Setelah aku berusaha menguasai diri sepenuhnya, kini mengalirlah sebuah percakapan aku dan Faisal.
"Pasti Mama yang kasih tau acara ini?" tanyaku menebak dengan sekilas melirik Riduan yang dari tadi diam saja walaupun dia tetap menyunggingkan senyum ramah pada Faisal.
"Iya benar Mama kamu yang ngundang. Tadinya aku gak mau ke sini tapi setelah ku pikir-pikir ada baiknya aku memang harus datang. Semuanya udah berlalu, tidak ada yang perlu diingat. Kalau hati udah ikhlas maka semuanya akan terasa mudah, bukankah begitu?" tanya Faisal seolah bertanya balik padaku.
"I iya benar sekali, terima kasih ya udah datang. Sendirian aja gak sama pacarnya mungkin?" tanyaku asal, ada rasa yang tak biasa dihatiku saat aku bertanya demikian. Rasanya memang kurang sopan menanyakan seperti itu.
Faisal pun sekilas tertawa kecil dengan hambar lalu menjawab pertanyaan kurang etis ku itu.
"Aku belum punya pacar, punya sich dulu. Tapi sayang gak berjodoh, sampai sekarang pun belum ada yang menggantikan seseorang yang spesial itu. Gak tau sampai kapan, mungkin aku lebih nyaman sendiri seperti ini sampai tua," lirih Faisal berusaha santai walaupun ada sedikit nada bergetar saat dia mengucapkan kalimat panjang itu. Dan jawaban Faisal begitu menohok batinku sampai ke ujung hati. Mungkinkah dia akan jadi perjaka tua atau bujang lapuk sampai tua selamanya. Ada perasaan bersalah terus menghampiriku, tapi aku bisa apa. Aku hanya berusaha memilih sesuai kata hatiku. Aku berharap semoga Faisal akan segera mendapatkan penggantiku yang tentunya lebih baik lagi.
"Faisaaall kamu jangan ngomong begi...!"
Belum sempat aku ingin melanjutkan perkataanku, Faisal cepat memotong pembicaraanku dan segera berbicara pada Riduan dengan pandangan tajam menusuk. Sulit ku artikan pandangan itu, tapi aku yakin sesungguhnya saat ini Faisal belum bisa ikhlas melepaskanku. Dia hanya berpura-pura tegar.
"Dan kamu Riduan selamat ya udah mendapatkan Musda seseorang yang kujaga selama ini. Bahagiakanlah dia! jangan buat dia kecewa. Kalau suatu saat kamu bosan padanya, kamu bisa mencariku dan mengembalikannya padaku, tanganku sampai kapan pun selalu terbuka lebar untuknya. Semoga hubungan kalian langgeng bahagia selalu," ucap Faisal sembari menjabat erat tangan Riduan dengan tatapan lekatnya yang tajam.
"Jangan khawatir tentu aku akan berusaha membahagiakan Musda dan tidak akan membuat dia kecewa. Karena dari dulu aku sangat mencintainya dan aku tidak akan pernah bosan atau pun jenuh padanya. Justru semakin hari rasa cintaku padanya semakin bertambah, jadi tenang saja.." ucap Riduan ramah sambil menepuk bahu Faisal pelan.
Faisal pun hanya membalas dengan senyuman hambarnya tanpa rasa.
"Semoga kamu cepat mendapatkan pengganti!" do'a Riduan tulus dengan tatapan mata iba dan bersahabat.
"Bagiku Musda takkan tergantikan oleh siapa pun, dia begitu spesial. Tapi ya udahlah ternyata selama ini aku menjaga jodohnya orang lain," sahut Faisal sendu sambil sekilas menatapku. Ada kilatan kerinduan disana yang berusaha dia tutupi dengan sikap tegarnya di hadapanku.
Riduan pun setelah mendengar ucapan Faisal terdiam begitu saja, hanya senyuman tipis sebagai balasan dari percakapan. Rasanya dia sudah kehilangan kata-kata, tak perlu lagi dia mencari basa-basi atau pun pembelaan dari dirinya yang seakan merebut seorang Musda yang selama ini Faisal jaga. Meskipun begitu dia tetap berdo'a semoga Faisal benar-benar bisa move on dan cepat mendapatkan pengganti. Kalaunya belum hati nuraninya tidak bisa dibohongi ada perasaan bersalah sudah hadir dihubungan mereka, tapi ini tidak terlepas dari takdir yang maha kuasa.
Sebagai sesama seorang laki-laki dia paham betul perasaan dan posisi Faisal sekarang ini. Tentu tidak mudah melepaskan begitu saja seseorang yang begitu spesial dan sudah mau bertunangan, dia merasa bagaikan orang ketiga yang begitu saja hadir ke permukaan untuk menghancurkan hubungan mereka. Tapi sedikit pun dia tidak bermaksud demikian. Namun dia juga tidak berdaya melepaskan untuk yang kedua kalinya setelah bertemu permata hati yang begitu berharga yang selama ini dia cari keberadaannya.
Sudah pasti dia tidak ingin mengalah, bahkan kalau ingin bersaing dia ingin bersaing secara sehat. Rasa cintanya pada Musda tidak bisa diukur seberapa besar, saking besarnya. Hanya sikapnya yang membuktikan bahwa dia benar-benar mencintainya dan ingin memiliki selamanya sampai akhir hayat.
Pernah terbersit dipikirannya ingin mengenalkan seorang cewek teman baiknya waktu kuliah dulu untuk Faisal, berharap mereka berdua bisa cocok dan sejalan. Tapi apakah itu pantas buat Faisal, apakah dia secara tidak langsung mempermalukan harga diri seorang Faisal yang tanpa dicarikan pun sudah banyak cewek-cewek antri ingin jadi pacarnya sekaligus istrinya.
Meskipun dia berniat baik tapi belum tentu diterima baik bagi Faisal dan apa pandangannya nanti. Entahlah...Riduan masih bingung dengan perasaan dihatinya agar setidaknya sedikit bisa membuatnya lega dan tidak dihantui rasa bersalah.
Apalagi setelah mendengar pengakuan Faisal tadi yang merasa nyaman sendiri sampai tua, mungkinkah itu terjadi, hmm...entahlah.
Makin tegang aja ya perseteruan dua lelaki ganteng Faisal dan Riduan. Penasaran!!! nantikan kelanjutannya, jangan lupa tinggalkan jejak..😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Cintaku
RomanceSeorang wanita yang bernama Musdalifah masih betah sendiri diusianya yang ke 28 tahun, ibunya sudah beberapa kali mencoba menjodohkannya dengan seorang pria, tapi Musdalifah selalu saja menolak untuk bertemu dengan pria pilihan ibunya itu, ibunya pu...