Kangen

40 7 0
                                    

Halo semuanya ketemu lagi denganku di cerita ini, maaf beberapa minggu aku gak update karena di kehidupan nyata aku juga sibuk..😄 O iya terima kasih buat reader, ceritaku yang mungkin masih banyak kekurangan ini bisa tembus 1000 lebih, walaupun aku gak update tiap hari, tapi aku selalu berusaha untuk rajin update dan lebih baik lagi. Karena walau gimana pun juga ceritaku masih banyak kekurangannya..hehehe....semoga tulisanku bisa lebih baik lagi..amiiinn...

Ok itu aja curahan singkat dariku untuk kalian.

Selamat membaca..😊





Sudah tiga hari ini Riduan tidak masuk mengajar, aku pun sudah menanyakan kepada bapak kepala sekolah tentang kenapa dia mendadak tidak masuk. Bapak kepala sekolah hanya bilang dia ada keperluan mendadak jadi izin beberapa hari.

Entah kenapa ada secercah kerinduan yang aku rasakan, setelah beberapa hari tidak bertemu dengannya. Padahal walaupun biasanya bertemu aku kadang cuek dan begitu dingin padanya, nah sekarang dia tidak ada aku merasa kehilangan, apakah ini wajar...ya Allah jagalah hati hamba gumamku lirih.

Saat ini aku berusaha mencoba untuk meyakinkan hati dan menjaga selalu untuk seseorang yang kini sudah serius padaku. Tapi entah kenapa aku tidak paham disaat aku ingin mencoba menata hatiku, bayangan Riduan selalu menari-nari di mataku, ada perasaan yang sulit aku ungkapkan tentang dia.

***

Setelah memikirkan berulang-ulang, akhirnya aku putuskan ke rumah Riduan untuk mencari tau keberadaannya. Rasanya aku tidak tahan lagi menunggu sampai dia kembali mengajar yang aku belum tau pasti itu kapan.

Setelah pulang dari mengajar, aku pergi ke rumahnya menggunakan kendaraan roda duaku, memacu kecepatan sedang. Hari pun begitu terik mengiringi laju kendaranku.

Setelah beberapa lama kemudian, sampailah aku di sebuah rumah kontrakan. Rumah itu terlihat sepi seakan tak ada penghuninya, apakah Riduan ada di rumah, gumamku penasaran.

Lalu aku pun menanyakan kepada tetangga dekat rumah Riduan.

"Maaf bu saya mau nanya, Riduannya apa ada di rumah? kok kelihatannya sepi!" tanyaku heran sambil sekilas melirik rumah itu.

"Oh Duan ya"

"Iya Duan"

"Duannya udah beberapa hari ini gak nginap di rumah, katanya dia mau nginap di rumah sakit." Jawab ibu itu panjang lebar.

"Apa!  di rumah sakit, memang siapa yang sakit?" tanyaku semakin penasaran.

"Itu neneknya yang sakit, penyakit gula darahnya kambuh lagi katanya, dan harus di rawat di rumah sakit. Kasian Duan dia udah sebatang kara, cuma neneknya pengganti orang tuanya. Semoga aja dia cepat dapat jodoh dan segera menikah, biar ada yang ngurus dia. Duan itu anak yang baik, ganteng, pintar dan soleh lagi tapi sayang nasibnya aja kurang beruntung." ucap ibu itu prihatin sambil memperlihatkan wajah mirisnya.

Entah kenapa setelah mendengar ucapan ibu itu secara tidak langsung menohok hatiku, rasanya ada semacam perasaan yang begitu mengiris hatiku oleh kata-kata ibu itu yang membuatku jadi iba pada Riduan.

"Eh mbak kok melamun?" tanya ibu itu heran.

"Oh gak apa-apa bu, saya cuma kaget aja neneknya Duan masuk rumah sakit." jawabku sambil menetralisir perasaan didalam hatiku, aku juga memang kaget setelah tau neneknya Riduan masuk rumah sakit.

"Hmm mbak ini pacarnya Duan ya?" tanya ibu itu makin kepo, ya biasalah ibu-ibu rempong yang selalu ingin tau.

"Bukan bu saya hanya teman mengajarnya Duan, saya cuma bingung aja kenapa udah beberapa hari Duan gak masuk ngajar, jadi pulang ngajar sekalian saya mampir ke sini." Jawabku menjelaskan dengan sabar pada ibu paruh baya itu.

Siapa CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang