27

3.2K 209 42
                                    

Anneth baru saja selesai mandi, handuk kecilnya masih menempel di kepalanya. Ia melangkah ke dapur untuk mencari makanan, karena dari pagi ia belum makan pantas saja cacing-cacing di perutnya sudah berdemo.

"Bi... Bi Ijah?" panggil Anneth dari dapur

Jawab bi Ijah menghampiri Anneth "Iya non?"

"Bi gaada makan ya?"

"Bibi ga masak non, bahan makanan sudah abis tadi ga sempet ke pasar"

"Ohh yaudah, bibi mau makan apa biar sekalian Anneth beli keluar"

"Ah ga usah non, biar non aja" bi Ijah menolak tawaran Anneth dengan sopan

"Yaudah Anneth mah beli dulu ya, nanti kita makan bareng-bareng"

"Gausah non bibi udah makan ko"

"Gapapa kali, Anneth tau ko bibi juga sama belum makan" kata Anneth sambil berjalan ke kamarnya untuk bersiap-siap

Setelah beberapa menit Anneth bersiap, ia pun mengambil kunci mobilnya untuk pergi membeli makanan. Pada saat Anneth mau membuka pintu gerbangnya, ia di kagetkan dengan kedatangan seseorang dengab motor besarnya.

"Ehh ko ada kamu" tanya Anneth terkejut

"Kamu mau kemana udah bawa kunci mobil?"

"Ih kamu malah balik tanya, mau cari makan laper. Kenapa ga bilang mau kesini" tanya Anneth lagi mendekat kearahnya

"Abisnya aku telpon ga di angkat terus mana ga aktif lagi, bikin khawatir aja" jelas Deven

"Hehe maaf, handphonenya mati lagi di charger.  Jadi ga sempet kabarin kamu maaf" jawab Anneth memperlihatkan gigi putihnya yang berderet rapi

"Lain kali kabarin dulu jangan langsung ilang kaya gitu, aku khawatir banget sama kamu. Takutnya kamu kenapa-napa" kata Deven mencubit hidung mancung Anneth

Anneth menepiskan tangan Deven meringis kesakitan "Awww sakit tau"

"Hahaha, yaudah yu naik"

"Loh mau kemana?"

"Katanya mau beli makan gimana sih" 

"Oiya ya, yu"

Anneth pun naik keatas motor Deven. Mereka berdua pun pergi untuk mencari makanan. Anneth sangat senang pada sikap Deven, sebegitu khawatirnya ia pada Anneth sampe menyusul kerumahnya. Padahal, rumah Deven dengan Anneth lumayan jauh tapi ga jauh jauh banget.

"Anneth... " panggil Deven dengan tatapan yang tetap fokus pada jalanan didepannya

"Iya kenapa?"

"Ko malem ini dingin banget ya, padahal udah pake jaket" Deven memberi kode pada Anneth untuk memeluknya. Anneth tak menjawab, ia hanya tersenyum dan memeluk erat Deven dari belakang.

*ko jadi aku yang flashback ya 😭 maafkan guys*

Mereka sudah sampai, Anneth langsung membeli makanan kesukaannya yaitu Ayam bakar sedangkan Deven membeli Ikan bakar. Setelah mereka selesai membeli makanan mereka pun pulang.

***

Deven memarkirkan motornya di halaman rumah Anneth, mereka pun masuk kedalam rumahnya untuk makan bersama-sama.

Bi Ijah membukaan pintu dan langsung menyapa Deven "Eh ada den Deven"

"Iya bi, apa kabar?" tanya Deven sembari mencium lengan bi Ijah

"Alhamdulillah baik den"

Merekapun sudah berada di meja makan untuk menyantap makanan yang sudah mereka beli tadi. Selesai makan Anneth dan Deven pindah ke ruangan tengah untuk menonton film.

"Mau nonton apa?" tanya Anneth yang sibuk memilih kaset film yang ada di tangannya

Deven merebut kaset-kaset itu "Mana coba liat"

"Ini seru ga?" Deven memperlihatkan kaset yang berjudul London Love Story 

"Seru film romantis"

"Ga ah, ga mau yang romantis"

"Terus?"

"Horror" kata Deven dengan mata melotot tetap di depan wajah Anneth

Anneth menepisakan wajah Deven dari hadapannya "Ga mau ah"

"Kamu takut ya" gurau Deven menunjuk kearah Anneth

"Ngga ko, siapa juga yang takut" jawab Anneth tidak memperlihatkan wajah ketakutannya

"Oke, kita nonton ini" Deven mengambil satu kaset yang berjudul The Conjuring

Anneth pun memasukan kasetnya kedalam DVD Player dan memulai film nya. Ia pun kembali duduk di sebelah Deven dengan cemilan dipangkuannya. Mata mereka fokus ke layar televisi menunggu film itu mulai.

Deven melirik Anneth, wajah Anneth sangat tegang. Dengan iseng nya Deven mengagetkan Anneth

"DORRR" teriak Deven, seketika Anneth loncat dari duduknya karena kaget. Ia memukul-mukul lengan Deven, sedangkan Deven hanya tertawa

"Nyebelin ah bete" kata Anneth cemberut

Merekapun kembali fokus pada film di hadapannya, sesekali Anneth teriak karena kaget. Tapi sejauh ini belum ada adegan yang menakutkan bagi Deven.

"Aku ke toilet dulu ya" kata Deven beranjak dari duduknya, tapi Anneth menarik tangan Deven untuk tetap berada di sebelahnya

"Kebelet yaampun" katanya lagi, Anneth tetap menarik tangan Deven

"Yaudah iya ga jadi, di tahan aja" Deven pun kembali duduk di sebelah Anneth

Film nya semakin seru, sudah banyak tanda-tanda bahwa akan ada hal yang lebih menegangkan. Anneth menutupi setengah matanya dengan bantal yang sedang ia peluk. Dan
.
.
.

"AAAAAAAAAA" Teriak Anneth sangat nyaring di telinga Deven, Deven memejamkan matanya ia merasakan kehangatan dalam tubuhnya, ternyata Anneth sedang memeluk erat dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AAAAAAAAAA" Teriak Anneth sangat nyaring di telinga Deven, Deven memejamkan matanya ia merasakan kehangatan dalam tubuhnya, ternyata Anneth sedang memeluk erat dirinya.

Deven mencoba membuka matanya di ikuti dengan senyumnya, ia sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi. Deven pun membalas pelukannya lebih erat.

"Udah Neth valak nya udah pergi ko, barusan aku peluk jadi ilang deh dia" gurau Deven mengusap lembut rambut Anneth

"Yang kamu peluk?" Anneth mengulang perkataan Deven

"Yang kamu peluk, berarti aku dong valak nya" lanjut Anneth cemberut

"Hahahaha" Deven tertawa keras, Anneth hanya mutarkan bola matanya kesal

"Bercanda sayang, masa valak cantik kaya gini" goda Deven mencubit pipi kenyal Anneth.  Anneth hanya tertawa tak bersuara.
.
.
.
.
.

Semoga terhibur 😊
Maaf kalo ga nyambung sama cerita sebelumnya, maaf juga kalo banyak yang typo mohon di maklumi 🙏❤

Jangan lupa vote, dan komen 😍 makasihh

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang