9

4.3K 229 21
                                    

"Sialan, kenapa sih mereka bisa baikan. Sedikit lagi kan gw bisa dapetin si Deven seutuhnya" gerutu Joa kesal.

Memang semua ini adalah rencana nya Joa dan teman² nya. Mereka semua ingin menghancurkan hubungan Anneth dan Deven kemudian mempersatukan Joa dan Deven.

"Tenang dong Jo, ini baru awal permainan kita santai saja lah. Kita mulai sedikit demi sedikit" jawab lelaki di sebelahnya Joa.

"Tapikan gw udah ga sabar pengen cepet² dapetin Deven sebagai pacar gw" kata Joa sembari membayangkan dirinya bersama Deven.

"Lo maa ga sabaran banget, apa² juga butuh usaha ga semudah yang lo bayangin. Gw juga sama pengen cepet² dapetin Anneth" jawab laki² itu dengan santainya sambil memainkan game di handphone nya

Joa hanya memutarkan bola matanya tak menjawab perkataan lelaki itu.

***

"Siang Neth" sapa Deven dan duduk di sebelah Anneth

"Siang Dev, mau makan bareng?" Anneth menawarkan makannya. 

Mereka memang sedang berada di kantin sekola, karena sedang jam istirahat.

"Ucha mana si Willi?" tanya Deven pada Charisa yang sedang melahap semangkok baksonya itu.

Willi adalah William, William dan Charisa memang sudah jadian 2 minggu yang lalu. Entah siapa yang memperkenalkan mereka tau² sudah jadian saja.

"Ga tau tuh, ko lo malah nanyain ke gw lo temen sekelasnya aneh deh" jawab Charisa masih dengan bakso di mulutnya

"Haha iya juga ya"

"Mau ga nih?" lagi² Anneth menawarkan bakso nya pada Deven

"Mau dong tapi mau di suapin" kata Deven manja

"Manja banget sih lo. Sini aaaaaaa"

Seketika semua mata yang ada di kantin tertuju pada Anneth dan Deven. Ada tatapan iri,  tatapan cemburu, tatapan sinis, semua tatapan ada disini. Tapi Anneth dan Deven tidak menghiraukan itu.

"Gw ke kelas dulu ya, oiya nanti pulang bareng oke tungguin gw dulu ada rapat osis bentar lo tunggu aja di kelas nanti gw susul ke kelas lo" kata Deven dan mulai meninggalkan mereka berdua.

***
William yang sedang mondar mandir di depat kelas kini menyenderkan badannya ke tembok dekat pintu kelasnya, tangan nya yang melingkar di perutnya dan tatapannya yang tajam mulai menyirot ke arah Deven yang baru sana datang.

"Lo dari mana aja, gw cariin ga ada,  gw telponin juga sama ga di angkat. Darimana aja si....." gerutu William tak berujung jika Deven tam memberhentikannya.

"Bawel banget sih lo cowo, gw abis dari kantin ketemu Anneth dong"

"Kenapa lo ga ajak gw, gw kan juga sama pengen ketemu Ucha" kata William

"Yaelah gitu doang, yaudah nanti gw ajak lo"

"Nah gitu dong"

Waktu berjalan begitu cepat, pembelajaran pun sudah mulai berjalan lagi. 

Anneth yang sangat fokus pada guru nya tak menghiraukan Charisa yang sendari tadi memanggil namannya.

"Anneth woy"

"Woy budeg" bisik² Charisa dari belakang

"Apaan siii lo berisik amat" jawab Anneth kelas dan menoleh ke belakang

"Tar pulang sekola gw ga bisa nemenin lo disini gpp kan?  Gw ada janji sama Willi mau maen dulu" kata Charis tetap dengan bisikannya

"Iya gpp gw sendiri aja, lagian Deven sebentar ko paling 30 menit"

"OKE"

Bell sekolah pun telah berbunyi, menandakan bahwa pembelajaran selesai dan semua siswa siswi di perbolehkan pulang.

#chat.line#
Deven : Neth tunggu gw di kelas lo aja, gw baru mau mulai rapatnya. Tar gw susul.  See u ❤
Anneth : Oke gw tunggu di kelas ya, see u  ❤

Anneth pun setia menunggu Deven hingga hari mulai sore, ternyata rapat Deven tak kunjung selesai. Anneth menggunakan earphone nya karena mulai merasa bosan

Jam menunjukan pukul 17.30 , Deven tak kunjung datang.

Ada apa ini kenapa Deven belum datang juga.

Anneth mulai risau dan khawatir tentang keberadaan Deven.  Anneth mencoba menghubungi Deven tapi telponnya tidak aktif.

"Ah mungkin di matikan takut ganggu rapatnya, yaudah deh di tunggu aja" kata Anneth dalam hati

Hari semakin gelap, perasaan Anneth menjadi tidak enak. Dia bimbang antara harus tetap menunggu atau pergi pulang meninggalkan Deven.

TUK TAK TUK TAK

Suara langkah kaki mulai terdengar mendekat ke arah kelas Anneth. Anneth pun sesegera mungkin mendekat pada pintu kelas melihat siapakan yang datang.

"Hallo Anneth"

"Siapa lo?" tanya Anneth heran

"Gw temennya Joa, gw Nashwa dan ini Putri"

"Temennya Joa yang mana?"

"Ternyata lo pelupa ya, gw yang waktu utu ketemu lo di cafe coklat. Oiya gw cuma mau kasih tau ke lo jangan coba deketin Deven lagi, karena Deven itu punya Joa.  Dan lo ga usah berlama² nungguin Deven disini bodoh!  Deven udah pulang sama Joa barusan banget lo kapercaya kan?  Yu ikut sama kita ker parkiran" jelas Nashwa yang mulai berjalan ke arah parkiran

Anneth bingung antara percaya atau tidak pada perkataan Nashwa, akhirnya Anneth mengikuti Nashwa dari belakang.

BRUMMMM

suara motor besar melaju kencang di hadapannya, ya benar itu adalah motor Deven dan itu benar Deven. 

Sakit hati Anneth saat melihat Joa yang sedang memeluk Deven dari belakang, Anneth tak bisa membendung air matanya  dan kini ia menitikan air matanya.

"Tuh lo bisa liat kan, mangkanya jadi cewe tuh jangan bodoh!  Di boongin juga masih aja percaya"

"Hahaha" tawa Nashwa dan Putri barengan, mereka pun pergi meninggalkan Anneth sendiri.

Deven kenapa lo lakuin ini ke gw.  Gw salah apa Dev. Gw udah nunggu lo berjam jam dan lo malah ninggalin gw demi cewe itu lagi.  Ada apa antara lo dan dia Dev. Lo jahat Dev lo jahat. Mana janji lo yang gaakan buat gw nangis gara² ulah lo lagi mana Dev mana janji nya mana. Gw bener bener kecewa Dev gw Kecewaa.

HIKS HIKS HIKS

Ucap Anneth pelan dan tak bisa menahan air matanya, kini hanya air matanya lah yang menemani kesendirian Anneth.

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang