Meyakinkan Hati

56 22 5
                                    

"Maaf lama menunggu" ucapku pada Faisal yang udah setia menunggu di ruang tamu. "Ohh ya gak apa-apa" jawab Faisal mengerti dan kaget dengan penampilan ku yang seperti mau siap-siap pergi jalan, "kamu mau pergi ke mana? udah rapi begini!" tanya Faisal heran.

Sebenarnya tadi aku mau janjian pergi sama temanku, tapi dia mendadak ada urusan, terus gak jadi dech" jawab ku mencoba mencari alasan. Maaf ya Faisal aku terpaksa berbohong, rasanya aku tidak tega tapi apa boleh buat, hatiku masih terasa tak berdaya.

"Wah kebetulan nich aku juga pengen ngajak kamu jalan, jalan sekarang yuk?" sahut Faisal semangat.

"Boleh tapi sebentar aja ya, sebelum magrib kita udah pulang!" pintaku mengingatkannya.

"Oke boss"...jawab Faisal sambil mengacungkan dua jempol tangannya.

Setelah meminta izin pada ibuku untuk jalan sebentar, kami berdua pun berangkat naik motor, kali ini Faisal sengaja ingin naik motornya. Biar lebih cepat dan tidak macet, daripada pakai mobilnya kadang susah kalaunya lagi macet.

Setelah sampai di tempat yang di tuju yaitu cafe ceria, kami pun duduk di paling pojok di dekat jendela. Enak sambil memandangi pemandangan danau di sore hari, cafe ini ramai di kunjungi anak-anak muda, apalagi bila disaat malam minggu tiba.

Setelah memesan makanan, yaitu kentang goreng dan roti bakar serta minuman jus alpukat untukku dan Faisal jus nangka, kami berdua pun menikmati hidangan dalam diam.

Entah kenapa aku merasa agak sedikit kaku bersama Faisal, Faisal pun sepertinya juga demikian. Apakah karena sudah semakin jarang bertemu ditambah karena habis dia yang membuatku jengkel kemaren, suasana jadi dingin seperti gunung es.

"Faisal"...

"Musda"...

Tiba-tiba kami secara bersamaan memanggil nama masing-masing.

"Kamu aja yang duluan" ucapku mengalah..."kamu aja"...sahut Faisal sembari tersenyum, "enggak kamu aja" jawabku sedikit memaksa.

"Baiklah aku yang duluan, Musda aku minta maaf kalau aku ada salah sama kamu. Kayaknya belakangan ini hubungan kita semakin renggang" ucap Faisal sendu dan matanya kian teduh memandangku.

"Iya aku juga gak tau kenapa hubungan kita jadi renggang" jawabku sambil menunduk, bingung memikirkan hubungan yang belum ada kepastian ini.

"Musda"...Faisal memanggil ku sembari memegang tangan kanan ku dan meremasnya lembut.

Reflek aku seperti seakan kena setrum aliran listrik, genggaman tangannya begitu hangat. Dari genggaman tangannya aku bisa merasakan betapa berharapnya dia padaku.

"Musda...aku merasa belakangan ini juga kamu seperti menghindariku. Kenapa Musda! asal kamu tau, aku ingin hidup berdua sama kamu, selamanya...aku gak mau kehilangan kamu, aku gak bisa tanpa kamu Musda...karena aku sayang banget sama kamu. Aku gak tau apa aku cuma bertepuk sebelah tangan"...ucap Faisal tertunduk miris seakan setengah putus asa.

Melihatnya seperti itu, aku merasa tidak tega membiarkannya rapuh akan perasaannya, hatiku semakin berdesir hebat setelah mendengar semua kalimat nya tadi. Setelah sejenak suasana menjadi hening lalu aku bicara padanya.

"Faisal...a aku juga sayang sama kamu" jawab ku terbata dan mencoba meyakinkan hatiku bahwa tidak ada orang selain Faisal di hatiku, bukankah dari dulu aku juga sayang sama dia, batin ku dilema.

"Benarkah"...tanya Faisal mengangkat wajahnya dengan mata berbinar bahagia.

"Iya benar"...jawab ku mantap dan tersenyum padanya.

"Alhamdulillah...jadi kamu mau jadi istri ku dan ibu dari anak-anak kita nanti?" tanya nya semangat sembari tersenyum bahagia, seakan senyumannya tak lepas dari wajahnya saking senangnya.

"Hhmmm...mau gak yaa...ku pikir-pikir dulu dech" jawab ku menggoda nya, kali ini aku yang ngerjain dia, batin ku bersorak.

"Iih...mulai nakal yaa...jelas-jelas kamu pasti mau iya kan?" tanyanya sambil mencubit hidungku gemas.

"Aduh sakit"...ucap ku sambil memegangi hidungku habis dicubit.

"abiss nya gemes sich!! sahut Faisal sambil mengedipkan sebelah matanya genit.

Aku jadi tertawa di buatnya, sepertinya aku harus lebih memantapkan hatiku bahwa Faisal lah cinta sejatiku.

"O ya hari minggu nanti kamu pasti datangkan? ada kejutan lho buat kamu!" ucap Faisal membuat ku penasaran, "emangnya kejutan apa?" tanyaku semakin penasaran.

"Ya ada dech pokoknya, kalau dibilangin duluan bukan kejutan lagi namanya. Makanya kamu harus datang"  ucap Faisal santai.

"Ooh...iya dech nanti ku usahakan" jawab ku sambil melepaskan tanganku dari genggaman tangannya yang sedari tadi belum juga ku lepaskan, risih juga rasanya takut dilihat orang sekitar.

"Kenapa di lepas" tanya Faisal heran.

"Gak apa-apa... gak enak di lihat orang" jawab ku mencoba mencari alasan, padahal rasanya telapak  tanganku juga udah berkeringatan dari tadi.

Setelah ngobrol-ngobrol santai dan menikmati makanan dan minuman yang ada, Faisal pun mengantarkan ku pulang ke rumah. Di perjalanan hatiku rasanya berbunga-bunga, rasanya sulit ku ungkapkan dengan kata-kata, pokoknya bahagia.

"Kalaunya takut jatuh pegangan aja?" ucap Faisal sambil mengendarai kendaraan roda duanya dengan kecepatan sedang.

"Gak apa-apa kok, asal kamu aja jangan terlalu kencang jalannya" sahutku di belakangnya sambil memandangi jalan-jalan.

Sesampai di rumah aku merasa bahagia sekali, apalagi hari minggu ini akan kembali bertemu dengannya. Di tambah katanya ada kejutan untukku, aku jadi semakin penasaran kejutan apakah itu!! sepertinya istimewa, entahlah..aku jadi tidak sabar menunggu hari minggu. Kini aku di kamar merebahkan diriku sembari memandangi langit-langit kamarku dan mendengarkan bunyi detak jam weker di kamarku.

Beberapa saat kemudian aku jadi teringat Riduan, setelah membatalkan janji ketemuan dengan Riduan siang tadi aku sengaja mematikan ponsel ku supaya tidak ada yang mengganggu acara ketemuan ku dengan Faisal.

Lalu aku pun menyalakan ponsel ku, tiba-tiba ada beberapa chat dari Riduan yang belum sempat aku baca karena tadi bergegas menemui Faisal.

Ku buka chat dari Riduan satu persatu dan ku baca, ternyata dia ingin mengajakku ketemuan hari minggu nanti, sebagai gantinya karena tidak jadi ketemuan hari ini.

Tadi aku sengaja membatalkan janji ketemuan dengan Riduan dengan alasan ada urusan mendadak dengan keluargaku, untungnya dia coba mengerti. Walaupun dia sangat kecewa dan sudah di pertengahan jalan, maafkan aku Riduan, aku tak bermaksud membohongimu.

Sepertinya aku memang harus jujur pada Riduan bahwa aku sudah punya Faisal teman masa kecilku sekaligus calon suamiku agar dia berhenti berharap padaku. Kasian juga anak orang jadi digantungin, semoga dia mengerti.




Semoga Riduan mengerti yaa...🤔🤔


Tinggalkan lah jejak setelah membaca ceritaku, jangan lupa vote dan komennya, biar aku tambah semangat melanjutkan ceritanya, menurut kalian apa cerita ini sebentar lagi akan tamat atau ada konflik baru yang bermunculan???
silahkan komen di bawah ya teman-teman😊😊👇👇

Siapa CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang