30

3.1K 188 15
                                    

Mereka berenam pun mulai meninggalkan sekolah dan pergi kerumah Jason. Semua sepakat untuk bekerja kelompok di rumah Jason karena, rumahnya berada di tengah-tengah dari rumah mereka.

"Eh ada temen-temen. Mari masuk" ucap Mama Jason saat membukakan pintu rumahnya.

"Iya tante, makasi" jawab mereka serentak dan masuk kedalam rumah Jason

Mereka berkumpul di belakang rumahnya, dan mulai mendiskusikan untuk penampilan mereka.

"Gimana kalo kita tes nyanyi dulu, untuk jadi vokal nya?" kata David membuka pendapatnya

"Boleh" jawab sebagian dari mereka

"Gw ga bisa nyanyi, main musik pianika aja" kata Safhira membantah pendapat David

"Ohh yaudah, terus siapa yang mau nyanyi? Gw juga sih ga bisa nyanyi, gw drambox aja gimana?" kata David lagi

"Oke, berarti berapa orang lagi yang belum dapet bagian?" kata Jason, sebagai ketua tim

"4 lagi, gw nyanyi aja deh" kini Anneth mengeluarkan pendapatnya

"Aku juga mau nyanyi aja, soalnya ga bisa main alat musik" tutur Alde sembari tersenyum pada Anneth. Anneth yang berada di sebelahnya hanya membalas tersenyum

"Oke, gw pake gitar. Kalo lo Annisa?" tanya Jason

"Gw sama aja kaya Safhira, soalnya ga bisa nyanyi terus alat musik yang ada cuma pianika" jelas Annisa

Mereka pun telah selesai membagi tugasnya masing-masing dan memilih lagu yang akan mereka bawakan. Tak terasa hari sudah sangat sore, mereka memutuskan setelah selesai berdiskusi akan langsung pulang.

DERRRZZ 

Getar handphone Anneth mengagetkan teman-temannya.  Ia pun langsung melihat pesan masuk tersebut.

From :  Deven ❤
Sayang maaf aku baru pulang sekola,  kamu dimana sekarang? Biar aku jemput.

Ternyata pesan masuk itu dari Deven. Anneth pun langsung membalasnya.

To : Deven❤
Iya gapapa ko,  aku masih di rumah Jason. Ga usah nanti kamu cape harus bulak balik. Aku pulang sama Alde aja, lagian kita searah ko.

Tak perlu menunggu waktu lama balasan Deven sudah ada muncul di layar handphonenya.

From : Deven ❤
Oh kamu mau pulang sama si Alde lagi?  Yaudah tiati.

Anneth menaikan sebelah alisnya lalu membalas lagi.

To : Deven ❤
Ihh ko gitu sih, kamu marah ya?  Takutnya kamu cape.

From : Deven ❤
Ga ada kata cape kalo buat kamu mah. Pokonya kalo kamu mau pulang langsung hubungi aku ya

To : Deven ❤
Makasi ya,  iya nanti aku kabarin lagi

Anneth tersenyum melihat tingkah kekasihnya, entah itu marahnya, cemburunya, atau perhatiannya yang pasti Anneth sangat mencintainya.

Akhirnya diskusi pun telah selesai, besok sudah mulai latihan menggunakan alat musiknya. sepertinya seminggu trakhir ini akan kerja kelompok terus, karena waktu yang di berika pa Roni hanya satu minggu saja.  Semuanya bersiap untuk pulang dan berpamitan pada orangtua Jason.

"Anneth ayo" ajak Alde dengan semangat yang sudah siap dengan motornya

"Duluan aja, gw di jemput"

"Kenapa mesti di jemput? Kan ada aku?" jawan Alde heran

"Gapapa takut ngerepotin aja"

"Gapapa kali, ayo" Ajaknya lagi

"Makasih, tapi. Nah itu yang jemputku udah dateng" Anneth menunjuk kearah Deven yang baru saja datang

"Ohh yaudah, duluan ya" Alde tersenyum tipis dan mulai meninggalkan Anneth, sedangkan yang lainnya sudah pulang

"Ayo.." ajak Deven, tanpa pikir panjang Anneth pun naik ke atas motornya.

"Oh yang itu" kata Deven lagi

"Apanya? " jawab Anneth bingung

"Gapapa" Deven pun menyalakan motornya dan langsung menancapkan gas motornya meninggalkan rumah Jason.

***

Deven menghentikan laju motornya.

"Ko berhenti?" tanya Anneth bingung

"Kan aku bilang jangan deket-deket sama dia!" Anneth tahu Deven pasti sedang menahan marahnya

"Dia siapa?  Alde?"

Deven tak menjawab, ia hanya diam menatap lurus kedepan.

"Dev, aku gaada hubungan apa-apa sama dia.  Lagian tadi cuma kerja kelompok doang. Kamu marah gara-gara aku mau pulang sama dia kan?"

Deven tetap diam, tak menjawab pertanyaan dari Anneth.

Anneth mempererat pelukannya, dan berbisik pada Deven "Dev, percaya sama aku. Aku cuma mau kamu, gaada yang lain.  Mana mungkin aku suka sama orang yang baru kemarin aku kenal"

"Aku juga bisa cinta sama kamu meski baru beberapa hari kenal. Dan kamu juga pasti bisa" jawab Deven

"Mungkin iya kamu bisa, tapi aku ga bisa semudah itu. Cemburu kamu berlebihan Dev. Belum tentu Alde suka sama aku"

"Dia suka sama kamu!"

"Kamu tau darimana dia suka sama aku?"

"Dari tatapan dia ke kamu"

Seketika Anneth terdiam entah apa yang harus ia bicarakan lagi.

"Kamu ga bisa jawab kan?  Kamu ga tau itu, tapi aku tau. Kenapa aku suruh kamu jangan terlalu deket sama dia, aku cuma takut kamu tiba-tiba nyaman sama dia"

"Ih kamu ngomong apaan sih, ko jadi panjang kaya gini. Aku cuma kerja kelompok aja ga usah berlebihan deh" nada bicara Anneth meninggi

"Kenapa kamu marah? Atau kamu emang udah punya rasa sama dia?" tanya Deven lagi

"Terserah kamu! Aku pulang naik taxi aja" Anneth pun turun dari motornya dan menyetopkan taxi yang berlalu lalang di hadapannya.

Deven tetap diam di atas motornya, tak mengejar atau menahan Anneth pergi. Setelah melihat taxi yang Anneth tumpangi pergi dari hadapannya, Deven pun pergi meninggalkan tempat itu.

'Kenapa Deven ngomongnya kaya gitu sih?!  Aku tau dia cermburu tapi ga usah nuduh juga'  ucap Anneth lirih menundukan kepalanya.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf batu up hari ini, kemaren ada berita duka jadi ga konsen buat ngelanjutin.

Semoga terhibur mohon maaf kalo ceritanya mulai gaje fan banyak yang typo.  Makasih untuk waktu yang di luangkan 🙏

Ini ada Cerita Cinta Pertama Anneth x Friden - putus

Selamat menyaksikan 🙏

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang