Part 7

120 16 4
                                    

PART 7

Sudah lima belas menit mobil jeep milik Elang terparkir di halaman rumah Sasa. Tapi cewek itu belum saja keluar setelah tadi menyuruh asisten rumah tangganya untuk menyuruh tamu ke dalam. Tapi Elang dan Jack memilih menunggu dalam mobil.

"Caelah lama beud dah, susul gih!" ujar Elang menggerakkan dagunya ke arah Jack.

"Lah kenapa gua? Cabut aja yuk, dia mah emang gak pantes ditungguin cowok-cowok keren kek kita. Banyak angkutan online yang lebih pantes buat dia tumpangin!" gerutu Jack malas.

"Lah emang ngapa? Segitu antinya lo sama dia? Besok-besok naksir rasain lo!" Elang sibuk bercermin di kaca spion. Menyisir rambut dengan jemarinya.

"Gue naksir sama dia? Sampe tukang bubur naik haji tayang lagi pun gue ogah!"

Elang berpaling dari kaca spion dan menggeretak sahabatnya itu sampai jantungan. "Cepetan lo panggil! Kalau telat jemput adek gue, kapan kita kumpul di rumah po'on?"

Jack bergegas membuka pintunya. "Yaudin deh ini demi segera ketemu dedek lo itu!" Lalu beranjak keluar menuju pintu utama rumah megah itu.

"Woy Sasa micin keluar lo!" teriak Jack sambil celingukan. Tangannya melayang bermaksud mengetuk pintu tapi yang kena malah jidatnya Sasa yang secara bersamaan keluar.

"Aw!" pekik Sasa. Jack langsung tercekat. Sasa balas menjitak jidat cowok itu berkali-kali.

"Minggir lo!" bentak Sasa sambil menoyor kepala Jack hingga menjauh. Sasa berjalan menuju mobil yang sudah lama menunggunya. Baru saja ingin membuka pintu, tiba-tiba dari belakang Jack menarik rambutnya hingga cewek itu terseret ke samping.

"Awas lo ini tempat gue! Lo di belakang aja sono berteman sepi!"

Sasa mengusap kepalanya yang sakit. Kemudian masuk dan duduk di jok belakang. Benar-benar sendirian tidak ada bahu untuk bersandar. Lalu Elang membawa mobilnya beranjak keluar dari halaman rumah Sasa.

"Lama banget sih lo, Sa! Ngapain dulu?" tanya Elang protes.

Sasa menepukkan kedua tangannya sambil menjawab, "Abis dandanlah, gunting kuku, catokan ...."

"Nyatok apaan lu? Nyatokin bibir!" sambar Jack memotong ucapan cewek di belakangnya.

"Bukan, Sapi! Emang dasar lo norak jadi cowok, pantesan rambut lo bergelombang kek kawat karatan, gak pernah dicatok sih!"

"Buseeet lancar banget itu bibir, rambut ombre kece begini mirip Hua Ze Lai dibilang kawat karatan!" Jack mendadak bercermin di kaca spion.

Sasa tergelak, "Kyaaak Hua Ze Lai itu imut, mana ada gosong kek elu. Ngaca dikit ngapa kalau mau dimirip-miripin sama bintang meteor garden!"

"Sasa ngaca juga deh lo, rambut lo ombrean juga kan sama kek curut di samping gue. Jodoh lu berdua!" gerutu Elang masih memfokuskan pandangan ke jalanan yang sangat padat merayap.

"Ogaaaahhhh!" teriak mereka berdua.

"Caelah macet!" celetuk Elang bodo amat. "Tuh kan kompakan!"

Jack yang sedang bercermin di kaca spion mendadak berpaling ke arah pengendara di sampingnya. Dua cewek cantik yang tampak menahan motor dengan kakinya. Segera saja Jack menjalankan aksinya. "Hey!" sapanya kemudian.

Merasa ada yang menyapa, dua cewek tadi menoleh ke cowok dalam mobil di sampingnya. Jack langsung menatap lurus ke jalan sambil melanjutkan ucapannya, "Hey tayo hey tayo ... dia bis kecil yang ramah, melajuuu, melambattt ...." Sambil menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang.

Spontan saja wajah dua cewek pengendara motor itu langsung merah padam. Gelak tawa Jack dan Elang menggema di seisi mobil setelah lalu lintas kembali lancar. Kecuali Sasa yang langsung menjitak kepala dua cowok itu secara bergantian.

Never Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang