Dentuman musik DJ menyambut kedatangan Kevin di club malam ini. Rupanya yang hadir sudah sangat ramai dan semuanya kompak mengenakan baju putih dari mulai setelan atau gaun pendek, mungkin cuma Kevin yang disini yang memakai kaos warna hitam dan celana denim panjang. Terbukti saat Kevin bergabung sebagian orang tertuju padanya. Mungkin mereka merasa aneh kenapa Kevin tidak mengenakan dress code yang seharusnya atau karena mereka heran melihat anak kecil masuk ke club. Jangan salah, wajah Kevin yang manis dan imut ini membuat banyak orang yang salah menebak usianya terutama yang masih belum mengenalnya. Namun Kevin mencoba untuk tidak peduli, niat kedatangannya disini hanya untuk memberi selamat dan kado ulang tahun untuk Selena.
Kevin melangkah masuk lebih dalam untuk mencari Selena, ada sebagian tamu Selena yang tidak dia kenali. Hidung jambu Kevin menyernyit saat melewati satu kelompok yang duduk di sofa, aroma minuman keras sangat terasa disana.
"Kevin."
Kevin menghela napas lega, akhirnya suara itu muncul. Kevin berbalik. Selena berjalan ke arahnya, dia terlihat sangat seksi dengan setelan putih tanpa lengan yang memamerkan perutnya dan rok mini yang menampilkan kaki jenjangnya. Warna putih semakin mempertegas kulit eksotisnya. Tidak ada yang spesial dimata Kevin, wanita ini sudah sering berdandan seperti ini, memakai baju seksi dan make up yang tebal, mungkin sebagian besar wanita yang hadir disini tidak ada yang mampu menarik perhatian Kevin dengan penampilan wah mereka.
Selena berdiri di hadapan Kevin, tubuhnya yang tinggi semampai membuat Kevin merasa seperti kerdil, dia harus mendongak untuk menatap matanya saat berbicara. Selena melipat tangannya di dada.
"Lo membuat gue kecewa Vin. Gue rasa pesan gue disemua undangan sudah jelas. Kenapa lo nggak pakai dress code yang sudah disebutkan?"
"Sorry Sel, gue lupa." Kevin tak berbohong, dia memang benar-benar lupa.
"Baiklah gue maafin, yang penting lo sudah menyempatkan diri datang ke pesta gue."
"Gue nggak ketinggalan acara tiup lilinnya kan?"
"Kenapa? Lo kepingin jadi orang pertama yang gue berikan potongan kue?" Gurau Selena dengan alis terangkat satu.
"Enggak lah. Bisa dijewer gue sama pacar lo. Oh iya ini. Happy birth day."
Kevin memberikan paper bag pada Selena.
"Wah dapat kado nih dari si kecil." Gurau Selena setelah menerima kado dari Kevin.
"Apaan sih jangan panggil gue seperti itu." Kevin memasang wajah cemberut, Selena terkikik.
"Iya iya, makasih yah hadiahnya. Lo pasti dari tadi nyariin wajah-wajah yang familiar yah?"
"Iya, tamu lo banyak banget sih. Lo ngundang tetangga satu desa apa?"
"Di sini nggak ada desa Kevin. Ya udah mari, mereka ada di sebelah sana." Selena menggedig kearah bar tender. Kevin pun dituntun menuju tempat dimana geng jetskinya berkumpul.
Suasana yang remang-remang dan hanya sedikit cahaya dari lampu disko dan area bar tender membuat mata Kevin tak bekerja dengan baik, kacamatanya saat ini ia tinggal di dasbor mobil. Kevin dan Selena melewati lantai disko yang penuh, Kevin agak risih karena berulang kali tersenggol oleh orang-orang yang asik berjoget ria mengikuti musik yang DJ mainkan. Mendekati area bar bau minuman keras semakin menusuk, rasanya Kevin tidak akan bertahan lama dengan bau seperti ini disini. Keduanya sampai di tempat yang cukup lapang dan di tengahnya terdapat satu meja biliard, persis di depan bar tender.
"Wih akhirnya datang juga nih anak." Sean yang melihat kedatangan Kevin langsung berseru, pemuda ini kemudian bersandar di meja biliard dengan tangan kanan menggenggam stik biliard.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, BOY
Fanfiction"Aku tahu ini salah. Tapi hatiku sudah tercuri seluruhnya oleh dia. Dan sekarang aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Aku begitu mencintainya." - Marcus. "Kalau mau marah, marah lah. Kalau mau menangis, menangis lah. Aku selalu siap menjadi pundak...