Rara dan Rere

2 0 0
                                    

Cahaya matahari yang begitu cerah cukup menyilaukan dihari ini. Semua siswa telah bersiap-siap ditempat duduknya masing-masing. Hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas. Setelah itu, liburan panjang akan menyambut senyum gembira dari para siswa.

Pengawas ujian begitu ketat. Mereka terus berjalan kesana-kemari untuk mengawasi. Rere terlihat serius membaca pertanyaan satu persatu. Kelas yang begitu hening membuat angin segan untuk permisi. 

Waktu ujian yang terus berjalan dan akhirnya ujian telah selesai. Rara masih duduk ditempatnya dengan wajah polos menatap kertas dihadapannya. Saat semua siswa mengumpulkan lembaran jawaban ujiannya, Rara masih duduk di sana dengan diamnya.

Rere menunggu Rara di depan pintu seraya menatap kedalam melihat sabahatnya itu. Ketika Pak guru memanggil Rara memberi tanda bahwa waktu ujian telah habis dan lembar jawaban harus dikumpul. Namun, gadis itu hanya diam menatap kosong guru tersebut.

Hal yang mengejutkan terjadi hari ini. Rere harus menahan air matanya untuk yang kesekian kali seraya menatap Rara dengan senyuman.

''Rara, ayo kita pulang. Ujiannya udah selesai.'' Kata Rere.

Rara menatap mata beriris coklat milik pemuda itu dengan lekat seolah sedang mengingat sesuatu, lalu ia melirik pin nama dan, ''Rere.'' panggilnya lantang seraya tersenyum.

Rere tersenyum. ''Iya. Ini aku, Rere.''

***

''Sepertinya kondisi Rara sudah semakin parah,'' ucap dokter. ''ingatannya semakin hari akan semakin menghilang satu persatu dan kemungkinan Rara juga tidak ingat siapa dirinya.'' lanjut dokter itu.

kedua orang tua Rara hanya setia mendengarkan penjelasan dokter. Mereka sudah menduga hal ini akan terjadi. Akan tetapi, mereka tidak menduga bahwa itu akan terjadi secepat ini diusia Rara yang masih terbilang belia.

Setelah mendengar kabar buruk kedua orang tua Rara keluar dari ruangan dan langsung melihat Rara yang sedang asik mengobrol dengan Rere. Setidaknya ada sedikit rasa lega melihat Rara yang selalu mengingat Rere dan selalu tersenyum lebar saat berbincang dengan sahabatnya itu.

Setidaknya ada satu orang yang mungkin tidak akan dilupakan oleh Rara. Rara selalu berhasil mengingat Rere saat-saat ingatannya mulai hilang. Nama dan wajah pemuda itu selalu berhasil membuat ingatan Rara bertahan, walaupun itu hanyalah ingatan tentang nama dan wajah pemuda tersebut.

***

Senja yang sudah lelah hari ini berpamitan. Di bawah langit yang sama dua insan berpelukan setelah janji terucapkan. Mereka memang masih bocah yang masih suka main lumpur ditaman sekolah, mereka memang masih bocah yang selalu membuat suasana pecah, namun mereka menerima kenyataan yang pedih saat mereka masih bocah.

Sakit yang menyakitkan. Semua kenangan akan hilang dari ingatan. Kenangan terlupakan dan sakit yang tak terelakkan.

Keinginan terbesarku adalah menjadi teman seumur hidupmu. Meskipun aku takkan ingat sebagian besar kenangan kita, namun setidaknya aku selalu ingin mengingat nama dan wajahmu. Jadi, tetaplah disampingku. -Rara-


Rr


U & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang