Khusus POV Riduan

35 5 9
                                    

Assalamu'alaikum...ketemu lagi dicerita Abang Riduan..heheee...😆sebelumnya saya mau kasih info dulu sedikit.

Karena disini saya masih pemula dan masih banyak belajar dalam hal kepenulisan, jadi saya lebih sering menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu cerita lebih banyak menceritakan tentang Musda. Tetap ada juga yang lain tapi dengan menggunakan Pov seperti ini, agar kalian lebih mengenal karakter atau isi hati tokohnya masing-masing. Sebenarnya saya juga kepengen menulis seperti kebanyakan orang menggunakan berbagai macam sudut pandang, tapi nanti adalah waktunya. Saya juga pengen keluar dari zona nyaman dalam hal menulis, gak hanya menggunakan sudut pandang pertama mulu, dan pengen mengasah kemampuan saya dalam hal menulis tapi ya semua itu ada waktunya...untuk saat ini sebagai seorang pemula saya mulai mana yang merasa lebih bisa terlebih dahulu, ibaratnya dari yang mudah dulu lalu bertahap menuju yang sulit, jadi intinya jangan heran kenapa dicerita saya ini ceritanya kebanyakan tentang Musdaaa...aja. Semoga gak bosan ya heheheee...kiranya itu aja sekilas info dari saya, semoga masih senang membaca dan mengikuti cerita saya yang masih pemula ini, dan saya ucapkan terima kasih bagi yang udah setia membaca cerita ini..😊

Riduan Pov




Sejak liburan sekolah ini, kita hanya satu kali bertemu, ada kerinduan yang teramat sangat didada setiap kali mengingat namamu. kamu bilang ada masalah dengan Ibumu tentang hubungan kita, yaitu Ibumu tidak merestui hubungan kita.

Taukah kamu...betapa hancur perasaanku saat tau Ibu kamu tidak merestui hubungan kita, aku seakan seperti merasa seorang terdakwa yang sudah jelas-jelas salah jadi orang ketiga dalam hubungan kalian. Tapi sedikit pun aku tidak bermaksud seperti itu.

Mau bagaimana lagi, aku tidak bisa melepaskanmu bahkan rasanya aku tidak berdaya, rasanya rasa ini sudah tertanam kuat dihati sulit untuk dicabut sampai ke akar-akarnya. Aku tidak ingin kehilangan kamu lagi untuk yang kedua kalinya, sudah cukup aku merasakan sakit menahan perihnya hati disaat tidak bisa melihat senyum manismu dan kepercayaanmu lagi.

Rasanya sakit...sakiiitt sekali, hatiku hancur berkeping-keping berantakan disaat aku kehilanganmu. Hatiku suram dan hampa, tidak ada lagi yang membuat hari-hariku bersemangat dan ceria tanpa adanya hadirmu. Tiap hari aku bagaikan bocah ingusan yang bawaannya cuma ingin menangis dan menangis karena semakin hari kepedihan kehilanganmu semakin terasa begitu menusuk-nusuk hatiku. Kenangan kita selalu membayangi dan menyiksaku batinku, ingin sekali kumusnahkan semuanya tentang dirimu tapi aku tidak bisa melakukannya. Rasanya aku hampir gila karena kehilanganmu Musda.

Aku memang lemah, rapuh bahkan sangat rapuh. Hanya karena wanita aku merasakan hancur tak berdaya, itu karena aku sangat mencintaimu. Aku sudah serahkan hati dan semua harapanku kepadamu. Yang akibatnya disaat berpisah aku merasakan patah hati luar biasa.

Makanya itu aku tidak ingin lagi sekarang kehilanganmu, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan terindah ini. Dipertemukan kembali denganmu di tempat kita mengajar merupakan suatu anugrah buatku yang dulu awalnya aku sempat rapuh menjalani hari-hari tanpamu, kini bagaikan ada cahaya kembali menerangi hidupku sejak kemunculanmu, ada harapan baru yang tumbuh kian mekar dihatiku.

Musda...jika tidak karena semangat dan dukungan dari Nenek mungkin sekarang aku tidak bisa berdiri tegak seperti sekarang ini. Nenek adalah satu-satunya keluargaku yang sangat tulus menyayangi dan mengerti keadaanku. Nenek selalu memberikanku nasehat dan petuah-petuahnya setiap hari, sampai akhirnya aku kembali bangkit dan mencoba memulai dari nol lagi menata hatiku perlahan-lahan.

Aku sangat bersyukur takdir mempertemukan kita kembali, yang bertahun-tahun kita tidak pernah lagi bertemu sejak kamu lulus dan menjadi seorang sarjana. Setelah itu aku kehilangan jejakmu, kamu bagaikan hilang ditelan bumi. Semua nomor telponmu tidak aktif, bahkan saat itu kamu sudah pindah kost karena sudah lulus dan sampai kamu pindah rumah yang alamatnya aku tidak tau. Sejak saat itu aku merasa kamu sengaja menghindariku, aku pun mulai putus asa mencari keberadaanmu. Sampai aku berpikir sejauh apapun kamu berlari menghindariku tapi kalau memang kita suatu saat ditakdirkan berjodoh, kamu takkan bisa menghindar lagi atau pun menolaknya. Yang sampai akhirnya tanpa diduga kita dipertemukan lagi olehNya, semoga ini memang awal yang baik meskipun kutau jalannya berliku.

Aku memang terlalu pede dan optimis kembali mengharapkanmu, karena dengan rasa optimis lah yang mampu semakin membuat semangatku berkobar-kobar dan menggebu. Aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu.

Seperti tadi malam kamu menelponku dan bilang ada titik terang tentang hubungan kita, yaitu Ibu sudah merestui hubungan kita.

Betapa bahagianya diriku setelah mendengarnya, sujud syukur pun kulalukan saking senangnya atas jalan yang sudah dikehendakiNya.

Ingin sekali aku secepatnya melamarmu, tapi berhubung kamu masih berlibur di rumah Bibimu, maka aku berusaha bersabar menahan gejolak kerinduan di hati. Dan sekaligus menyiapkan untuk lamaranku nanti, semoga semuanya berjalan lancar dan kamu memang jodohku Musda.....





Nantikan kelanjutannya, dan jangan lupa tinggalkan jejaknya ya...

Siapa CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang