Ovel sudah memikirkannya matang-matang. Bahkan bagian belakang buku catatan sejarah miliknya yang seharusnya bersih itu sekarang sudah tidak berbentuk lagi.
Dari awal pelajaran dimulai, Ovel sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Menyusun rencana 'kencan pertama' -nya lagi. Ini pertama kalinya bagi Ovel pacaran, jadi kencan pertamanya juga harus berhasil, tidak peduli rencana itu gagal untuk keberapa kali pun.
Jadi disinilah Ovel sekarang. ia masih menunggu di gerbang sekolah pukul setengah tiga sore disaat semua orang sibuk pulang kerumah masing-masing. Ia mengecek jam tangannya berkali-kali. Baru berjalan 10 menit sejak Ia menunggu di depan gerbang sekolah dan ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dylan. Dan ketika ovel melihat pemuda itu dari kejauhan, ia mulai berteriak, memanggil nama Dylan dan mulai melambaikan tangannya."Kita kencan hari ini." ucapnya sesaat Dylan sampai ditempatnya berdiri.
"Kencan lagi? Kenapa hari ini. aku sudah ada janji dengan temanku. "
Ovel yang hendak mengamit tangan Dylan dengan tangannya mengurungkan niatnya."Tapi ini kencan pertama kita. Kita cukup membeli minuman saja kok "
"Tidak bisa. Janji ini tidak boleh dibatalkan. Besok-besok saja bagaimana?" Dan gadis itu hanya mengangguk lemah. Memasang wajah cemberut berharap Dylan peka. Namun pemuda itu tidak menunjukkan reaksi apapun.
"Setidaknya antarkan aku pulang bagaimana? Aku kan pacarmu."
Ia bersuara lemah. Kecewa sekaligus kesal. Tatapannya pada Dylan tidak pernah beralih, mencoba untuk mengamati raut wajah Dylan saat mendengar permintaan yang menurutnya sederhana itu. Lagipula itu bukanlah hal yang menyusahkan mengingat rumah mereka yang memang searah.Ovel masih menunggu Dylan memberikan jawaban, cukup lama memang. Mata pemuda itu masih saja bergerak liar, mengamati semua siswi yang keluar dari gerbang sekolah.
"Bagaimana?" Ia kembali bertanya. "Bisa antarkan aku pulang?" Dylan terlihat ragu, masih tidak menjawab pertanyaan Ovel. Dan tanpa basa basi lagi, gadis itu mulai naik keatas motor Dylan, membuat pemuda yang masih menatap kerumunan siswi-siswi itu terkejut.
"Ayo. Antarkan aku pulang." Suara ovel tidak lagi terdengar lemah, namun bersemangat sekarang. Ia tersenyum senang, untuk pertama kalinya Dylan melihat gadis yang selalu memasang wajah datar itu tersenyum.
"B-baiklah"-Everlyzd-
KAMU SEDANG MEMBACA
Unnoticed (COMPLETE)
Teen FictionFollow dulu sebelum baca yaa Lovelia Anastasia. Si wajah datar tanpa ekspresi tiba-tiba saja 'nembak' seorang cowok yang ditemuinya didepan sebuah cafe hanya karena saran dari kakaknya Dylan Dirgantara namanya. Bukan Dylan yang selama ini kalian ke...