Fajar dan Senja

2 0 0
                                    


Aku baru saja membuka pintu saat ponselku berdering. Nama ibuku tertera di sana. dengan susah payah aku berusaha menjawab panggilan itu setelah meletakkan  beberapa kantong plastik yang aku jinjing.

Setelah aku letakkan di atas meja terdekat langsung aku jawab panggilan tadi seraya meregangkan tubuhku yang lelah.

Sudah sebulan aku mulai kembali menjadi seorang pengajar. Seperti biasa ibuku bertanya kabar tentang diriku dan hal-hal lainnya yang selalu ditanyakan oleh seorang ibu kepada anaknya.

Hanya beberapa menit aku berbincang dengan ibuku. Bisa dikatakan aku tidak terlalu dekat dengan ibuku dan tidak terlalu banyak bicara dengan malaikat tanpa sayap itu. Namun, bukan berarti aku anak yang tidak tau diri ataupun durhaka, karena pada kenyataannya begitulah diriku dan aku rasa ibuku lebih mengetahui hal tersebut.

Aku segera mandi dan menyiapkan makam malam untukku. Kegiatanku malam ini sama dengan malam-malam sebelumnya. Masih dengan memeriksa tugas yang aku berikan kepada anak didikku. Memahami jawaban mereka, lalu mengukirkan sebuah nilai dengan tinta merah.

Sesekali aku melirik ponselku yang terletak dihadapanku berharap imamku memberiku kabar hari ini. 

Oh, aku merindukannya. Batinku


-Rr

U & ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang