Mata Musda bergerak-gerak perlahan, lalu dia mulai membuka matanya pelan dan sinar lampu reflek menyilaukan matanya yang baru saja melihat pancaran cahaya lampu di ruangan.
Dia mulai mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya, kenapa di ruangan serba putih ini dia berada. Tiba-tiba tangannya menyentuh rambut yang begitu lembut, perlahan dia mulai menengok ke arah yang barusan tidak sengaja dia pegang.
Faisal!!! dia tertidur telungkup dengan beralaskan satu tangan kanannya. Dia kelihatan tidur nyenyak sekali. Wajahnya yang menenangkan dan ketampanannya semakin terlihat disaat pria itu tertidur. Diam-diam Musda menikmati pemandangan langka di hadapannya dengan senyuman terukir dibibirnya yang masih sedikit pucat. Kapan lagi dia bisa memandangi Faisal tertidur pulas dengan tenang seperti ini.
Namun ingatannya kembali terfokus ke awal, kenapa dia bisa berada di sini. Apa sebenarnya yang terjadi padanya. Setelah meneliti di sekelilingnya dan melihat tangan kirinya yang diperban. Barulah dia sadar apa yang terjadi padanya beberapa waktu lalu. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa dia masih hidup dan masih bisa selamat!!
Rasa sesak dan hancur itu kembali menyeruak dihatinya. Hatinya kembali teriris sakit mengingat hubungannya dengan Riduan kini telah usai, rasanya bagaikan mimpi disiang bolong. Tapi ternyata dia tidak bermimpi, ini kenyataan. Musda pun mencoba mencubit tangannya, sakit pun reflek dia rasakan. Berarti benar dia tidak bermimpi, karena kembali dia berharap ini cuma mimpi buruknya. Bayang-bayang pernikahan seakan menari-nari di depan mata. Sementara Riduan dengan tega memutuskannya secara sepihak.
"Tidaaaaakkk...!!!" teriak Musda begitu keras yang otomatis mengagetkan dan membangunkan Faisal yang tertidur di sampingnya.
"Astagfirullah...Musdaa kamu udah sadar? kamu kenapa??" Faisal terlihat panik melihat Musda begitu kacau dengan mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
"Tidaaakk!!!...kenapa aku masih hidup, kenapa aku masih hiduuupp!!!" teriak Musda menjerit dan berontak. Dia mulai mengamuk histeris sambil berusaha melepaskan infus ditangannya.
"Ya Allah istigfar Musda!!" sahut Faisal bergetar sambil menahannya agar Musda tidak melepaskan cengkraman tangan Faisal yang berupaya agar Musda tidak menyakiti dirinya. Musda terus teriak-teriak menjerit melampiaskan sesak luka dihatinya.
Untunglah beberapa saat kemudian teriakannya yang keras membuat perawat yang kebetulan lewat di depan kamarnya lalu masuk dan secepatnya memeriksa keadaan Musda. Jadi Faisal tidak repot lagi keluar memanggil dokter ataupun perawat. Yang sebelumnya Faisal cukup kewalahan memeluk dan memegangi tangan Musda agar dia tidak mengamuk dan menyakiti dirinya.
Ya Allah apa yang terjadi dengan Musda!! Sembuhkan lah dia seperti semula, hamba berjanji setelah dia sembuh hamba akan menjaganya seumur hidup hamba. Hamba akan buat dia bahagia...doa Faisal terus mengiba dalam hati dengan perasaan mirisnya yang terus prihatin dengan keadaan Musda.
🍂🍂🍂
"Dia sangat terpukul dan shock akan kejadian yang menimpanya. Jadi membuat dia depresi. Untuk sementara saya akan berikan dia obat anti depresi dulu, agar dia tidak mengamuk ataupun menyakiti dirinya!" jelas dokter sembari mencatat resep obat yang akan diminum Musda.
Kini Mama Musda juga ada berada di ruangan dokter bersama Faisal.
"Dokter anak saya bisa disembuhkan kan dok? Keadaannya bisa seperti semula kan??" tanya Mamanya Musda cemas dengan suara bergetar pilu.
"Insya Allah bisa, dia cuma butuh waktu untuk menyendiri dengan tenang dan berpikir jernih. Untuk sementara hindarkan dulu dia mengingat kejadian yang membuatnya shock. Beri dia dukungan, semangat, kekuatan dan hibur dia untuk bisa kuat!" jawab dokter memberikan harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Cintaku
RomansaSeorang wanita yang bernama Musdalifah masih betah sendiri diusianya yang ke 28 tahun, ibunya sudah beberapa kali mencoba menjodohkannya dengan seorang pria, tapi Musdalifah selalu saja menolak untuk bertemu dengan pria pilihan ibunya itu, ibunya pu...