Rindu?

5.8K 546 57
                                    

Dan malam itupun tiba, Kim taehyung sedang dalam perjalanan memenuhi undangan eomma Irene beberapa hari yang lalu. Rencana awal dia tidak berniat untuk datang, tapi karena eomma Irene yang menelpon langsung tempo hari membuatnya mau tidak mau harus datang.

Setengah jam berkendara mobil taehyung mulai menepi disebuah hotel yang sudah dijanjikan. Lelaki itu keluar dan memberikan kunci mobilnya pada penjaga agar memarkirkannya. Kim taehyung berjalan menuju restoran yang terletak tak jauh dari pintu masuk.

"Kim taehyung disini" dari jarak tak terlalu jauh seorang wanita paruh baya dengan dandanan modis melambaikan tangan kearahnya.

...

"Kau malam ini begitu pendiam, apa ada yang salah?" Tanya eomma Irene heran.

"Ani, gwenchana.. hanya saja aku mungkin agak lelah karena jadwal mengajar yang tak tentu" jawab taehyung berusaha terdengar senormal mungkin.

Tidak hanya berdua disana tentu saja ada Irene yang sejak tadi terus tenang dalam kegiatan makannya tanpa niat untuk bersuara. Ia hanya mendengarkan percakapan percakapan singkat antara ibunya dan taehyung.

"Ngomong2 Kim taehyung, bagaimana menurutmu tentang rencana ayahmu dan appa irene?"

Taehyung sejenak diam, melirik pada Irene dan beralih pada eomma nya.

"Rencana apa yang bibi maksud?" Lelaki itu mencoba berbasa basi.

"Apa Irene belum menyampaikan soal pernikahan?"

"Akh.. itu, aku sudah dengar dari Irene beberapa hari yang lalu"

"Baguslah jadi tidak perlu membicarakannya dari awal" jawab eomma Irene dengan penuh senyuman.

"Tapi aku rasa, aku tidak bisa menikah secepat itu" sangkal taehyung, kedua tatapan itu bertemu. Tentu saja eomma Irene terkejut.

"Cepat? Bukankah di usia segini sangat pas untuk kalian berdua menikah?"

Irene hanya menundukkan wajahnya enggan menatap siapapun. Ia sudah menduga tentang ini sebelumnya.

"Tapi aku belum mau menikah"

"Wae? Kau dan Irene sudah mengenal sejak lama, apa lagi yang harus ditakutkan"

"Justru karena sudah mengenal sejak lama membuatku sedikit agak canggung"

"Kau membuatku tidak mengerti" sungut eomma Irene.

"Aku dan Irene sudah lama saling mengenal sebagai sahabat baik, aku bahkan sudah menganggapnya seperti saudariku sendiri. Dan karena itulah jadi sangat canggung saat kita harus menikah" jelas taehyung.

"Heeeh...." eomma Irene menghembuskan nafas berat, membuang tatapannya sejenak.

"Apa kau sudah membicarakan ini dengan appa mu?"

Lelaki itu hanya menggelengkan kepala, karena memang ia belum sempat berbicara apalagi bertemu dengan ayahnya.

"Kalau begitu coba bicarakan" setelah mengucapkan itu eomma Irene pun beranjak dari duduknya dan berpamitan untuk pergi lebih awal. Tinggalah Irene dan taehyung dimeja makan.

"Kau menolakkku" gumam Irene setelah beberapa saat hening.

"Aku sudah katakan dari awal"

"Bodoh"

"Seharusnya kau sudah menyampaikannya pada eomma mu"

"Apa kau fikir eomma akan mendengarkan perkataanku begitu saja, kukira kita sudah menganal keluarga satu sama lain sejak lama" Irene pun berdiri ikut menyusul eomma nya pergi dari sana, meninggalkan Kim taehyung sendiri.

"Karena itulah aku tau kau bahkan belum bicara apapun pada eomma mu" gumam taehyung tanpa perduli Irene mendengarnya atau tidak.

...

'Saem jaketmu tertinggal di rumahku, apa aku perlu mengantarkannya?'

Begitulah isi pesan singkat dari gyuri yang baru saja diterima oleh taehyung. Saat ini lelaki itu sedang berkendara menuju apartemen miliknya. Ada lampu merah ia pun menyempatkan membalas pesan gyuri.

'Jangan, biar aku saja yang mengambilnya lusa'

'Wae? Bukankah kau sibuk?'

'Kau bahkan lebih sibuk'

'Ani'

'Berisik sekali, apa sebegitunya merindukan aku?'

"Ck" decak gyuri setelah membaca pesan dari Kim saem.

'Bapak tua ini mulai narsis ya' gyuri tersenyum evil setelah mengirim balasan pesannya pada taehyung.

Berbeda dengan sang pengirim, Kim taehyung justru mendengus membaca pesan itu.

"Yak. Apa maksudnya dengan ahjussi, anak muda zaman sekarang benar benar kurang pelajaran sopan santun"

Saat lampu lalu lintas berubah hijau tanpa berfikir lagi taehyung memutar stirnya bukan lagi ke apartemennya tapi kerumah gyuri. Gara gara pesan singkat tadi membuat taehyung tak tahan untuk tidak memberi pelajaran pada gyuri.

Tepat pukul 11:30 pintu rumah gyuri diketuk dari luar. Beruntung gadis itu belum tidur jadi sitamu masih punya kesempatan untuk bertemu.

*cklek..

"Saem" gumam gyuri saat melihat siapa yang tengah malam bertamu kerumahnya dengan setelan jas yang rapih.

"Kau belum tidur? Menungguku datang?" Sapa taehyung.

"Ani, aku baru mau pergi tidur. Tapi kau datang bertamu malam malam" sindir gyuri.

"Bukankah kau yang mengirim pesan dan rindu padaku" sambil berucap taehyung menerobos masuk dan duduk dimeja makan kecil gyuri yang nampak masih berantakan.

"Ck, ini jaketmu dan pergi sana aku mau tidur"

"Tega sekali, padahal aku baru saja sampai"

"Tapi ini sudah sangat malam aku harus tidur dan bekerja pagi pagi besok"

Taehyung diam sejenak menatap rendom sambil tersenyum bodoh. Hanya gyuri yang tau sisi taehyung yang satu itu, idiot.

"Kalau begitu ambil jaket itu pakailah agar selalu hangat dan..."

"Wae?"

"Beri aku kecupan lalu aku akan pulang"

"Apa kau gila!" Seru gyuri sambil melitoti taehyung.

"Agar kita tidak saling rindu nanti, palli" taehyung menggeser kursinya mendekat pada gyuri yang masih berdiri kaku di tempatnya.

"Ck, jinjja. Cepat pergilah" ucap gyuri sambil menarik salah satu lengan taehyung. Tapi apa boleh buat dari ukuran jari pun mereka sudah berbeda jauh, tenaga gyuri bahkan tidak bisa menggeser sedikit saja posisi taehyung.

"Arraso di kening saja, aku tau kau malu" taehyung menunjuk kearah keningnya.

Gyuri menarik nafasnya dalam dan membuangnya kasar. Entah berapa usia taehyung saat ini, ini begitu kekanakan sungut gyuri dalam hati.

"Arra!"

Dengan kesal gyuri mengulurkan tangannya, menarik kepala taehyung yang lebih pendek darinya karena posisi lelaki itu masih duduk.

*cup

Kecupan kecil berhasil mendarat di kening taehyung. Kini panas sedang menjalar di wajah gyuri.

"Sudah, pergi sana" gadis itu tak berani menatap kearah taehyung.

"Oke, aku pulang sekarang. Anyeong"

"Jeongmal! malam ini aku tidak akan bisa tidur" gumam gyuri.

Next or No?

My Lovely teacher || KtH~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang