Anneth mencoba membuka sedikit demi sedikit matanya. Silau, sorotan lampu itu tepat sekali dihadapannya.
"Ihh Deven apaan si kamu, silau tauu" gerutu Anneth menepiskan benda yang ada di depannya
"Hehe selamat pagi sayang akhirnya bangun juga, liat udah jam berapa ini kebo banget siii" gurau Deven mematikan led light handphonenya
Anneth memonyongkan bibirnya "Ya ga gitu juga dong, perih tau mataku"
"Ihhh gemas deh" Deven mencubit pelan hidungnya
"Aww sakit tau, ah kamu mah pagi-pagi udah nyebelin"
"Hahaha iya deh iya maaf, mau mandi ga? Udah berapa hari kamu ga mandi iww bau" gurau Deven lagi
"Apaan sii baru juga beberapa hari, aku kan lagi sakit. Kata mami kalo lagi sakit ga boleh mandi. Wleee" jawab Anneth menjulurkan lidahnya
"Iya deh iya, cepat sembuh yaa" Deven mengusap lembut rambut panjang Anneth
"Makasiii"
"Ehh tunggu, ini bibir kamu kenapa? Ko ada luka? Ko aku baru liat sih, kamu kenapa? Ko ga bilang si" Anneth memegang ujung bibir Deven
"Gapapa ko, ini kan demi kamu. Nahan sakit segini mah aahh biasa. Kalo nahan rindu kamu baru luar biasa ga ketahan"
"Haha apaan si receh banget" tawa Anneth
"Gapapa yang penting kamu seneng" jawab Deven dan mengambil semangkung bubur di atas meja.
"Sarapan dulu ya, abis itu minum obat. Mau aku suapin atau makan sendiri?" tanya Deven kemudian duduk di sebelah Anneth
"Aku kan lagi sakit, jadi.. "
"Iya iya tau, pasti mau di suapin. Nih aaaaa"
Anneth tak menjawab ia hanya tertawa. Deven pun menyuapi Anneth hingga semangkuk bubur habis disantapnya. Terlihat sekali Anneth sangat lapar, bibirnya pun pecah-pecah mungkin karena kekurangan asupan air.
"Pagiiiii..."
Suara di balik pintu itu mengagetkan mereka berdua, ternyata Charisa dan teman-teman yang datang untuk menjenguk Anneth.
"Pagi, kirain siapa. Lo mah ga sopan ketuk dulu ke maen nelonyong masuk aja" Deven menjawab sapaan Charisa
"Hehe sorry, abisnya gw semangat banget mau ketemu temen gw. Aaa Anneth gw kangen banget sama lo" jawab Charisa sedikit berlari dan langsung memeluk Anneth
"Kirain mau peluk gw.. Aww" gurau Deven yang di ikuti cubitan kecit dari Anneth
"Haha rasain lo haha" Charisa tertawa
"Cepet sembuh ya Neth..." kata Friden sembari memberikan sebuket bunga mawar putih
Anneth menghirup wangi bunga tersebut "Emm makasih ya"
"Cepet sembuh ya Neth" ucap teman-teman yang lainnya serentak
"Makasi ya, udah nyempetin dateng kesini. Ngerepotin kalian" kata Anneth dengan senyum manisnya yang masih terlihat pucat.
"Anneth maafin gw ya, gw udah jahat sama lo" kata Joa mendengat ke ranjang Anneth
"Iya gapapa ko" jawab Anneth tersenyum
"Maafin kita juga ya Neth" kata Nashwa dan Putri
"Iya gapapa santai aja kali" jawab Anneth lagi
Joa, Nashwa dan Putri memeluk Anneth "Makasiii ya Neth, lo baik banget" Anneth hanya membalas dengan senyuman.
"Ikutan dong, gw juga kan pengen di peluk cewe-cewe cantik" gurau Gogo membuka lebar-lebar tangannya
"HHUUUUUU...." semua serentak menyoraki Gogo
Mereka pun tertawa lepas bersama-sama.
***
Setelah beberapa hari di rawat, Anneth akhirnya di perbolehkan untuk pulang. Kondisinya sudah sangat membaik, selama Anneth di rawat Deven tidak pernah meninggalkan Anneth sendirian di rumah sakit.
Ada senyuman yang mengembang dibalik pintu itu, menyambut kedatangan putri kesayangannya.
"Selamat datang sayang" sapa seseorang dibalik pintu
Anneth tersenyum "Pagi Mami.."
"Anak Papi udah sembuh, ayo sayang.." ajak Papi Anneth untuk masuk ke dalam rumahnya dan merangkul anak kesayangannya
"Deven ga di ajak masuk Pi" kata Deven yanh masih berdiri di ambang pintu
"Eh iya lupa, ayo masuk" mereka pun tertawa
Mereka semuapun duduk di meja makan, karena pada saat Deven dan Anneth pulang Maminya sudah menyiapkan sarapan untuk sarapan bersama-sama.
"Ayo makan, Anneth Deven ayo..." ajak Mami
"Iya mii" jawab Anneth dan Deven serentak
"Oiya kamu kelas 12 kan? Mau lanjut sekola dimana?" tanya Papi pada Deven
"Prancis Pi" jawab Deven gugup
Uhuukkkk
Anneth batuk tersedak karena kaget dengan jawaban Deven
"Kamu kenapa sayang, minum dulu" Mami memberikan segelas air putih pada Anneth, dan Anneth pun meminumnya
"Wahh bagus-bagus, kembangkan bakat kamu disana. Papi yakin kamu akan jadi orang sukses" kata Papi dengan bangga
"Aamiin, makasi Pi" Deven tersenyum tipis
Makan-makan pun sudah selesai, Deven mengantarkan Anneth ke kamar tidurnya. Deven tahu Anneth sekarang sedang marah padanya karena pembicaraan tadi.
"Kamu istirahat ya, aku mau pulang dulu" ucap Deven lembut sembari menidurkan Anneth di tempat tidurnya.
"Tunggu dulu, maksud kamu apa tadi? Kamu mau kemana?" tanya Anneth dengan raut wajah sedih
"Aku mau kuliah di Prancis" jawab Deven datar
"Kenapa ga bilang ke aku sih, ko aku baru tau"
"Maaf, aku belum sempet ngomong"
"Terus? Kamu mau ninggalin aku disini?" jawab Anneth menahan tangisnya
"Kamu jangan nangis, aku janji kalo udah selesai bakal cepet-cepet balik ke indonesia" Deven menatap mata Anneth sangat dalam
"Aku ga mau kamu pergi, Please Dev" kini air mata Anneth tak bisa lagi tertahan
Jemari Deven siap untuk menyapu air matanya "Aku janji, percaya sama aku. Kamu harus tunggu aku pulang"
"Ga! Kamu ga boleh pergi"
"Anneth, ini untuk kebaikan kita juga"
"Nanti disana pasti banyak cewe-cewe cantik, terus kamu sama mereka, terus kamu ninggalin aku dan terus lupain aku. Aku ga mau"
"Ga bakal sayang, percaya sama aku yaa. Jujur aku juga ga mau ninggalin kamu, tapi ini perinta Mamaku"
"Emm yaudah, sana pergi" jawab Anneth memalingkan wajahnya
"Tuh kan gitu, jangan marah dong. Aku janji ga bakal khianati kamu" Deven menekankan omongannya
"Janji"
Deven tersenyum "Iya sayang janji"
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE THE REASON - [END]
FanfictionBagaimanakah kisah cinta @anneth.dlc setelah sekian lama gagal move on, apakah dia bisa melupakan semua kenangan dan membuka lembaran baru bersama seseorang yang baru saja hadir di hidupnya? siapakah lelaki itu sehingga bisa membuat @anneth.dlc mov...