Fajar dan Senja

3 0 0
                                    


Musim berganti musim, namun tugas mengabdi pada negara masih aku lakoni hingga sekarang. Bukannya aku menyesal menjadi seorang prajurit. Tapi, aku terlalu merindukan penghuni rumah yang sejak 6 bulan yang lalu aku tinggalkan. Aku bisa membayangkan bagaimana kesepiannya istriku. Meskipun dia tidak pernah mengatakan perasaannya dengan lantang, namun aku dapat mengetahui denga hanya melihat raut wajahnya yang selalu mengatakan hal sebaliknya atas ucapannya.

Aku masih ingat saat dia tersenyum kepadaku, lalu mengatakan dia baik-baik saja saat aku ditugaskan ke daerah lain setelah pernikahan kami selesai.

Bibirnya yang mengukir senyuman indah, namun tidak dengan matanya yang berkaca-kaca kala tangannya mulai melepaskanku. Sungguh berat rasanya melihat hal tersebut.

Aku mencintainya bukan karena kecantikkannya. Aku mencintainya karena sikapnya yang begitu pengertian dan peka terhadap apa yang terjadi.

Bahkan dia adalah orang yang tidak pernah lelah menungguku ketika aku tak dapat mengirimkan kabar terbaruku.

Aku tatap langit gelap. Tuhan, aku merindukannya. Batinku


-Rr

U & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang