Pagi pagi sekali tidak biasanya tiga orang yang berstatus ayah dan anak-anak itu berkumpul di satu ruangan. Mereka memutuskan untuk bertemu dan sarapan bersama.
Jeon jungkook dan Kim taehyung dua lelaki yang berstatus saudara tiri duduk saling berhadapan bersama ayah mereka.
"Tidak terasa kalian sudah besar sekarang" gumam tuan Kim membuka percakapan pagi.
"Tentu saja ayah apa kau fikir kita akan menjadi kecil terus" gurau jungkook terdengar akrab.
Sejak tadi jungkook dan tuan Kim terus beradu candaan. Tapi berbeda dengan taehyung, sejak tadi lelaki itu hanya diam dan fokus pada makanannya.
"Apa makanannya begitu enak sampai lupa diri?" Pertanyaan tuan Kim kali ini menuju pada taehyung. Dengan enggan ia mengangkat kepalanya menatap pada sang ayah.
"Makanan masakan eomma memang selalu enak" itu pujian yang di ucapkan dengan datar ala taehyung.
"tadinya aku akan berbasa basi lebih dulu agar tidak terdengar kasar, tapi sepertinya kau menginginkan aku terus terang"
setelah ucapan itu keluar dari mulut tuan kim kedua putranyan seketika itu pun berhenti dengan kegiatan makannya masing-masing. kim taehyung tampak tidak baik, terlihat dari mimik wajahnya yang memang sudah terlihat dingin sejak sarapan baru saja disiapkan tadi.
lalu dengan enggan lelaki kim itu menatap ayahnya, mengatisipasi ucapan apa yang selanjutnya akan diucapkan lelaki setengah abad itu.
"katakan padaku siapa gadis itu?" ucap tuan kim datar.
"apa yang kamu maksud itu nam gyuri?" balas taehyung tak kalah dingin.
"gadis yang tidak jelas asal usulnya, tidak jelas keturunannya mau kau bandingkan dengan putri keluarga bae! apa kau sudah gila!?"
"ya! aku memang gila, sejak dulupun aku sudah begitu"
"kau lagi-lagi ingin menentangku kim taehyung-ssi" nada bicara tuan kim kembali terdengar lebih santai.
"wae? jebakan apa lagi yang ingin kau rencanakan untukku?, padahal jika kuingat anakmu bukan hanya ada aku"
*brak!!!
"KAU FIKIR UNTUK APA INI SEMUA KULAKUKAN?"
"UNTUK KEMAJUAN PERUSAHAANMU, UNTUK KEPUASAN HATIMU, UNTUK KEBHAGIAANMU SENDIRI!"
"YAK!!!"
"appa berhenti, jangan terbawa emosi. tenang lah mungkin hyung masih ingin memikirkannya lagi"
"Apa yang kau maksud dengan memikirkannya lagi, bahkan tanpa berfikir pun aku tidak akan menikahi Irene" ucap taehyung sambil menatap tajam kearah jungkook.
"Kau benar-benar sulit sekali diatur, apa kau fikir dengan pekerjaanmu sekarang kau bisa membangun masa depanmu sendiri?" Ucap tuan Kim.
"Bahkan tanpa Pekerjaanku saat ini aku yakin masih bisa membangun masa depan yang aku inginkan"
"Huh, anak ini sama sekali tak tau sopan santun"
Suasana dimeja makan kini mulai terasa berbeda dari yang awal tadi. Tak ada lagi candaan dan percakapan hangat diantara mereka. Bahkan tanpa basa basi pun Kim taehyung berdiri dari posisinya.
"Aku ingin berbicara lagi denganmu sore ini diruang kerjaku"
"Appa bukankah disini saja sudah cukup" jungkook tahu jika ayahnya sudah berbicara demikian makan akan ada hal yang lebih buruk terjadi pada kakaknya.
"Baiklah aku akan datang" seolah menantang Kim taehyung bahkan tak memeperdulikan ucapan jungkook.
...
Setelah kejadian tadi pagi dikediaman tuan Kim, taehyung melewati hari hari nya disekolah dengan suntuk. Tak ada candaan dikelas tak ada senyuman khas Kim saem seperti biasa. Taehyung seoleh kehilangan energinya.
Dan tepat pukul 3 gedung sekolah tampak mulai sepi murid dan guru guru satu persatu mulai meninggalkan sekolah. Tak terkecuali Kim taehyung.
Kali ini lelaki itu pergi dengan menggunakan bus, meninggalkan mobil mewahnya di parkiran sekolah. Ia berjalan menuju sebuah toko bunga. Saat ia turun dari bus dan berdiri di halte terlihat dari jarak 2 meter seseorang yang sejak tadi dirindukannya.
Gyuri terlihat sedang asik menyemprot bunga-bunga kecil disana sambil bersenandung kecil. Tanpa terasa senyuman itu merekah dari bibir kotak taehyung.
"Entah apa yang akan lelaki tua itu lakukan terhadapmu" batin taehyung.
Lama menatap akhirnya yang dipandangi pun menyadari keberadaannya. Nam gyuri tersenyum sambil melambaikan tangannya yang kosong.
"Kim saem anyeong!" Suaranya masih sama persis seperti pertama kali ia mendengar panggilan itu dari seorang yang lugu dengan seragam seolah dulu.
Lelaki itu hanya membalas dengan senyuman dan lambaian tangan. Ia dengan pasti melangkah mendekat pada gyuri.
"Saem, ada perlu apa kemari?"
"Tidak ada" jawab taehyung tampak tak terlalu bersemangat.
"Wae?" Gyuri tampak khawatir.
"Aniyo, hanya mau minta izin padamu"
"Izin?" Sambil mengerutkan keningnya gyuri bertanya.
"Nanti malam aku mau berkunjung kerumahmu"
"Mau apa?"
"Boleh atau tidak?"
"Alasannya apa?"
"Hanya ingin berkunjung saja, menyebelakan sekali" gerutu taehyung.
"Tapi aku tidak menerima tamu diatas jam 10"
Senyum taehyung merekah "akan ku usahakan".
....
Sore harinya...
Taehyung berdiri dihadapan gedung dominan berwarna biru tua. Ia baru saja memberikan kunci mobilnya pada salah satu resepsionis gedung itu.
Dengan tatapan kosong taehyung berjalan masuk.
Sesampainya didepan pintu mewah berwarna coklat, disana terdapat ukiran nama sang empunya ruang.
*tok tok tok
Taehyung mengetuk pelan dan terdengarlah suara itu.
"Masuk"
Dan disini lah taehyung berada, berdiri menghadap tuan Kim yang duduk disinggah sanahnya.
"benar-benar datang? kau sudah berubah menjadi lelaki dewasa" gumam tuan kim.
Tuan Kim memutar kursinya menghadap taehyung. Tatapan kedua lelaki itu bertemu.
Dengan gerakan perlahan lelaki 50 tahun itu berdiri dan berjalan ke pojok ruangan. Lengan tua namun kekarnya menggapai sebuah pemukul golf.
"Kemari dan berjongkok didepanku" titah tuan Kim.
Tbc.
Ada yang mau nanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely teacher || KtH~
Romance[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA GUYS!!] Nam gyuri gadis berusia 19 tahun duduk dibangku kelas akhir disekolahnya. Setelah melewati liburan musin panas wali kelasnya dipindah tugaskan kesekolah lain dan kemudian digantikan oleh guru baru yang juga p...