Kali ini aku ingin menulis tentang Faisal POV, karena ada berbagai macam perasaan tersembunyi dilubuk hatinya..eeeeaaaa...hehehe...biar lebih tau aja gimana perasaan Faisal sekarang pada Musda. Bukan berarti dia tidak cinta lagi pada Musda, tapi entah kenapa Faisal mulai curiga pada Musda.
Untuk Riduan...sabar dulu ya, Riduan baik-baik aja kok, biar aja penasaran tentang Riduan dipendam dulu untuk sementara waktu..😀😅
( Faisal POV )
Entah kenapa setelah pertemuan di rumahku kemaren, aku merasa kamu mulai berubah padaku. Aku tidak tau pasti apakah ini cuma perasaanku saja, atau memang benar adanya.
Yang kutau sekarang aku sangat mencintaimu, aku takut kehilanganmu. Aku tidak bisa bayangkan kalau seandainya perasaanmu mulai berubah padaku dan pergi meninggalkanku yang sudah terlanjur berharap padamu.
Setelah kamu telponan dengan seseorang kemaren di rumahku waktu itu, aku menangkap ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku, entah itu apa. Ingin sekali aku bertanya lebih lanjut siapa orang itu, dan ada keperluan apa dia menelponmu disaat kebersamaan kita berdua.
Tapi aku bukan orang yang seperti itu, aku memberikan kebebasan kamu berteman dengan siapa saja. Entah itu berteman laki-laki sekali pun, aku sama sekali tidak melarang apalagi sampai mengekangmu. Pintaku cuma satu jagalah selalu hatimu untukku, jangan ada seseorang yang berusaha masuk ke dalam hatimu, sementara hatimu sudah utuh untukku. Tolong jangan kamu bagi dengan yang lain.
Selama ini aku selalu berusaha menjaga hatiku untukmu, walaupun kuakui godaan dari luar itu pasti ada. Apalagi kita tidak mungkin selalu bertemu setiap hari, seminggu pun kadang jarang. Sementara di kantorku aku selalu bertemu dengan sekretaris perempuanku yang selalu kulihat setiap hari bahkan setiap waktu selama di kantor. Dan juga teman-teman wanitaku, yang kadang bisa bercanda dan bersenda gurau sama seperti yang lainnya, namun itu cuma sebatas pertemanan biasa tidak lebih dari itu.
Dan kamu Musda...apakah juga selalu bisa menjaga hatimu untukku, entahlah...hanya kamu dan Allah yang tau semuanya.
Aku sudah memberikan kepercayaanku padamu, semoga kamu tidak menyia-nyiakannya.
Satu hal lagi yang membuat hatiku terkejut bukan main, "kamu bilang kalau kamu ngintip, aku akan membatalkan pertunangan kita."
Semudah itukah Musda kamu bilang ingin membatalkan pertunangan kita nanti, meskipun aku tau kamu tidak serius mengucapkannya karena marah padaku yang bercanda mungkin kelewat batas, tapi tidak sepantasnya kamu mengucapkan itu.
Sungguh membuat hatiku teriris, rasanya hatiku kamu hancurkan dan kamu cabik-cabikkan begitu saja dengan ucapanmu yang mungkin kamu anggap itu sepele. Tapi tidak bagiku, walaupun aku orangnya suka bercanda dan usil, jangan kamu kira aku orangnya tidak mudah baperan oleh kata-kata seseorang.
Walaupun seorang laki-laki itu lebih mengandalkan logika dari pada perasaan, tapi adakalanya juga seorang laki-laki itu mudah tersentuh hatinya. Apapun itu...entah dari keadaan sekelilingnya atau pun ucapan. Lidah memang tak bertulang, pepatah itu memang benar adanya.
Walaupun lidah tidak bisa membunuh seseorang, tapi dengan lidah bisa menusuk hati seseorang. Makanya lidah itu lebih tajam daripada pedang.
Dengan lidahmu juga cukup mengenai sasaran didasar hatiku, yang itu rasanya sakit sekali.
Kadang kamu bawa aku terbang tinggi, menikmati indahnya panorama cintamu. Lewat gelak tawa dan candamu yang membuatku sejenak lupa segalanya, tapi setelah itu kamu hempaskan aku begitu saja.
Bagaimana tidak sakit Musda...itu terasa sangat sakit, sakit sampai ke relung hatiku yang paling dalam.
Kuakui selama ini aku memang suka bercanda dan usil padamu, dan aku entah kenapa belum bisa bahkan lebih tepatnya tidak bisa merubah sifatku itu yang sudah terbiasa sejak kecil senang usil dan puas bila melihatmu menangis karena ulahku. Tapi tentu masih dalam tahap yang wajar, aku masih bisa mengontrol diriku.
Mungkin dari candaan dan keusilan aku itulah sebagai salah satu bentuk pengungkapan rasa sayangku sama kamu, meskipun itu terdengar aneh, Tapi begitulah apa adanya aku.
Tak jarang kamu marah dan ngambek padaku. Tapi baru kali ini aku merasa kamu berbeda, membalas candaanku dengan ucapan kasar seperti kemaren. Biasanya kalau pun kamu marah oleh candaanku ucapanmu tidak sekasar itu, masih bisa diterima dan pastinya tidak membuatku sebaper seperti sekarang ini.
Musda...apapun itu jangan pernah berniat untuk berubah apalagi sampai memutuskan meninggalkanku. Sungguh aku tidak sanggup bila itu terjadi.
Ingat janji kita Musda, untuk menghabiskan sisa umur kita berdua dalam bahtera pernikahan. Aku ingin secepatnya melamar dan menikahimu, agar kamu seutuhnya bisa jadi milikku.
Lagi galau tingkat dewa nich bang Faisal...😅
Hmm...ada yang penasaran gak ya kelanjutannya, kalonya penasaran ikuti terus kelanjutan disetiap partnya, Insya Allah aku akan update ceritanya satu kali seminggu. Kalonya lebih dari itu bonus...tapi kalonya banyak banget yang minta lanjut, aku bisa pikirkan dech untuk update lebih cepat...hehehe...😄😅
O iya jangan lupa juga vote dan komentarnya ya teman-teman, kalonya bisa juga tentang penulisannya apa ada yang salah, maklum aku masih pemula. Terus alur cerita yang aku buat gimana menurut kamu, apa bisa bikin baper dan greget gitu hehe...😅 yaa...saran dan kritikan yang membangun lah.
Ok sampai jumpa lagi dibagian selanjutnya, salam hangat dariku..😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Cintaku
RomanceSeorang wanita yang bernama Musdalifah masih betah sendiri diusianya yang ke 28 tahun, ibunya sudah beberapa kali mencoba menjodohkannya dengan seorang pria, tapi Musdalifah selalu saja menolak untuk bertemu dengan pria pilihan ibunya itu, ibunya pu...