Sunday

1K 91 11
                                    

Hari ini Kevin bangun pagi-pagi sekali. Dari semalam dia memang sangat bersemangat untuk segera menyambut datangnya pagi. Tapi sepagi-paginya Kevin bangun masih lebih pagi bangunnya Jombang.

Rian sejak tadi menyaksikan Kevin mondar-mandir kesana kemari menyiapkan keperluan yang akan dibawanya ke pantai. Kevin terlihat riang gembira seperti anak kecil yang menunggu santa clause datang di hari natal, jadi nggak tega buat ngerusak mood baik Kevin saat ini. Tapi izin kan Rian egois untuk sekali ini saja. Ini hari minggu dan Rian ingin menghabiskan minggu ini bersama Kevin seharian, titik, nggak ada yang boleh mengganggu gugat.

Semoga saja takdir bersamanya kali ini.

Rian menonton Kevin yang tengah menjejalkan semua perabotan ke dalam ranselnya. Dari sikat gigi, sampo, sabun mandi, boxer bergambar panorama kesayangan Kevin, Rian merasa pipinya memanas saat Kevin memasukkan celana dalam merah marun ke dalam tas, celana yang sama digunakan Rian untuk menuntaskan fantasi liarnya seminggu yang lalu. Jangan tertipu dengan penampilan Rian yang tampak alim dan kalem pemirsa, seseungguhnya dia 11 12 sama seperti Marcus, penuh tipu muslihat. Rian sangat suka menggunakan celana dalam bekas pakai milik Kevin untuk menuntaskan hasrat kelabunya, aroma junior Kevin yang tertinggal di celana dalam membuat fantasi Rian semakin liar dan menambah sensasi yang melambungkannya ke awang-awang. Rian tidak pernah mengkhawatirkan akibat dari penyalahgunaan celana dalam bekas pakai milik Kevin. Bahkan dia tidak peduli. Benarkan, Kevin adalah definisi dosa bagi seorang Rian Ardianto, Kevin dengan segala yang dimilikinya mampu membuat Rian yang awalnya pendiam dan pengabdi wanita banting stir menjadi pengabdi Kevin.

"Ribet amat sih Vin. Kayak mau kemping aja." Setelah terdiam seribu abad Rian pun bersuara.

"Keperluan ke pantai harus lengkap Jom. Biar nggak repot disana." Kevin menjawab seraya melipat leging warna biru laut dan menjejalkannya ke dalam ransel.

"Emang harus yah. Kayak mau nginep berhari-hari aja disana." Ocehan Rian tidak mendapatkan respon dari Kevin, pemuda manis itu malah asik mengetik sesuatu di ponselnya. "Vin, dengerin nggak sih." Setelah Rian meninggi kan suaranya baru Kevin mau menoleh. "Sampai jam berapa pulangnya."

"Nggak tahu."

"Lah kok nggak tahu sih." Kening Rian mengerut keras.

"Soalnya abis dari pantai gue langsung pergi ke klub mau ngerayaain ulang tahun Selena."

"APA?!"

Kevin refleks menutup telinganya. "Nggak usah pake teriak-teriak kali Jom. Satu pelatnas bisa bangun gara-gara elo."

"Gue nggak peduli." Rian beringsut ke tempat tidur Kevin. "Vin besok kita udah mulai latihan lagi. Kalau kamu pergi dari pagi sampai malam kamu nggak punya waktu buat istirahat. Kamu akan kecapean terus sakit lagi, demam kamu baru saja turun loh."

"Tenang aja Jom. Nggak usah khawatir, gue bisa jaga diri supaya nggak sakit lagi. Lagian gue main jetskinya cuma setengah hari aja, siangnya gue pake buat tidur siang."

Justru itu yang Rian khawatirkan. Disana akan ada manusia-manusia aer macam Aswars brother. Mereka tidak akan mungkin membiarkan tubuh toples Kevin tergolek begitu saja, bisa saja kan kakak beradik itu sudah merencanakan sesuatu di otak mesum mereka. Tidak, Rian nggak akan membiarkan ini terjadi.

"Vin, demam kamu itu baru turun. Mendingan kamu gunain hari minggu ini buat istirahat bukannya malah mainan air, nanti besok kalau demam kamu tambah parah gimana? Kamu bisa bisa nggak ikut turnamen minggu depan."

Kevin tampak berpikir, bagus, semoga saja dia mau mendengarkan nasehat Rian.

"Iya juga sih."

Dalam hati Rian sudah akan tersenyum penuh kemenangan sebelum...

HELLO, BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang