5 tahun kemudian
''Reynal.'' panggil seorang perempuan. Lelaki itu menoleh, lalu tersenyum. ''Hai, Bela.'' sapanya.
Perempuan tadi pun menganggukkan kepala dan tersenyum. ''Kau akan langsung pulang?'' tanyanya.
''Iya tentu.'' jawab Reynal pasti. ''Kau sepertinya sedang terburu-buru.'' Ucap Bela.
Reynal kembali tersenyum. ''Aku harus segera pulang, karena seseorang sedang menunguku.''
Cuaca dingin dimusim dingin yang sangat dingin membuat smeua orang menggunakan matel yang teramat tebal untuk tetap melindungi diri. Reynal bergegas memanggil taksi setelah berpamitan dengan Bela.
Sesampainya dirumah Reynal langsunng disambut dengan meriah. Sebuah kue dilapisi coklat yang dipegang oleh seorang perempuan yang tersenyum lebar. Setiap tahun posisi pertama akan tetapi diduduki oleh perempuan itu. Hal tersebut tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Kali ini, kado yang diberikan oleh perempuan tersebut adalah kado besar yang didalamnya berisi sebuah mantel. ''Karena ini musim dingin Rere gak boleh kedinginan.'' ucapnya.
Lalu, lelaki yang dipanggil Rere itu tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Potongan kue pertama langsung diberikan kepada Rara. Semua orang yang ikut serta dalam acara kecil itu tersenyum bahagia.
***
Waktu berlalu dengan cepat. Sangat cepat sehingga tahun demi tahun terasa hanya sehari. Baru beberapa waktu yang lalu Rere lulus dari perguruan tinggi sekarang ia hanya bisa duduk didepan perapian dengan sebuah album ditangan.
Sangat banyak berjajar dan tergantung foto-foto masa mudanya. Kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan. Sesekali senyum menawannya terukir, namun sesekali juga air matanya jatuh tanpa terasa.
Setiap kali album itu dibuka, maka hatinya selalu saja merasa sakit. Rere ridak menyesal dengan keputusan yang ia ambil dan juga tidak menyesal dengan apa yang dia dapat ataupun terima. Ia sudah mengerti dan paham betul dengan semua yang terjadi semasa usia mudanya.
Rere sangat bahagia menjalani hidupnya. Suka duka yang ia lewati dan semua rintangan yang ia tempuh membuatnya percaya bahwa akhir hidup selalu berakhir dengan bahagia. Ia juga percaya bahwa Tuhan tidak pernah berlaku tidak adil pada makluk ciptaan-Nya.
Tiba-tiba seorang bocah berusia lima tahun mendekati Rere yang dengan melihat foto-foto didalam album. ''Kakek liat foto-foto ini lagi.'' ucapnya yang membuat Rere menoleh sejenak.
''Iya.'' jawab Rere tua.
''Nenek Rara cantik ya, Kek.'' ujar gadis kecil berambut panjang itu.
Rere tua tersenyum. ''Sangat cantik.''
***
Suatu pagi yang cerah dimusim gugur Rara meninggalkanku untuk selamanya. Pada malam harinya aku berkesempatan memeluknya dengan erat sembari mengatakan perasaanku yang selama ini aku pendam. Mekipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengatakannya, aku tidak menyesalinya. Setidaknya disaat-saat terakhir napasnya, dia tetap mengenaliku dan mendengar suaraku.
Cukup lama aku berduka, namun aku telah menyiapkan diri untuk hal itu. Aku selalu menyibukkan diri agar tidak terlalu larut dalam kesedihan. Karena, pesan terakhir dari Rara-ku diulang tahunku pada tahun itu dia mengatakan,
'Rere, aku sangat senang bisa tetap mengingatmu. Aku senang kau selalu ada disampingku. Aku sangat berterimakasih untuk semuanya dan aku minta maaf untuk semuanya juga. Aku berharap kau akan bahagia dan menjalani hidupmu dengan senyuman. Berjanjilah bahwa kau harus hidup dengan bahagia.'
Rere tua meletakan album yang penuh dengan foto masa mudanya setelah namanya dipanggil.
''Selamat ulang tahun.''
Anak dan cucunya berkumpul dirumah hari ini untuk merayakan ulang tahun Rere yang ke 80. Usia yang sudah senja membuatnya tidak bisa berdiri terlalu lama. Potongan kue pertama menjadi milik cucu pertamanya.
Rere melihat sekelilingnya yang dipenuhi dengan tawa canda. ''Selamat ulang tahun, Rere-ku.'' ucap Rara yang terdengar dikepalanya. Ia tersenyum mengingat kalimat itu terucap dari bibir Rara sahabatnya.
***
Aku tak pernah bisa melupakanmu meskipun sedetik. -Rara dan Rere-
END
Rr

KAMU SEDANG MEMBACA
U & I
Romance--- "Aku ingin menikahimu lagi rasanya." -Damian- *** ''Aku akan memperjuangkanmu. '' -Senja- *** ''Apapun resikonya itu urusan nanti. Maju dan selesaikan!'' -Rara- ---