Dia

76 23 4
                                    

Aku jadi teringat kembali tentang dia, seseorang yang dulu pernah mengisi hari-hariku. Membuat hariku jadi lebih indah, bercanda dan tertawa bersama, betapa indahnya waktu itu.

Setiap hari aku selalu bertemu dengannya, karena aku dan dia kuliah di tempat yang sama dan di jurusan yang sama tapi kami beda satu tahun, dia kakak kelasku.

Awal aku kenal dengannya disaat OSPEK penerimaan mahasiswa baru. Disaat aku jadi pesertanya, dia juga salah satu jadi panitia OSPEKnya. Waktu itu dia terlihat arogan, tegas, cuek tapi berwibawa dan terlihat paling ganteng diantara cowok-cowok lainnya.

Di hari pertama, kedua dan ketiga OSPEK, aku hanya bisa memperhatikan cara dia menyampaikan materi atau pun cara dia membimbing para mahasiswa baru. Ada suatu kekaguman terbersit dihatiku, tapi aku berusaha membuangnya jauh-jauh. Karena aku cukup tau diri, aku hanyalah seorang mahasiswi baru yang butuh banyak belajar dan beradaptasi oleh lingkungan baruku.

Tak terasa dihari keempat yaitu hari terakhir OSPEK, ada suatu insiden yang membuatku tak pernah lupa sampai kapan pun. Dan karena insiden itu pula lah awal perkenalan ku dengan dia.

Waktu itu disaat istirahat 15 menit dari kegiatan OSPEK, aku berjalan-jalan sendiri melihat bangunan kampus yang berdiri dengan megahnya. Mataku pun asyik melihat-lihat bangunan disebelah kananku tanpa melihat kearah depan.

Disaat lagi asyik berjalan-jalan, tiba-tiba ada seseorang yang menabrakku dan minuman dinginnya itu mengenai jaket almamaterku. jadinya basah dan tidak mungkin kupakai disaat kegiatan OSPEK.

"Sorry...sorry...aku gak sengaja, maaf aku buru-buru. Ucap cowok itu merasa bersalah, betapa terkejutnya aku saat melihat cowok itu adalah cowok yang aku kagumi beberapa hari ini.

"Oh iya gak apa-apa kok kak" jawabku sambil melihat jas almamaterku jadi basah dan melepas jas ku agar tidak mengenai baju putihku, duh gimana ini, aku bisa dimarahin batinku cemas.

"Aduh jadi basah ya jasnya, sebentar ya" kata cowok itu tetap merasa bersalah dan alangkah kaget nya aku, dia melepas jas almamaternya yang dia pakai. Dan memasangkannya kepadaku, mimpi apa aku semalam dipasangkan jas oleh cowok setampan dia, hatiku terasa berbunga-bunga.

"Terima kasih banyak ya kak, terus kakak sekarang jadinya gak pakai jas?" tanyaku heran sambil menetralisirkan perasaanku yang tadinya berbunga-bunga. Gak mungkin lah aku senyum-senyum gitu dihadapannya, nanti dikira apa...heee....

"Tenang aja gak apa-apa, nanti aku akan jelaskan semuanya ke panitia yang lain" jawabnya dengan ramah sembari tersenyum hangat padaku, aduh senyumannya itu membuatku terasa melayang.

"Ooh...sekali lagi terima kasih ya kak, nanti jasnya aku cucikan dan kembalikan sama kakak" jawabku tak kalah ramah.

"Aah santai aja, o iya dari tadi  kita belum kenalan. Kenalkan namaku Riduan Saputra, tapi panggil aja Duan" ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arahku.

"Musdalifah...panggil aja Musda, kataku sembari berjabat tangan dengan kakak ganteng itu.

"Ooh...nama yang bagus" ucapnya spontan sambil tersenyum, aku hanya diam membalas senyumannya. Soalnya aku bingung harus jawab apa, namun lagi-lagi kakak ganteng itu tersenyum hangat lagi padaku, yang membuat hatiku meleleh.

"O ya bentar lagi kegiatan dimulai, aku ke sana dulu ya" kata kakak itu permisi. "Oh iya kak, hati-hati" jawabku, dia pun cuma menganggukkan kepala sembari memperlihatkan dua jempolnya padaku tanda setuju.

Beberapa hari kemudian aku bingung kemana mengantar jasnya, karena aku lupa menanyakan kemana aku harus mengantarnya. Setelah bertanya-tanya akhirnya aku bertemu juga dengannya.

Ternyata dia kakak kelas di jurusan ku, aku pun mengembalikan jas itu padanya. Jas yang sudah ku cuci dan ku rendam lama pakai pewangi yang wanginya begitu lembut menenangkan.

Hari-hari berlalu kulewati sebagai mahasiswa baru dengan tugas-tugas makalah yang menumpuk, aku pun menjalaninya dengan sabar.

Entah dari mana awalnya aku jadi berteman dengan dia ( kakak ganteng ku ) selain baik ternyata dia orangnya rame, dan asyik diajak ngobrol. Tak jarang dia sering membantuku mengerjakan tugas-tugas kuliahku. Dari sanalah aku semakin akrab dengannya, sampai suatu saat dia mengungkapkan perasaannya padaku.

Aku sama sekali tidak menyangka, ternyata dia juga memiliki perasaan yang sama saat pertama kali mengenalku, tapi dia awalnya tidak yakin akan perasaannya. Tetapi semakin kesini dan semakin jauh hubungan ini akhirnya dia merasa yakin bahwa dia punya perasaan spesial padaku.

Aku pun menerima cintanya dengan senang hati, karena aku dari awal juga jatuh cinta padanya, betapa bahagianya aku waktu itu.

Dua tahun lebih tiga bulan berlalu kami pacaran, tanpa diduga dia yang selama ini aku banggakan selingkuh dengan teman sekelasku sendiri yang juga diam-diam menyukainya. Aku pun memutuskan hubungan secara sepihak meskipun dia mencoba menjelaskan berkali-kali itu cuma kesalah pahaman bahwa dia tidak selingkuh,  tapi aku tetap pada keputusanku ingin mengakhiri hubungan walaupun teramat berat karena aku sudah terlanjur sakit hati.

***

"Musda...Musda...panggil Rina berkali-kali, "Ehh iya Rin ada apa?" jawabku kaget dan asal padanya karena terlalu larut oleh lamunan panjangku.

"Dari tadi kamu ku panggil berkali-kali malah asyik melamun, aku ngobrol juga kamu gak perhatikan. Hati-hati pagi-pagi udah melamun ntar kesambet!" ucapnya menyeringaiku, aku hanya tersenyum menanggapinya.

Kulihat jam dipergelangan tanganku sudah menunjukkan jam 07.30 pagi, itu artinya aku harus segera ke kelas untuk mengajar, aku tidak mau buang-buang waktu lagi.

Aku pun melangkahkan kaki dengan cepat untuk menuju kelas, di tengah perjalanan ada suara laki-laki memanggil ku dari belakang. Aku pura-pura tidak mendengarnya dan mengacuhkan suara itu sambil dengan cepat melangkahkan kakiku, tapi dia tetap memanggil ku dan suara itu semakin mendekatiku di belakangku. Sepertinya dia berlari-lari kecil mengejarku.

Rasanya percuma saja aku pura-pura tidak mendengarnya, toh suara itu tepat di belakangku. Dengan kekuatan hati ku mantapkan untuk menoleh ke belakang.

Seorang laki-laki dengan perawakan tinggi berpakaian rapi sepatu hitam tepat berdiri di hadapanku sekarang.

Beberapa detik aku dan dia hanya saling pandang. Aku hanya diam membisu, rasanya bibirku tak mampu untuk berucap, benarkah sekarang aku bertemu lagi dengannya. Seseorang yang dengan susah payah kucoba lupakan. Karena terlalu banyak kenangan manis bersamanya yang selalu mengusikku.

Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya, kenapaaa....

Hhhmmm...ciee...ketemu dengan mantan nich...apakah akan ada CLBK ya diantara mereka😄

Buanglah mantan pada tempatnya..!!!

Nantikan kelanjutannya yaa...jangan lupa vote dan komennya...😊😊

Siapa CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang