Malam ini disebuah cafe romantis yang diiringi musik biola yang merdu aku sudah berhadapan dengan seorang laki-laki yang masih menunggu jawaban kepastian dariku, dari tadi aku cuma diam membisu sibuk dengan pikiranku.
"Musda...kok diam aja dari tadi? o ya kamu mau pesan apa?" tanyanya sambil menatapku. "Kamu aja yang pesan duluan dan samakan aja pesananku denganmu" jawabku malas, "ok..." jawab Faisal singkat.
Sepertinya dia juga tidak mau berdebat masalah makanan, setelah melihat-lihat menu Faisal pun memanggil pelayan untuk memesan menunya. Padahal sebenarnya malam ini aku malas banget keluar malam jalan dengannya, karena aku masih bingung dengan jawabanku. Konflik kemaren aja masih belum selesai, walau bagaimanapun aku masih kesal sama dia, hatiku masih campur aduk oleh perasaan.
"Musda...Mus...kok melamun lagi sich?" tanyanya heran. "Oh ya gak apa-apa" jawabku asal. "Faisal..." panggilku pelan, "Iya Mus...ada apa" tanyanya lembut, "apa aku boleh menanyakan sesuatu sama kamu?" tanyaku hati-hati.
"Oh tentu aja boleh...kamu udah gak marah lagi kan sama aku? Musda...kalau kita marahan terus aku jadi gak tenang, mulai sekarang kita baikan ya, apalagi kita kan mau nikah" katanya sambil tersenyum simpul sembari mengedipkan sebelah matanya. Dihatiku tertawa geli pede banget belum dapat jawaban dari aku udah langsung ngomongin masalah nikah, tadi aku sebenarnya mau bertanya. Kok malah dia yang asyik ngomong panjang lebar, dasar laki-laki aneh...makiku dalam hati.
"Ekhmm...tadi katanya ada yang mau ditanyakan...kata Faisal mengejutkan lamunanku, "iya emang ada"...jawabku ketus.
Lalu tiba-tiba pelayan cafe membawakan makanan dan minuman yang kami pesan, nasi goreng spesial dan jus alpukat kesukaanku. Dalam hatiku berdecak kagum, kok dia masih ingat aja aku suka jus alpukat, ok aku tidak mau banyak buang-buang waktu lagi, aku harus bertanya masalah itu.
Sambil menikmati nasi goreng...aku bertanya padanya "Faisal...siapa kemaren perempuan yang jalan sama kamu di mall?" tanyaku langsung kepokok bahasan, aku malas basa-basi.
Tiba-tiba aja dia tersedek disaat minum jus alpukat, "maaf kamu kaget ya?" tanyaku merasa tidak enak, "gak apa-apa...jadi itu masalahnya yang membuatmu menghindar dari aku?" katanya sambil tertawa lepas.
"Enggak aku cuma mau nanya doang...emangnya gak boleh!" ucapku sinis.
"Musda...perempuan itu sahabatku, bentar lagi dia mau nikah. Dia minta temanin sama aku untuk pilih-pilih hadiah untuk calon suaminya, lagian dia juga udah tunangan" ucap Faisal santai.
"Ooh...tapi kenapa kamu gak bilang dulu sama aku bahwa kamu mau jalan sama dia?" tanyaku meintrogasinya, aduh kenapa aku jadi tiba-tiba lancang seperti ini... batinku.
"Ya kemaren siangnya kan aku ada chat kamu bahwa baterai ponselku lobet, power bankku juga ketinggalan di rumah tanteku, dan kebetulan juga pagi itu mati lampu makanya aku gak bisa ces HP"...ucapnya panjang lebar menjelaskan.
Aku baru ingat memang dia ada chat seperti itu tapi aku yang lupa, mungkin karena saking terbakarnya api cemburu jadi aku lupa.
"Emangnya kamu cemburu yaaa!!!"...tanyanya sambil mengedipkan mata padaku.
"Iiihh...siapa juga yang cemburu" kataku mengelak. "Gak apa-apa lagi kalau kamu cemburu, malah aku senang banget, itu artinya kamu juga sayangkan sama aku" katanya lagi menggodaku sambil mengedipkan mata. "Iihh...apaan sich" kataku sambil tersipu malu, ada rona merah dikedua pipiku. "Kamu makin tambah cantik aja kalau lagi malu begini" ucapnya sambil menatapku, "tu kan mulai lagii...kataku jutek.
Tidak beberapa lama kemudian perutku terasa sakit, aku pun cepat-cepat minta pulang. Karena ini memang sakit bulanan yang kualami, ya...aku lagi kedatangan tamu bulanan. yang hampir setiap bulan sakit yang aku rasakan, Faisal pun mengerti dan mengantarku pulang ke rumah. Tanpa menemukan jawaban dariku, mungkin lain kali diwaktu yang tepat pikirku.
Nantikan kelanjutan ceritanya yaa...😊 maaf tidak bisa update setiap hari, karena sibuk dan tergantung mood juga😀😄😄😄
Jangan lupa vote dan commentnya ok... semoga kalian suka😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Cintaku
RomanceSeorang wanita yang bernama Musdalifah masih betah sendiri diusianya yang ke 28 tahun, ibunya sudah beberapa kali mencoba menjodohkannya dengan seorang pria, tapi Musdalifah selalu saja menolak untuk bertemu dengan pria pilihan ibunya itu, ibunya pu...