Memecahkan Masalah

19 5 6
                                    

Jam lima sore lewat sepuluh menit kini Faisal sudah sampai di depan rumah Kinan. Dia sengaja tidak ingin masuk ke dalam karena pasti akan memakan waktu yang cukup lama. Faisal ingin terlebih dulu bicara dari hati ke hati pada Kinan lalu setelah itu disusul pada kedua orang tua Kinan.

Kinan dengan cepat menghampiri Faisal yang sudah menunggu di depan halaman rumah Kinan, beruntung kebetulan kedua orang tuanya sedang tidak ada di rumah, kalaunya ada pasti Faisal disuruh mampir dulu.

Setelah Kinan masuk ke mobil Faisal, kini mobil melaju dengan tenang. Ada perasaan lega dihati Faisal bisa bertemu dengan Kinan lalu akan membicarakan semuanya.

"Maaf tadi ada sedikit macet, jadi agak telat!" ucap Faisal memecah keheningan diantara mereka sambil fokus mengemudi dengan pandangan mata ke depan.

"Ya tidak apa-apa" jawab Kinan sekilas melirik Faisal lalu kembali pandangan lurus ke depan memandangi jalan raya. Sambil berpikir kenapa Faisal mengajaknya ketemuan.

Sepanjang jalan mereka cuma berbasa-basi ria dan tidak terasa kini mereka sampai di sebuah taman pusat kota, kini Faisal dan Kinan duduk saling berhadapan pada kursi yang terbuat dari batang pohon besar sebagai tempat duduk dan meja bundar papan di tengahnya.

Taman ini terlihat cukup ramai di sore hari, banyak anak-anak bermain sepatu roda atau jalan bersama kedua orang tuanya. Tak ketinggalan remaja putri yang lagi duduk berkencan saling bercanda tawa.

Faisal menghembuskan nafas perlahan mencoba menyiapkan mental untuk mengucapkan semuanya. Memberi sejenak sedikit ruang batinnya untuk menata kalimat agar lebih siap.

Kinan yang melihat sikap Faisal jadi tersenyum geli.

"Kayaknya serius banget nich yang mau diomongin!" lirik Kinan sekilas lalu asyik kembali dengan pandangan melihat seorang keluarga muda yang tengah berjalan santai sambil mendorong stroller mereka. Terlihat di dalam stroller ada bayi mungil yang sangat lucu.

"Begitulah...apa kamu udah siap mendengarkan?" tanya Faisal memastikan Kinan untuk memasang telinganya baik-baik.

"Hmm iya dari tadi malah, jangan kamu kira mataku memandang ke sana ke mari tapi telingaku gak fokus. Telingaku tetap bisa mendengarkan dengan jelas." Sahut Kinan yang kini matanya memandang ke arah Faisal.

"Oke baiklah...langsung aja, aku ingin kita membatalkan perjodohan ini, karena sebenarnya ada wanita lain yang...

Belum sempat Faisal melanjutkan bicaranya Kinan dengan cepat memotong pembicaraan Faisal.

"Udah kuduga...akupun sebenarnya sama sepertimu, juga udah memiliki kekasih yang hubungan kami udah lima tahun sejak aku masih kuliah dulu. Itulah sebabnya awalnya aku juga sangat menentang perjodohan ini dan bertemu denganmu waktu itu di cafe, tapi karena Ibuku memaksaku, jadi tidak ada pilihan lain. Sebenarnya aku juga mau jujur soal ini tapi mencari waktu yang tepat dan kebetulan kamu udah memulainya lebih dulu. Aku sangat bersyukur..." Ucap Kinan terharu dan senang dengan senyum yang merekah sempurna. Ada binar kebahagiaan dimatanya.

"Waah alhamdulillah...setidaknya satu masalah sudah selesai, sekarang masalah selanjutnya kita harus jujur pada orangtua kita masing-masing. Semoga mereka mengerti..karena Ibuku sangat kekeh ingin menjodohkan aku dengan kamu, Ibuku sangat keras kepala. Beda sekali dengan Ayah yang lebih bijak dan mengambil jalan tengah," lirih Faisal sendu mengingat kedua orangtuanya berdebat beberapa jam yang lalu.

"Sebenarnya kedua orangtuaku pun juga sama-sama punya watak yang keras, tapi adakalanya mereka bisa mengerti dan saling mengalah. Itulah yang membuat mereka bertahan sampai sekarang, ya walaupun tanpa sengaja kudengar kadang ada keributan-keributan kecil mewarnai hari mereka. Tapi sebagai anak aku bisa apaa..hanya bisa nurut walaupun ingin menentang malah nanti dikira membangkang walaupun sebenarnya tidak seperti itu" sahut Kinan tersenyum hambar.

"Ternyata kita sama memiliki orang tua yang keras, tapi dibalik kerasnya mereka, mereka pasti ingin yang terbaik buat kita. Walaupun terkadang harus memaksakan kehendak dan belum tentu itu sesuai pilihan kita.." ucap Faisal mengerti dan melirik Kinan iba.

"Ya betul sekali...ternyata kita nyambung banget ya bicara soal orang tua..heheee..." sela Kinan sembari tertawa renyah.

"Iya kita cocoknya jadi sahabat, bukannya sepasang kekasih..sahut Faisal mengiyakan.

"Hmm dari awal ketemu juga aku bertekad ingin bersahabat dengan kamu, bukan sebagai kekasih heheee...sekarang kita harus cari cara buat supaya mereka mengerti dan tidak memaksakan meneruskan perjodohan ini.."usul Kinan semangat.

"Ya tentu..." ucap Faisal seraya mengulurkan tangan dengan tersenyum manis.

"Apaan nich?" tanya Kinan memicingkan mata heran.

"Sebagai awal persahabatan kita, dan janji tidak ada perasaan apapun kecuali perasaan sayang sebatas bersahabat!" ucap Faisal masih sambil mengulurkan tangan dengan senyuman manisnya.

"Ya elaaahh...Faisaaal..Faisaaal...selain ganteng kamu itu rupanya juga lucu ya. Aku kira lucunya cuma berani di chat aja..heheee...tenang aja aku juga udah cinta mati sama pacarku makanya aku gak mau dijodohin segala. Ya udah mulai sekarang kita bersahabat." Kini Kinan membalas jabatan tangan Faisal dan tertawa bersama.

🍂🍂🍂

Dua hari kemudian...

Di ruangan yang masih serba putih kini Musda termenung sendirian ditemani Ibunya. Musda masih banyak diam meskipun sesekali dia berbicara pada Ibunya tentang keadaannya. Ibunya pun tidak mau terlalu banyak menceritakan semuanya takut Musda mengamuk lagi karena sekarang keadaanya belum pulih dan stabil seperti biasanya. Meskipun Musda terlihat lebih tegar dari kemarin.

Sore sepulang kerja Faisal menjenguk Musda di RS. Faisal masuk perlahan setelah mengetok pintu ruangan Musda dan dibukakan pintu oleh Mama Musda. Mama Musda pun mengerti yang sengaja membiarkan mereka berbicara berdua. Sekarang hanya ada Faisal dan Musda di ruangan.

Faisal menarik kursi untuk berada di samping Musda. Musda tampak melamun ke arah samping dengan tatapan kosong.

"Musda...apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Faisal perlahan sambil memandang lekat wajah Musda dari samping yang masih termenung.

Suasana hening sejenak.

"Hidupku udah hancur, semuanya berantakan!" gumam Musda pelan dengan datar.

"Musda...kini aku mohon pandanglah aku..." pinta Faisal memohon sambil meraih tangan kanan Musda dan menggenggamnya erat.

Lalu Musda pun menoleh Faisal dan kini mereka bertatapan.

"Musda...masih ada aku yang selalu ada untukmu, aku siap menggantikan semuanya. Aku tidak ingin kamu tersakiti lagi, bahkan aku tidak rela jika kamu tersakiti lagi. Jadi aku siap menggantikan semuanya!" ucap Faisal dengan tatapan serius pada Musda.

"Maksud kamu?" tanya Musda mengerutkan kening heran belum mengerti.

"Aku yang akan menikahimu, karena aku sangat mencintaimu. Meskipun aku tau mungkin kamu tidak mencintaiku, tapi izinkan lah aku untuk menjagamu seumur hidupku. Masalah perasaan aku tidak memaksakan kamu harus mencintaiku, bisa hidup selalu bersama denganmu aja itu udah cukup. Dan aku akan membahagiakanmu, jadi aku rela melakukannya agar bisa selalu melindungimu sampai akhir hayatku!" Ucap Faisal serius lalu mencium punggung tangan Musda lembut dan membelainya sayang dengan mata berkaca-kaca.

Musda yang mendengar itu semua tak kuasa menahan air mata haru. Dia tidak tau sekarang perasaannya seperti apa, yang jelas campur aduk tidak karuan. Seandainya Faisal tau sejak dulu sampai sekarang Musda tetap mencintainya. Tapi karena kata hati Musda harus memilih Riduan waktu itu, namun keadaannya sekarang berbeda.

"Faisal kamu begitu baik..." sahut Musda disela isak tangisnya. Dia tidak sanggup lagi meneruskan kata-katanya.

Faisal memeluk Musda dan menangis bersama dalam pelukan. Semua rasa mereka tumpahkan dalam air mata. Dihati Faisal tulus ingin menjaga dan melindungi Musda seumur hidupnya. Dia juga begitu tersiksa melihat perempuan yang dicintainya menderita dan tersakiti.


Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya teman-teman biar aku lebih semangat melanjutkan cerita ini. Maaf jarang update karena mood yang lagi naik turun..heheee...

Tidak lupa kuucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan, semoga kita semua sehat selalu dan selalu dalam lindunganNya, aamiin..😊😊

Siapa CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang