*Warning, ada baiknya kalian tidak membaca sampai akhir kalau tidak mau membaca adegan enaena.
Karen:
Vin,
mama pengin ketemu kamuKevin menghembuskan napas setelah membaca pesan dari Karen. Rasanya dia belum siap bertemu Tante Vivi, Tante Vivi pasti ingin menanyakan sesuatu tentang gosipnya saat ini, apalagi belum ada konfirmasi dari pihaknya yang menyangkal berita itu. Belum lagi masalah hatinya, Kevin takut tidak bisa membawa perasaannya sendiri dan malah semakin menguat jika harus berdekatan dengan Karen.
Karen:
Vin, kamu sibuk yah?Kevin:
Enggak kok.
Mau ketemu kapan?Karen:
Nanti malam katanya, bisa?Kevin berpikir lagi. Rasanya sangat berat untuk memenuhi undangan ini. Ini aneh, bukankah dia menyukai Karen, seharusnya dia senang jika akan bertemu gadis yang disukainya. Atau mungkin karena Tante Vivi yang memintanya.
Kevin:
Aku belum tahu, Ren.Karen:
Datang aja lah, kita udah lama nggak ngumpul loh. Apa mau Mas Joni jemput?
Kevin menggeleng. Bisakah dia menolak saja permintaan ini. Tapi tunggu, bukankah dengan bertemu Karen, Kevin bisa memastikan satu hal yang mengganggu pikirannya sejak semalam. Mengenai orientasi seksualnya yang perlu diragukan kebenarannya. Ya, Kevin membutuhkan Karen untuk memastikan masalah 'masa depannya'.Kevin terlonjak saat sensasi dingin menyentuh pipinya. Dia mendongak, Marcus lah pelakunya yang menempelkan botol air mineral dingin di pipinya.
"Kaget yah? Maaf, habis kamu ngelamun mulu dari tadi. Emang ngelamunin apa sih?" Marcus mendudukan diri di samping Kevin.
"Bukan apa-apa kok."
"Kalau bukan apa-apa kamu nggak bakalan melamun seperti ini. Kalau Kevin nggak mau cerita koko juga nggak akan maksa." Kata Marcus seraya membuka tutup botol air mineral yang dibawanya. "Nih, minumlah."
Kevin tak sungkan menerimanya dan langsung menenggaknya hingga setengah habis. Dia memang sedang haus saat ini. Marcus tersenyum jenaka melihatnya.
"Thanks ya Ko."
"Nggak usah berterimakasih, itu juga aku dapet gratis. Tinggal ngambil disana."
"Seenggaknya makasih udah bawain buat gue."
Perhatian Marcus pada Kevin sudah kembali seperti dulu dan Kevin tidak menolaknya, dia malah seneng kalau banyak orang yang memperhatikan dia, jadi merasa disayang oleh banyak orang. Sebab Kevin memiliki sifat yang manja dan kekanakan.
Marcus begitu baik, tadi pagi saja pria itu membawakan tempura udang khusus untuk Kevin sarapan, dia memang yang paling pengertian, Marcus tahu saja kalau Kevin sudah bosan dengan menu sarapan disini. Kevin memang sangat menyukai seafood makanya Marcus membawa entah itu tempura cumi ataupun udang maupun masakan seafood lainnya khusus untuk pemuda ini. Marcus sangat suka melihat wajah menggemaskan Kevin ketika makan makanan itu, dia akan terlihat bersemangat dan makan dengan lahap. Makanya terkadang jam makan Marcus lebih banyak dihabiskan untuk mengamati Kevin yang sedang makan daripada memedulikan makanannya sendiri.
"Ko, makasih tempuranya ya, enak."
"Kamu suka?"
Kevin mengangguk. "Besok ada lagi?" Tanya Kevin setengah meminta. Marcus terkekeh dibuatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, BOY
Fiksi Penggemar"Aku tahu ini salah. Tapi hatiku sudah tercuri seluruhnya oleh dia. Dan sekarang aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Aku begitu mencintainya." - Marcus. "Kalau mau marah, marah lah. Kalau mau menangis, menangis lah. Aku selalu siap menjadi pundak...