32

3.1K 225 30
                                    

***

Jam pembelajaran pun sudah selesai, semua murid sudah di perbolehkan untuk pulang. Tapi tidak dengan Anneth, ia harus menemani kekasihnya terlebih dulu untuk menyelesaikan masalahnya. 

To : Deven ❤

Aku tunggu di taman belakang sekola. Sekarang

Terkirim
Diterima

Sudah hampir 1 jam Anneth menunggu di belakang sekola,  Deven tak kunjung juga datang. Mungkin masih ada keperluan lain. Anneth pun tetap menunggu dan mencoba menghubunginya lagi.

To : Deven ❤

Dev?  Kamu dimana?  Aki tunggu kamu di belakang sekola

Terkirim
Diterima

Pesannya sudah di terima tapi masih ada jawabnya, Anneth ingin menelponnya tapi takut mengganggu. Akhirnya Anneth mengurungkan niatnya dan kembali menunggu Deven.

Seseorang mengagetkan lamunan Anneth "Sorry lama"

"Ada apa?" tanya Deven duduk di sebelah Anneth

Anneth berbalik ke arah Deven dan bertanya "Masih marah ya?"

Deven yang ditanya hanya diam, menandakan bahwa dia masih marah dan mungkin kecewa.

Anneth meraih tangan Deven "Maaf Dev"

"Iya aku tau aku salah, kamu berhak marah dan berhak cemburu. Tapi ga harus berlebihan Dev, aku sama Alde cuma temen biasa ga ada hubungan apa-apa. Percaya sama aku"

Deven tetap diam. Anneth melanjutkan pembicaraannya
"Dev maaf, aku minta maaf. Aku ngaku salah. Maafin aku Dev" Anneth menundukan kepalanya

"Iya aku tau kamu ga ada hubungan apa-apa, harusnya kamu bisa ngerti posisi aku disini itu apa? Seengganya kamu hargai aku Neth, kamu kira aku ga sakit hati liat kamu  sama cowo lain. Pulang bareng, berangkat sekola bareng apa-apa bareng sama dia. Terus kamu nganggap aku apa?"

"Banyak orang yang nyangka kita putus, karena pandangan mereka berbeda. Atau kamu mau kita putus?"

Anneth terkejut mendengar kata yang terlontar dari mulut Deven.

"Ko kamu ngomongnya gitu sih, kenapa kamu mojokin aku. Seakan-akan semua aku yang salah, semua titik kesalah ada di aku. Kamu cuma salah paham Dev. Kamu terlalu sibuk liat kesalahan aku, sampe-sampe kamu ga sadar kalo kamu juga pernah ngelakuin hal yang sama!" Anneth bangkit dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan Deven. Tak terasa air matanya menetes

Seketika Deven terdiam tak bisa berkata lagi, ia memikirkan perkataan Anneth. Benar, Anneth juga pernah marah dan kecewa karena dirinya terlalu dekat sama Joa waktu itu. Tanpa pikir panjang Deven pun berlari mengikuti Anneth. Anneth tak bisa lagi menggerakan tubuhnya, seseorang menahannya dari belakang. Deven memeluk erat Anneth dari belakang.

"Maafin aku Neth, aku egois kembalilah padaku. Jangan tinggalin aku" Deven mempererat pelukannya

"Aku sayang sama kamu, maaf aku terlaku ngekang kamu, maaf aku over protective  . Maafin aku Neth" kata Deven yang terus mendekap Anneth dari belakang

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang