Jombang Sedih

2K 165 1
                                    

Kevin menaruh asal tas raketnya di lantai dan langsung meloncat duduk di tempat tidurnya. Tangan dan matanya tak lepas dari hapenya, bermain game. Bocah satu ini memang hobi sekali bermain game. Habis latihan ngegame, mau makan siang juga ngegame, sebelum tidur ngegame. Makanya matanya rada sliwer sekarang, udah nggak sejernih embun di pagi hari nan sejuk lagi.

Kevin melihat pergerakan kecil dari balik selimut milik roommatenya. Kevin menengok, Rian masih terus bergelung, seperti ingin bersembunyi di bawah kain tebal itu.

"Jom?"

Tidak ada reaksi.

"Jom?"

Rian masih tak bergeming.

"Jom lagi ngajak main petak umpet yah?"

Masih tidak ada respon. Kevin mematikan gamenya dan menaruh hapenya di atas kasur dengan penuh perasaan untuk mendekati Rian. Kevin melongok mengintip wajah Rian yang setengahnya tertutupi selimut.

"Joooom?" Panggil Kevin dengan nada mendayu-ndayu.

"Apa sih Vin.. udah sana mandi. Baru kelar main juga." Rian menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.

"Jomm.." Kevin mengguncangkan bahu Rian.

"Mandi dulu Vin. Entar panas dalam loh."

Kevin menghela napas. Padahal dia ingin menghibur Rian, meski hanya sedikit. Kevin tahu Rian tidak sepenuhnya tidur sejak dia masuk ke kamar. Rian pasti sedang sedih, merenungi kekalahannya hari ini. Kevin merasa kasihan, dia tidak tega melihat roommatenya sedih seperti ini, merundung duka dan kekecewaan atas kekalahan yang menyakitkan hari ini. Bagaimana kalau sedihnya Jombang nggak berkesudahan, terus jadi stres, terus jadinya dia sering ngelamun, terus dia akhirnya kesurupan. Enggak, enggak. Nanti Mpin jadinya gimana. Mpin nggak mau tidur satu kamar sama orang yang kesetanan. Pokoknya kalau jombang belum mau ngomong sampe tidur nanti, Mpin mau ngungsi di kamar Koh Sinyo, biarin aja Rian Jombang tidur sendirian disini. Diajakin ngobrol juga nggak mau dianya.

Selesai mandi, Rian masih mengubur diri di bawah selimut. Kevin menatapnya nelangsa. Pasti Jombang sedih banget. Ini semua gara-gara Om-Om Denmark itu yang ngalahin Rian sama Fajar hari ini. Awas aja kalau nanti Kevin ketemu mereka, akan Kevin balaskan dendam kekalahan Rian hari ini. Tunggu pembalasan Mpin, kornet. 

"Jom keluar yuk. Cari makan." Ajakan Kevin tidak direspon. Kevin berbalik, tidak ada gerakan dari teman sekamarnya itu. Kevin tahu Rian tidak tidur, dia hanya pura-pura tidur. Apa Rian nangis?

Kevin beranjak dan menarik paksa selimut yang menjadi tempat persembunyian sahabatnya. Tuh kan, tebakannya benar, mata Rian merah dan berair.

"Aku lagi nggak mood keluar Vin. Kamu pergi aja sama Koh Sinyo."

Kevin cukup terkejut dengan nada bicara Rian, sebab Rian tidak pernah membentaknya sebelumnya, meskipun separah apapun Kevin mengganggunya. Liver Kevin serasa disentil dengan gondam.

"Aku nggak mau pergi bareng Koh Sinyo. Maunya sama Mas Jom." Ucap Kevin tak kalah tinggi.

Rian menghela nafas, merasa bersalah telah membentak Kevin. "Sorry sudah membentak kamu." Rian bergerak duduk bersandar di kepala tempat tidur, mempersilahkan Kevin untuk duduk bersamanya. Pemuda berkulit seputih susu itu duduk tapi matanya seolah tak mau menatap kearahnya. "Hei, apa aku membuatmu tersinggung?"

Kevin menggeleng dusta. Udah tahu nanya. "Aku sudah sering dibentak orang. Hanya saja, aku tidak biasa mendengarnya dari kamu... rasanya aneh." Kevin menunduk, membuatnya semakin terlihat menggemaskan ditambah dengan bibir pinknya mengerucut dan wajah yang cemberut. Rian tersenyum tipis. Temannya yang satu ini memang selalu terlihat menggemaskan dalam keadaan apapun.

HELLO, BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang