Rara dan Rere

6 0 0
                                    


''Inikan musim semi kenapa hujan?'' gerutu Rara menatap langit.

Rere yang mendengar gerutuan itu menatap sahabatnya sambil tersenyum. ''Ya udah gak papa, kita jalan-jalannya besok aja.''

Rara menoleh. ''Tapikan,-''

Rere menepuk ringan puncak kepala Rara. ''Kita jalan-jalannya besok aja.'' ucapnya.

Dengan berat hati Rara mengangguk menuruti perkataan pemuda itu. ''Janji?'' tanyanya yang langsung di-amin-kan oleh Rere.

***

2 hari kemudian,

Rara begitu sibuk dengan kegiatannya. kue yang dibuat sendiri baru saja keluar dari oven dan ia baru saja akan memulai menghias kue tersebut.

Hari ini adalah hari ulang tahun Rere dan hari  tersibuk Rara setiap tahunnya. Karena, ia selalu melakukan kegiatan ini setiap tahun. Mulai dari membuat kue sampai mendekor ruangan untuk merayakan ulang tahun Rere.

Meskipun ibu, ayah dan adiknya menawarkan bantuan ia akan tetap mengulang kembali semuanya sesuai keinginannya disaat itu. Keluarganya akan membantu membelikan barang-barang yang diperlukan oleh Rara.

***

Rere meniup lilin angka tujuh belas diiringi tepuk tangan. Rara adalah orang yang paling heboh saat ini. Ia begitu bersemangat. Kue potongan pertama selalu menjadi milik Rara begitupun dengan suapan pertama.

Rara memberikan kado kepada Rere. Gadis itu memaksa Rere untuk membuka kado yang baru saj ia beri.  Saat semua mata tertuju pada kotak kecil yang ada ditangan Rere, Rara dengan lantang mengatakan, ''Rere kamu udah tua. Kamu udah tujuh belah tahun.'' ucapnya dengan gelak tawa khasnya,

Saat kado itu dibuka untuk yang kesekian kalinya Rere tersenyum dan  mengucapkan terimakasih kepada sahabatnya itu. ''Kamu suka jam tanganya, 'kan?'' tanya Rara.

Rere menoleh. ''Iya aku suka. Makasih ya.'' jawabnya tersenyum.

''Jangan lupa dipakai.'' ingat Rara. ''Iya.'' angguk Rere.

***

Aku selalu senang saat kau tetap ingat tanggal lahirku dan semua tentangku. Aku pun suka semua perkataan yang selalu kau sampaikan sekali setahun itu. Aku mengingat dan hafal setiap kata dan nada bicaramu. Namun, aku juga merasa takut jika suatu saat nanti kau hanya diam menatapku tanpa mengenaliku sama sekali dihari ulang tahunku dimasa depan. -Rere-


-Rr

U & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang