ini aku salah. Kenapa aku membiarkan kamu pergi sendirian. Padahal aku sudah berjanji kepada mas Aditya untuk melindungi kamu. Tapi aku mengingkarinya" ucap Adam menunduk, lalu berkata "Aku minta maaf"

"Kamu ngga salah. Karena ini adalah takdir. Allah sudah merencanakan ini semua"

Bersambung

Aku Dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang