33

3.1K 203 30
                                    

Mereka telah sampai di tempat yang di tuju dan mulai memesan makanan. Tak terasa hari pun sudah mulai gelap, setelah selesai makan Deven langsung menggantarkan Anneth pulang.

Deven merebahkan tubuhnya menatap langit kamar membayangkan bagaimana jika ia tak bisa lagi bersama Anneth. Ujian nasional tinggal beberapa hari lagi, ia belum bisa jauh dari Anneth, bukan belum bisa tapi tidak akan bisa jauh dari Anneth.  Ia tak ingin mengecewakan orangtuanya, tapi di sisi lain ia pun tak ingin meninggalkan Anneth.

***

Kini waktunya kelompok Anneth yang menampilkan instrumen musiknya, karena mendapat urutan yang terakhir.  Mereka sudah mempersiapkan dirinya untuk menampilkan yang terbaik.

Anneth terus berdoa dalam hatinya 'ya Tuhan, semoga ga kepilih jadi perwakilan untuk tampil di kelulusan'  Aneh memang, semua orang pasti menginginkan yang terbaik tapi beda dengannya ia malah sebaliknya.

"Udah siap?" tanya Jason pada anggota kelompoknya. Semua serentak mengangguk.

Jreng Jrengg

Senar gitarnya kini berbunyi, Anneth dan Alde mulai mengeluarkan suara begitupun yang lainnya mengikuti alunan lagu dan musiknya.

Ini yang terakhir....  (aku menyakitimu)
Dan ini yang terakhir....  (aku meninggalkanmu)

Takan ku sia-siakan hidupmu lagi... 

Ooowooo ooooo

Di penghujung lagu, Alde menatap mata Anneth begitupun sebaliknya. Ia melangkah lebih dekat pada Anneth dan meraih sebelah tangan Anneth.

Untukmu seluruh napas ini.... (alde)

Untukmu seluruh napas ini...  (anneth)

Kini mereka saling menatap dan tetap berpegangan tangan.
Semua teman-temenmya bersorak bertepuk tangan.

Anneth dan teman-temannya menundukan punggungnya memberikan hormat pada semuanya, kini mereka kembali ketempat duduknya dan tetap masih bergabung dengan kelompoknya masing-masing

'Huulff lega banget, semoga aja kepilih jadi perwakilan nanti' ucap Alde berbisik pada batinnya

"Neth sorry ya tadi aku pegang tangan kamu, ga izin dulu sebelumnya" kata Alde pelan

"Iya gapapa ko, gw cuma kaget padahal pas latihan ga kaya gitu" jawab Anneth tersenyum tipis

'Kalo gini caranya, ada kemungkinan kepilih. Bete'  kata Anneth dalam hatinya

"Oke anak-anak bapa sudah mendapat nilai praktek kalian, sepertinya bapa akan mengumumkan hal yang mungkin buat kalian sedikit kecewa"

Semua murid menghela napas kecewa "Yaahh kenapa pa?"

"Jadi begini, karena Ujian Nasional tinggal 1 minggu lagi, dan waktu kelulusan sudah sangat mepet maka dari itu acara akan di persingkat jadi kemungkinan besar untuk perwakilan kelas menampilkan instrumen musiknya tidak jadi"

"Yahh kecewa berat pak" celetuk salah satu murid

'Thx God'  Anneth kembalk bicara dengan batinnya

'Ahhhh kenapa sih harua ga jadi?  Padahal ini kesempatan bagus biar deket terus sama Anneth'  kata Alde geram dalam hatinya

"Karena bapa sudah PHP  sama kalian semua, nilai praktek kalian bapa besarkan" kata Pa Roni mengacungkan kedua jempolnya

Semua murid bersorak gembira, dan kembali pada tempat duduknya masing-masing karena pembelajaran akan dilanjutkan dengan pelajaran lain.

***

"Selamat siang,  di beritahukan kepada semua murid SMA Harapan Bangsa sepulang sekola berkumpul di lapangan sekola. Terimakasih" 

Suara itu terdengar disetiap kelas. Jam pelajaran trakhirpun sudah selesai semua murid berhamburan keluar kelas menuju lapangan sekola. Mereka berbaris rapi per kelasnya masing-masing bersiap untuk mendengarkan pengumuman yang di sampaikan.

Anneth berdiri tepat di belakang Charisa berbisik pada telinganya "Cha.. Ada apa sih? tumben di kumpulin kaya gini"

Charisa menjawab dengan pandangannya yang tetap fokus kedepan "Gw juga ga tau"

"Begini, kakak kelas kalian akan menghadapi Ujian Nasional  hari senin nanti untuk kalian kelas 10 dan kelas 11 akan di liburkan selama 4 hari. Mohon untuk memanfaatkan waktu liburnya untuk belajar dirumah.  Terimakasih"

Semua murid bersorak gembira dan berhamburan dari lapangan, tapi tidak dengan Anneth.  Ini adalah hal yang sangat tidak ia inginkan, karena ia akan berpisah dengan kekasihnya.

"Anneth? Lo kenapa?" tanya Charisa karena tidak mendengar Anneth bersorak

"Gw ga mau ada Ujian Nasional"

"Loh kenapa?"

"Itu buat semakin cepet gw pisah sama Deven"

"Yang sabar ya Neth, gw ngerti perasaan lo. Semoga ini jalan terbaik buat kalian berdua" Charisa mencoba meyakinkan Anneth

"Oiya gw ada cerita nih tentang pasangan yang LDR, mau denger ga? lanjut Chrisa merangkul pundak temannya itu

"Boleh"

"Jadi gini, ada cewek yang pergi keluar kota untuk sekolah, dia merantau sendiri tuh. Terus lama dia di sana dapet pacar deh hubungannya udah mau 3 tahun ya selama dia sekola disana. Terus mama nya si cewek itu nyuruh dia pindah lagi ke kota asalnya untuk melanjutkan sekolahnya lagi dan cari kerja disana. Tapi hubungan mereka masih baik-baik aja ketemu cuma di layar handphone. Pacarannya udah hampir beberapa tahun masih terus aja langgeng eh sekarang udah serumah tuh mereka berdua"

"Jadi kuncinya itu cuma jujur dan saling percaya.  Tuhan tahu yang terbaik buat kita, kalo emang si Deven pergi ninggalin lo gausah sedih karna cinta tau jalan pulang " jelas Charisa panjang lebar

Anneth tersenyum melihat sahabatnya sangat pengertian, ia pun memeluknya sangat erat dan berbisik "Makasi Chaa"

***

Hari ini adalah hari pertama Deven Ujian, ia sudah mempersiapkan dirinya sangat matang. Mulai dari belajar, berdoa dan berpikir positif. Dipikirannya sekarang cuma satu lulus dengan nilai yang memuaskan.

Deven tak sedikit pun memikirkan tentang Anneth, karena itu akan membuatnya tidak konsentrasi dalam Ujiannya. Begitupun dengan Anneth, ia sangat mengerti dengan Deven. Yang Anneth lakukan cuma satu berdoa dan memberi semangat pada kekasihnya.

Setelah Charisa menceritakan kisah pendek kemarin, ia meyakinkan dirinya untuk terus percaya pada kekasihnya meski harus terpisah jauh. Dalam hatinya tetap meneguhkan bahwa Deven adalah yang terbaik.

Satu demi satu soal telah Deven isi dengan sangat yakin. Meski ada beberapa soal yang tidak ia pahami. Waktu terus berjalan hingga soal terakhir ia selesaikan dalam waktu hitungan mundur 50, tak peduli walau teman-temannya telah selesai sebelumnya ia hanya ingin memanfaatkan waktu dengan sangat baik.

Akhirnya Ujian hari pertama telah selesai, ia selesaikan dengan baik. Dalam hatinya terus berdoa semoga mendapatkan hasil yang terbaik.

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang