21

3.6K 222 42
                                    

Deven dan teman-teman yang lainnya langsung menuju rumah sakit terdekat. Tubuh Anneth demam tinggi, bibir nya sangat pucat, coba bayangkan oleh kalian tidak makan dan minum selama 5 hari bagaimana kondisinya.
Charisa dan William mengikuti dari belakang karena menggunakan motor, sedangkan motor Deven di bawa oleh Gogo.

Sesampainya di rumah sakit, Deven langsung turun dari mobilnya dan berlari kedalam rumah sakit dengan tangan yang tetap kokoh menggendong Anneth.

"Dok Sus tolong!!! " Teriak Deven dengan keringat membasahi dahinya

Dokter dan suster pun datang membawa ranjang yang di dorong oleh suster yang lainnya, Deven pun menidurkan Anneth di ranjang tersebut dan membawanya ke ruang UGD.

"Semoga Anneth gapapa, Anneth pasti baik-baik aja" ucap Charisa mengusap punggung Deven.

"Iya, thanks Cha. Gw izin ke belakang dulu ya" jawab Deven bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan teman-temannya.

WUZZZZ...

Air keluar dari balik kran, Deven membasuh mukanya. Perasaannya saat ini sangat berantakan, antara khawatir dan kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga kekasihnya itu.

Huuuufffttt

Deven membuang nafasnya kasar dan kembali menuju teman-temannya.

"Deven.... "

Panggil seseorang  dari belakang, ia pun menengok kebelakang.

"Mamii... " Pelukan erat melekat di tubuh Deven

"Dimana Anneth?" tanya Mami Anneth dengan air mata yang menetes di pipi lembutnya

"Di UGD mii, mami maafin Deven"

"Deven ga bisa jangain Anneth" lanjut Deven lemas menundukan kepalanya

"Gapapa sayang, ini musibah ini kecelakaan ga ada yang patut di salahkan" ucap Mami Anneth mengangkat kepala Deven yang tertunduk

"Iyaa mi" Deven kembali memeluk erat Mami

Mereka pun pergi ke ruangan UGD menunggu hasil pemeriksaan dari dokter.

Hari sudah sangat sore, dokter tak kunjung keluar. Semua orang yang menunggu sangat khawatir dengan keadaan Anneth.  Deven sangat tahu keadaan Anneth sebelumnya ia sangat lemas begitupun dengan wajahnya yang putih terlihat pucat sekali. Hati Deven sangat geram dengan apa yang di lakukan Aldy itu, ingin rasanya ia menojok wajahnya saat itu tapi ia lebih sayang pada keadaan Anneth.

Tak lama kemudian dokter pun keluar.

"Permisi apakah ada diantara kalian semua yang bernama Dev.." belum selesai dokter bicara Deven sudah berdiri di hadapannya

"Saya Dok" ucap Deven semangat

"Pasien memanggil terus nama Anda, mari ikut Saya" kata Dokter masuk kedalam di ikuti oleh Deven di belakangnya

"Silahkan, saya tinggal dulu"

"Baik Dok, terimakasih" jawab Deven diikuti dengan senyum manisnya, Dokter hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Deven.

"Deven... " ucap Anneth lembut mengembangkan bibir pucatnya

Tanpa menjawab sapaan Anneth, Deven sudah memeluk erat Anneth mengecup lembut keningnya.

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang