Kevin kembali disibukan dengan kegiatan menjelang turnamen. China open akan berlangsung esok hari entah kenapa ia sangat bersemangat menyambutnya tidak seperti biasanya mungkin lantaran diturnamen kali ini tidak ada Lee Yong Dae yang ikut serta sebagai pemain? Bisa jadi.
Beberapa pemain handal korea mengambil keputusan besar yang membuat publik tercengang, mereka memilih mundur dari dunia perbulutangkisan secara bersamaan. Lee Yong Dae yang lebih awal memilih pensiun dini dari timnas korea sebelum akhirnya tiga pemain lain mengikuti jejaknya. Ini menimbulkan tanda tanya besar, apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Rumornya yang beredar mereka memilih mundur karena kegagalan beruntun menyakitkan di olimpiade.
Bagi sebagian orang berpikir. Keputusan itu menjadi keuntungan bagi sebagian atlit karena otomatis lawan tangguh mereka berkurang membuat peluang mereka juara semakin terbuka.
Apa Kevin termasuk salah satu atlit yang berbahagia dengan berita ini? Tidak.
Bagi Kevin menjadi seorang juara bukanlah dari berkurangnya pesaing tangguh mereka di dalam sebuah kompetisi tapi perjuangan kita untuk meraih kemenangan itu.
Berita itu justru membuat Kevin ikutan pusing sendiri lantaran para awak media malah mencarinya untuk menanyakan hal-hal mengenai keputusan Lee Yong Dae. Ingin Kevin menjawab " tanya aja ke orangnya sendiri jangan tanya saya." Tapi sangat tidak sopan mengatakan itu pada mereka.
Memangnya mereka pikir dia Ayah Lee Yong Dae, yang tahu segalanya tentang kondisi anaknya apa.
Kevin hanya berusaha menghindar setiap kali berpas-pasan dengan wartawan. Dia akan berputar memilih jalan lain atau berjalan menunduk dengan tudung hoody menutupi kepalanya. Seharian ini saja Kevin sudah berulangkali kabur dari kejaran wartawan beruntung baginya panitia turnamen melarang wartawan abal-abal yang cuma cari sensasi darinya ikut masuk ke dalam venue ketika uji coba lapangan. Jadi dia masih bisa mencoba lapangan dengan tenang.
"Vin pokoknya kita harus memberikan yang terbaik diturnamen kali ini." Kata Marcus menyemangati. Saat ini dia, Kevin dan Rian tengah berjalan melewati lorong menuju kamar hotel mereka usai acara jamuan makan malam.
"Siap ko. Kevin pasti akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya diturnamen kali ini." Ujar Kevin dengan senyum semangatnya.
Rian menatap keduanya jengah, dia merasa tidak diperhatikan, sepanjang jalan Marcus memancing obrolan Kevin untuk menarik perhatiannya dan dia hanya menjadi pendengar dungu tanpa bisa memprotes, tapi tak apalah, toh kebersamaan Marcus bersama Kevin hanya sampai sebatas pintu kamar hotel karena seperti biasa Kevin akan menginap satu kamar dengannya. Yang namanya jodoh memang tidak akan kemana-mana.
Rian langsung menarik tangan Kevin ketika mencapai pintu kamar yang akan mereka tempati beberapa hari kedepan.
"Bentar sih Jom, nggak sabaran banget." Protes Marcus, Rian hanya melengos tidak peduli dan menarik Kevin untuk masuk ke dalam kamar lebih dahulu sebelum dia menyusul dan menutup pintunya di depan muka Marcus.
Marcus menghela napas kasar. Tak rela jika Kevin bersama Jombang dalam satu kamar. Dengan mereka menjadi roommate di pelatnas saja sudah membuatnya muak dan hatinya panas, sekarang mereka bersama lagi disini. Marcus merasa seperti pengusaha yang kalah tender.
.
Kevin dan Marcus berhasil mencatatkan nama mereka di final usai menjalani laga sengit melawan Cai/Hong, laga yang sangat ketat dan membutuhkan konsentrasi serta mental yang tinggi untuk memenanginya. Kevin begitu bahagia sebab ini final keempatnya ditahun ini, ia berjanji pada dirinya sendiri, pada orangtua, pada negaranya dan pada partner yang kini sidah merangkap sebagai kekasihnya, akan memberikan kemampuan terbaiknya untuk menumpas pasangan legend dari Denmark besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, BOY
Fanfiction"Aku tahu ini salah. Tapi hatiku sudah tercuri seluruhnya oleh dia. Dan sekarang aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Aku begitu mencintainya." - Marcus. "Kalau mau marah, marah lah. Kalau mau menangis, menangis lah. Aku selalu siap menjadi pundak...