Fajar dan Senja

5 1 0
                                    


Selesai membereskan kamar yang akan aku tempati. Aku segera menguyur tubuhku. Menyegarkan kembali kulit ku.

Kemudian, aku berkeliling sambil mengeringkan rambutku dengan handuk.  Melihat rumah yang bertema putih dipadu dengan lantai kayu. Saat tiba di lantai dua aku tertegun melihat senja yang begitu indah. Cahayanya masuk tanpa permisi menembus kaca jendela besar di depanku.

Seketika sebuah ingatan terlintas dibenakku. Ingatan yang selalu membuatku tersenyum. Sebuah kenangan yang takkan kulupakan sampai kapanpun.

Setelah mentari tertidur, aku kembali ke lantai satu dan langsung menuju dapur. Waktunya makan malam pikirku. Ponsel yang sejak tadi tersimpan dikantong bajuku bergetar membuatku menariknya dari sana dan menatapnya.

Sebuah panggilan video masuk dari suamiku.

''Halo sayang.'' sapanya dengan senyum cerah. ''sudah makan malam?'' lanjutnya bertanya.

Aku tersenyum selebar mungkin saat melihat senyumnya. ''Ini baru aja mau masak.'' jawabku.

Dia mengangguk. Aku sandarkan ponselku pada sebuah toples di meja bar, lalu aku mulai memasak untuk diriku yang disaksikan oleh suamiku. Sesekali ia bertanya dan aku harus menjeda kegiatanku untuk menjawab pertanyaannya. Sampai aku menyuap nasi pun ia betah memperhatikanku dengan senyumnya.

Aku bertanya apa dia sudah makan. Dia menjawab bahwa jadwal makan malam pukul tujuh malam. Tanpa aku minta ia menceritakan kegiatannya hari ini. Aku hanya mendengarkan sesekali bertanya dan mengangguk. Sejujurnya aku sangat merindukannya.


-Rr


U & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang