24

3.4K 199 23
                                    

Deven melirik jam yang melingkar di lengannya, waktu menunjukan pukul 9.30 malam tak terasa waktu berjalan begitu cepat.

"Mau pulang sekarang?" tanya Deven melihat sekeliling cafe hampir setengahnya pengunjung sudah meninggalkan cafe itu.

"Nanti aja" jawab Anneth yang sedang menghangatkan tubuhnya dengan menggenggam cangkir hot chocolate.

"Udah malem sayang, besok kita kesini lagi"

"Sebentar lagi please"

"Yaudah, jam kita pulang"

Anneth tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Oiya kapan kamu pergi ke Prancis nya?" tanya Anneth menatap sendu Deven

"Setelah selesai UN"

"Cepet banget"

"Hemm entah lah"

"Tapi kamu bakal pulang kan?"

"Ya iya lah, yakali diem di negeri orang ga pulang-pulang" gurau Deven mencairkan suasana

Anneth tertawa kecil "Haha maksudnya, setiap akhir pekan atau apa gitu"

"Gatau, kayanya ngga deh"

"Yahh ko gitu" jawab Anneth murung

"Kan biar cepet-cepet selesai. Kamu disini harus fokus sama sekolamu kan udah mau ujian juga"

"Kalo udah lulus, kita sama-sama lagi" lanjut Deven meyakinkan Anneth

"Aku takut"

Deven meraih tangan Anneth dan menggenggamnya "Tatap mataku, apakah ada kebohongan?"

Anneth tak menjawab ia hanya menundukan kepalanya.

"Percaya sama aku, nanti kita bisa video call  kan. Kirim email atau kirim-kirim surat"

"Iya aku percaya sama kamu, jangan lupain aku ya"

Deven mencium tangan Anneth yang ada di genggamannya "Iya sayang"

"Mau pulang sekarang?" tanya Anneth

"Ayo, keburu malem banget"

Deven pun pergi untuk membayar pesanannya tadi, sedangkan Anneth menunggu di luar cafe.

***
Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Anneth hanya diam seraya memandang ke luar jendela.  Entah apa yang sedang ia pikirkan. Mungkin yang ada di pikiran Anneth sekarang adalah bagaimana ia bisa menahan tangisnya pada saat Deven pergi nanti.

"Kamu kenapa sayang? Dari tadi melamun mulu. Udah sampe nih" ucapan Deven membuyarkan lamunan Anneth

"Ohh udah ya hehe"

Deven menatap mata Anneth "Kamu kenapa?  Ada masalah?"

"Gapapa ko, besok jemput aku ya" kata Anneth membuka pintu mobil

"Iyaa.. Dahh see u"

Deven melambaikan tangannya begitupun dengan Anneth, ia kembali menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Anneth. Sedangkan Anneth melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Eh anak Mami udah pulang, sini sayang" ucap Maminya yang sedang duduk di sofa bersama Papinya

Anneth melangkah mendekati Mami dan Papinya, sepertinya mereka akan membicarakan hal yang cukup serius.

"Kenapa mi?" ia pun dudu di dahapan orangtuanya

"Di kantor Mami lagi sibuk banget, banyak banget yang harus Mami urus disana. Mereka sangat membutuhkan bantuan Mami. Jadi-"

Anneth memotong pembicaraan Maminya "Jadi Mami harus pergi kerja lagi, ninggalin Anneth lagi disini sendiri gitu?"

"Bukan begitu sayang-"

Lagi-lagi Anneth memotong pembicaraan Papinya "Terus gimana? sebenernya yang lebih kalian utamakan itu siapa?  Anneth atau pekerjaan?"

"Apa harus Anneth di culik lagi, masuk rumah sakit lagi supaya kalian tetep ada disini? Yaudah terserah gimana Mami sama Papi aja, toh mau gimana maksa juga kalian pasti bakal ninggalin Anneth" Anneth tersenyum kecut dan pergi meninggalkan orangtuanya.

GEBRUKK

Anneth membanting pintu kamarnya sangat keras, hingga Mami dan Papinya terkejut. Mereka tau pasti Anneth sangat kecewa, tapi bagaimana lagi ini sudah menjadi tanggung jawab mereka.

'kenapa semua orang yang aku sayang harus pergi?  Kenapa? Apa aku menyusahkan mereka'

Anneth berbicara pada cermin yang ada di hadapannya. Ia pun memjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, kepalanya terasa berat lagi pandangannya pun sedikit kabur.

***

TOK TOK TOK

"Non bangun sudah siang, bukannya harus pergi ke sekola?" bi Ijah mengetuk pintu kamar Anneth

Anneth mengucek matanya pelan dan bangkit dari tempat tidurnya "emm iya bi ini udah bangun"

Bi Ijah pun pergi kedapur lagi untuk membereskan pekerjaannya. Sedangkan Anneth sedang bersiap untuk pergi kesekola.

"Bi... Mami sama Papi mana?" tanya Anneth sembari melangkah turun dari kamarnya

"Tuan udah pergi non, tadi pagi"

"Hemm, yaudah Anneth pergi dulu ya" jawab Anneth tak bersemangat

"Ga sarapan dulu non? Nanti sakit lagi"

"Nanti aja di sekola"

"Hati-hati non"

Anneth mengacungkan jempolnya menandakan bahwa ia mengiyakan ucapan bi Ijah.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf ya untuk hari ini lebih pendek soalnya aku lagi kurang fit, liat layar HP nya pusing. Insyaallah malem atau besok bisa lebih panjang 😊 maaf juga kalo banyak yang typo😂

Makasih sudah mau membaca dan menunggu ❤
Jangan lupa vote dan komen 😊

Oiya ini ada ilustrasi tentang awal pertemuan Anneth.dlc sama Friden_fp

Semoga suka dan semoga terhibur, makasi ❤

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang