Pagi-pagi buta Deven dan Willian sudah stay dikediaman Charisa. Mereka menunggu Charisa dan Anneth untuk pergi berangkat sekola bersama hanya saja berbeda kendaraan William menggunakan motor sedangkan Deven menggunakan mobil.
Dengan sangat terpaksa Anneth masuk kedalam mobil merah mengkilap milik Deven itu. Deven yang sendari tadi membukakan pintu mobilnya menunggu Anneth untuk masuk kedalam.
Deven memang sesekali membawa mobil untuk pergi ke sekola, tapi tidak terlalu sering katanya 'kalo naik mobil lama, Jakarta macet' tapi entah apa yang membuat Deven berubah pikiran.
"Pagi Neth" sapa Deven menoleh kearah Anneth dan mengembangkan senyum manisnya.
"Masih marah ya sama gw"
"Neth gw minta maaf"
"Gw khawatir banget saat lo ga pulang ke rumah"
"Pasti gara-gara gw kan?"
Tanya Deven tak berujung, Anneth tak merespon semua ucapan Deven dan tetap fokus pada pandangannya kedepan jalan.
Deven meraih tangan Anneth dan menyatukan tangannya.
"Kalo lagi nyetir fokus aja nyetir ga usah raba sana-sini"
Anneth mencoba melepaskan genggaman Deven namun genggamannya sangat lah kuat. Kalian pasti tahu tenaga lelaki lebih besar dan lebih kuat dari perempuan.
"Ngapain belok kesini, sekola kan beloknya di depan. Lo mau bawa gw kabur hah? " kata Anneth bernada tinggi
"Untuk hari ini kita ga bakal masuk sekola" jawab Deven mengembangkan senyumnya lagi
"Lo gila ya, lo ngajak gw absen? Gw ga mau, turunin gw ga?!" nada Anneth semakin tinggi
"Pokonya lo diem aja ya, duduk-duduk cantik " jawab Deven tetap dengan senyum manisnya
***
"Charisa... "
"hadir bu! " Charisa mengacungkan tangannya
"Anneth kemana Sa? Kok hari ini dia ga masuk?" tanya Guru terkiler di sekola ini.
'aduh mampus gw, harus jawab apa ni' ucap Charisa pelan
"Kurang tahu bu, kayanya sakit deh bu"
"Kamu ga boong kan? Kok kaya yang bingung gitu"
"Ngga kok bu beneran, tadi coba di telpon ke rumahnya katanya Anneth sakit ga enak badan" jelas Charisa sedikit terbata-bata
"Ohh yasudah, kita lanjutkan ke materi selanjutnya..."
Huullllfff... Charisa menghela nafas lega
Charisa memang tahu jika mereka berdua tidak akan masuk sekola, karena Deven telah merencanakan sesuatu. Charisa dan William lah yang tahu rencana itu.
***
"Lo mau bawa gw kemana sih?"
"Gw ada dimana? Kenapa musti pake tutup-tutup mata segala sih"
"Deven gw dimanaaa...... "
"Buka issshhhh... Deven lo ada di sebelah gw ga sih? Daritadi gw ngoceh ga di jawab jawab"
Deven terkekeh kecil melihat Anneth yang sangat bawel. Sudah lama Deven tak melihat Anneth banyak bicara seperti ini, ya Deven tahu ini gara-gara dirinya sendiri.
"Ayo keluar betah amat lo di dalem mobil"
"Mau keluat gimana gw ga bisa liat" jawab Anneth memalingkan wajah
"Haha ya maaf, yaudah sini mau gw gendong atau gw tuntun aja? " pekin Deven tertawa
"Ga lucu tahu, cepet tuntun gw. Rese lo"
Deven pun menuntun Anneth berjalan, sampe ke tempat yang mereka tuju.
"Lo bawa gw kemana sih? Ko dari tadi ga nyampe-nyampe" tanya Anneth penasaran
"Pokonya lo bakal suka deh"
"Emang lo tahu kesukaan gw kaya gimana?"
"Tahu lah, lo kan pacar gw masa gw ga tahu tentang lo"
"Serah lo dah"
Deven tak merespon lagi.
"Sampee yeeee" kata Deven kegirangan
"Buka dong, gw kan pengen liat" tangan Anneth sangat ingin membuka kain yang nelingkat di kepalanya itu tapi usahanya nih karena Deven terus memegang tangan Anneth.
"Gw buka yaaa... "
"Satu... "
"Duaa... "
"Duaa setengah.. "
"Lama amat woy ngitung nya sebel deh" kata Anneth kesal
"Hahaha, tigaaaa"
Deven pun membuka tutup mata Anneth. Saat tutup mata di buka Anneth tidak bisa berkata apa-apa. Mulutnya yang terbuka lebarpun susah untuk ia tutup.
"OMG!!!! Dev " kata Anneth kagum
Matanya tak bisa berhenti berputar, melihat sekeliling tempat itu. Titik demi titik ia lihat tak ada yang terlewat. Anneth melangkah kedepan untuk melihat lebih jelas atas apa yang ia lihat 'yaampun indah banget ' gumam Anneth pelan.
"Lo suka ga? " kata Deven mendekati Anneth yang tepat berdiri dipinggiran danau
"Suka banget Dev, gw suka banget. Aaarrrhhh"
"Thanks Dev lo tahu mood gw"
Tanpa sadar Anneth memeluk erat Deven, entah apa yang harus ia katakan padanya. Mulutnya membungkam tah mengeluarkan satu katapun.
Anneth sangat suka ketenangan, kesunyian, kesendirian. Dan hanya danau lah yang paling mengerti perasaan Anneth. Tenangnya air danau, semilirnya angin, sejuknya pepohonan yang menemaninya dikala ia merasa banyak beban pikiran.
Entah darimana Deven tahu tempat favoritnya, Charisa yang teman dekatnya saja tidak tahu lantas dari siapakah Deven tahu semua ini.
Anneth tak memikirkan itu berkepanjangan, yang ia tahu sekarang ia sangat bahagia dengan semua ini.
"Loh kok lo nangis? Jangan nangis dong gw kan udah janji sama lo ga bakal buat lo nangis" Deven kangen melihat Anneth mengeluarkan air matanya.
"Gw seneng banget dev" ucap Anneth lirih
"Maafin gw Neth, gw ga bisa buat lo bahagia"
"Maafin gw atas semua yang gw lakuin"
"Maafin gw udah buat lo nangis"
"Dan satu lagi, maafin gw udah nyakitin perasaan lo. Yang lo liat dan lo dengar tentang gw sama Joa itu salah besar"
"Gw ga ada hubungan apa-apa, lo percaya gw kan" jelas Deven dengan wajah memelas tapi menggemaskan
"Iyaa" jawab Anneth menganggukan kepalanya dan tersenyum
"Lo jangan nangis lagi ya" Deven menghapus air mata Anneth yang jatuh di pipinya.
"Makasih Dev, gw sayang sama lo"
Anneth kembali memeluk erat Deven begitupun dengan Deven yang membalas pelukannya.
"Gw juga sayang banget sama lo" Deven menjawab perkataan Anneth dan mencium lembut kening Anneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON - [END]
FanfictionBagaimanakah kisah cinta @anneth.dlc setelah sekian lama gagal move on, apakah dia bisa melupakan semua kenangan dan membuka lembaran baru bersama seseorang yang baru saja hadir di hidupnya? siapakah lelaki itu sehingga bisa membuat @anneth.dlc mov...