13

3.9K 203 17
                                    

"Jika kamu pergi jauh, jangan lupa pulang. Kembali padaku. Rumahmu"

-Anneth_YATR

***

"Dev makasih udah bawa gw kesini" kata Anneth membuka pembicaraan

"Sama-sama, jangan marah lagi yaa" ucap Deven lembut sembari mengusap rambut Anneth yang menyandar di pundaknya.

"Dev..."

"Iya.. Kenapa??

"Lo ga usah deket-deket lagi sama dia ya"

"Dia temen doang kok"

"Tapi kan gw ga percaya diri"

"Loh kok ga percaya diri"

"Kata Dilan cemburu itu untuk orang yang tidak percaya diri, dan saat ini gw sedang tidak percaya diri"

"Haha lo lucu deh" kekeh Deven mencubit hidung mancungnya Anneth.

"Iya gaakan, mau sama lo aja berdua bersamamu mengajarkanku.. "

"Yeeaahhh malah nyanyi haha" Anneth tertawa kecil

Senja hampir saja menenggelamkan mereka berdua. Ketenangan air danau dan sepoi angin membuat mereka tak ingin beranjak pergi. Sempat terpikir untuk pulang namun pepohonan seakan menarik mereka kembali.

Coba bayangkan oleh kalian, kita berada di tepi danau bergenggaman, bersandaran, saling bercerita dengan seseorang yang kita sayangi bukankah itu yang kita idamkan?

Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang, sudah beberapa jam mereka berdiam di sana bukan hanya beberapa jam tetapi seharian.

"Lo cantik banget Neth" ucap Deven pelan mengusap rambut Anneth dengan sebelah tangannya dan tangan satunya tetap fokus pada setir mobil.

Sesekali Deven melirik Anneth yang terlelap oleh tidurnya, rambutnya yang panjang menutupi sebagian wajahnya.

Deven tak tega untuk membangunkannya, terlihat dari raut wajahnya Anneth sangat kelelahan. Mungkin karena perjalanan yang lumayan jauh.

"Neth... Kita udah sampe bangun" Deven menggoyahkan tubuhnya namun Anneth tetap saja terlelap.

Tanpa pikir panjang Deven pun menggendong Anneth hingga ke kamar tidurnya.

"Biii permisi" panggil Deven memencet tombol lonceng

"Ehh den Deven masuk, bawa aja ke atas" sambut Bi ijah dengan menunjuk ke arah tangga.

'OMG,  gw gendong naik tangga. Gpp deh daripada Anneth bangun' ucap Deven dalam hati

Deven pun menaiki satu demi satu anak tangga, nafasnya mulai tak teratur.

"Tidurin di ranjang itu aja Den" kata Bi Ijah mendahului langkah Deven

"Baik bi" Deven mengikuti langkah Bi Ijah.

'Selamat tidur sayang' ucap Deven pelan meninggalkan Anneth yang sudah terbaring di atas ranjangnya.

"Selamat tidur juga Deven" Anneth menjawab ucapan Deven

Deven yang sudah berada di ambang pintu pun terperangah kaget dan membalikan badannya ke arah Anneth tertidur.

"Lohh kok bangus sih, tidur lagi sana" Kata Deven sedikit kaget

"Orang gw daritadi ga tidur hahaha" Anneth tertawa dan merubah posisinya setengah duduk

"Jadi lo ngerjain gw"

"Hahaha emang enak" tawa Anneth yang di ikuti juluran lidah

"Awas ya gw kerjain balik nanti. Udah ah gw pulang dulu yaa bye selamat malam"

"Selamat malam, terimakasih untuk hari ini" Anneth bangkit dari tidurnya berjalan melangkah mendekati Deven

"Hati-hati di jalan yaa, muaah" Anneth mencium lembut pipi Deven

Deven kaget dengan apa yang Anneth lakukan, pipi putih Deven kini berubah menjadi memerah. Mungkin malu.

Deven hanya membalas dengan senyuman, senyuman yang membuat hati langsung meleleh.

"Byeee Dev" Anneth melambaikan tangan dan tetap berdiri depan pintu kamarnya

"Byeee" balas Deven yang sudah mulai menjauh dari tempat Anneth berdiri dan tersenyum tipis.

'Neth, maafin gw jika sewaktu-waktu gw gaada lagi disisi lo' ucap Deven lirih meninggalkan rumah Anneth.

***

Tak terasa kini Deven sudah menjalani akhir pembelajannya. Beberapa bulan lagi ia sudah bukan menjadi bagian dari sekola ini. Ujian Nasional pun sudah di depan mata. Semenjak beberapa bulan yang lalu sewaktu di danau itu, hubungan mereka semakin membaik tidak ada masalah sedikitpun.

Tapi akhir-akhir ini Deven seperti menjauh dari Anneth entah apa yang menjadi masalahnya. Padahal, sebelumnya mereka baik-baik saja.

"Neth,  lo lagi marahan ya sama si Deven?" kata Charisa membuyarkan lamunan Anneth

"Ngga kok, gw baik-baik aja" jawab Anneth pelan

"Oiya kemaren gw liat lo di cafe coklat sama Deven"

"Mau gw samperin takut ganggu, emang lo ngomongin apa sih kemaren sampe muka si Deven serius gitu haha" kata Charisa sedikit tertawa dan kembali sibuk dengan buku-bukunya.

"Hah? Gw ga ke cafe" jawab Anneth sedikit kaget

"Ohh mungkin gw salah liat"

'aduh mampus gw,  terus yang gw liat sama deven kemaren siapa ya?  Tapi bener deh cowo itu deven tapi cewe nya siapa?  Duh gimana ini' Charisa berbicara dalam hatinya.

"Serius cha lo liat Deven?" tanya Anneth penasaran

"Bukan deh kayanya, gw salah orang"

"Gw coba telpon deh"

*nomor yang anda tuju sedang sibuk*

***

"iya mam ada apa tumben telpon"

"dev beasiswa kamu di terima, akhirnya kamu bisa sekola di universitas prancis yang kamu idam idam kan"

"tapi maaa...  Deven pengen ngelanjutin di indonesia aja"

"loh kok gitu?  Ini kan yang kamu mau dari dulu? Kenapa tiba-tiba membatalkan. Kalo memang kamu ga mau sekola disana yaudah lakukan buat mama, lakukan yang terbaik buat mama. Sehabis Ujian Nasional kamu langsung terbang ke prancis untuk menyelesaikan persyaratan"

"tapi maaa... "

Tutt tutt

Belum saja Deven selesai berbicara Mamanya sudah mengakhiri pembicaraannya.

'ya Tuhan bantu aku, aku ga akan bisa kehilangan Anneth,  tapi sisi lain ada mama yang sudah aku kecewakan . Bagaimana ini' ucap Deven pelan

"Deven... "

Deven menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Dev kok gw telpon ga di angkat sih. Lo kemana aja kok gw baru liat terus lo kemana aja gaada hubungi gw. Gw tau lo sibuk tapi ga cuekin gw juga kan" kata Anneth manja

"Haha iya maaf, gw sibuk banget nih. Sekarang aja gw harus kumpul dulu sama anak Band terus nanti pulang sekola ada kumpul terakhir sama anak OSIS, maaf ya gw harus pergi. Tar malem gw hubungi lo byee" jawab Deven sedikit berlari meninggalkan Anneth.

'maaf neth,  mungkin ini jalan terbaik buat kita berdua.  Sedikit demi sedikit lo bakal bisa jauh dari gw' ucap Deven pelan

Anneth terpaku, ada apa dengan Deven kenapa Deven tiba-tiba seperti itu. Batinnya penuh dengan tanda tanya,  antara bingung, kesal, kecewa semuanya menjadi satu.

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang