14

3.6K 201 18
                                    

"Rindu yang tak kunjung berakhir,
Seperti air yang terus mengalir,
Bertemu semakin rindu,
Tak bertemu rindu menggebu"

-Anneth_YATR

***

"Deven lo mau kemana? " teriak Anneth

Langkahnya semakin cepat, tak dapat di raih lagi.  Bibir Anneth kelu tak dapat lagi mengeluarkan suara.

"Lo mau kemana Dev?  Itu siapa?"

"Apa itu cewe yang Ucha ceritain kemaren?"

"Deven jawab gw"

"Deven lo denger gw ga sih?  Berhenti sebentar Dev"

Teriakan Anneth tak mendapat respon dari Deven.

"Deveeeenn tunggu gw, gw mohon" isak tangis Anneth mulai terdengar. Anneth tak bisa lagi mengejar Deven yang semakin dari hadapannya.

"Gw mohon Dev balik ke gw" ucap Anneth lirih menundukan kepala.

"Gw disini Neth, gw ada buat lo. Ayo bangun jangan nangis" kata Deven membangunkan Anneth yang terduduk di lantai.

"Lo mau kemana, jangan tinggalin gw dev. Gw sayang sama lo" tangis Anneth semakin pecah

"Maaf Neth gw ga bisa lagi sama lo, gw harus pergi sama dia"

"Jaga diri lo baik-baik, gw harus pergi"

Deven pun pergi meninggalkan Anneth bersama perempuan yang entah dengan siapa.

"Lo jahat Dev"

"Gw benci sama lo, GW BENCI SAMA LO DEVEN!!! " Teriak Anneth semakin keras

"GW BENCI SAMA LO!! Ternyata ini jawaban atas semua perubahan lo, kenapa lo kaya gini Dev kenapa hiks hiks" Teriak Anneth melemah, air matanya semakin tak bisa terkontrol mengalir dengan deras.

"Jangan tinggali gw Deven "

"Gw mohon... "

"DEVEEEENNNN"

Haaahh haahhh haaahhh

Nafas Anneth terengah-engah, tubuhnya basah dengan keringat. Ia mencoba mengatur nafasnya dan mengusah wajahnya mengingat kembali atas apa yang ia impikan tadi. Rasa takut, dan gelisah kini menyerang pikirannya.
Sebelumnya Anneth belum pernah bermimpi senyata ini.

***

"Malam sayang, boleh mama masuk?"

"Boleh ma masuk aja" jawab Deven tersenyum

"Gimana, kamu jadi kan kuliah disana?" ucap mamah lembut sembari mengusap rambut Deven.

"Deven ga bisa ninggali band sekola maa"

"Tapi kamu bisa buat mama kecewa?" Mama Deven membalikan perkataan Deven.

"Maa jangan gitu dong, ga pernah terlintas sedikitpun buat ngecewain mama" kata Deven menatap sendu mamanya

"Ini juga demi kebaikan kamu, mama ga bisa terus-terusan ngebiarin kamu bergaul dengan orang-orang seperti mereka" ucap mama Deven membentak

"Mereka siapa? Temen-temen aku maksud mama?"

"Iya mereka yang sudah merubah anak kesayangan mama" Mama Deven menundukan kepalanya

"Ya Tuhan, yaudah sekarang mau mama gimana?"

"Kamu kuliah di sana, untuk mama nak. Ini demi kebaikan kamu"

"Baik ma, apapun yang mama mau Deven ikutin tapi mama jangan sedih lagi ya" jawab Deven menenangkan diikuti oleh pelukan hangatnya.

"Terimakasih sayang" kecupan lembut mencarat tepat di kening Deven

"Mama akan melengkapi persyaratan kamu pergi ke prancis " lanjut mamanya tersenyum senang kemudian melangkah meninggalkan Deven.

***

Anneth tetap menggenggam handphonenya itu, tetap setia menunggu kabar dari Deven yang tadi siang berjanji untuk menghubungi malam hari.

Tapi yang ia dapatkan hanya ada chat yang masuk dari operator dan satu lagi dari Friden.

#chat.line#
Friden : malam
Friden : udah tidur ya?

"Ahh basi banget sii, giliran udah mantanan ngejar-ngejar gw lagi" pekik Anneth kesal

"Deven mana sii kok gaada hubungi gw ya"

"Atau gw hubungi dia duluan"

"Ahh ngga deh gengsi"

"Tapi kalo gw nungguin dia terus-terusan tar gw ketiduran lagi kaya barusan sampe-sampe mimpi aneh"

"Telpon aja kali ya, gw rindu banget"

Anneth berbicara pada dirinya sendiri.

"Hallo..."

"Dev lo kemana aja si"

"Gw kan udah bilang, akhir-akhir ini sibuk terus"

"kan lo yang bilang malem mau hubungi gw. Gw kan nungguin lo daritadi"

"Yaampun gw lupa sorry banget, gw lagi belajar nih. Kan minggu depan gw UN lo mah enak libur diem di rumah"

"Tapikan ga usah cuekin gw juga kali"

"Ah lo mah kaya bocah aja, bilang aja lo kangen gw kan" Goda Deven

"Itu lo tau, lo tau ga?"

"Ga tau"

"Ish paan si lo belum juga kelar ngomongnya"

"Haha iya apa?"

"Barusan gw mimpiin lo, lo ninggalin gw sendiri.  Gw kan jadi takut.  Lo gabakal ninggalin gw kan? " ucap Anneth sedih

"Itu kan cuma mimpi, udah sekarang lo tidur terusin tidur yang tadi biar besok sekola ga kesiangan. Gw mau lanjut belajar"

"Yaudah deh, semangat belajarnya ya. Jangan tidur malem-malem"

"Masa gw tidur siang siang sih kan sekola"

"Nyebelin banget siii, maksud gw jangan tidur terlalu malem"

"Haha iya iya, yaudah sana. Dahh selamat malam see u"

"Malam see u too"

Sambungan telepon pun terputus. Anneth sangat seneng rasa rindunya sedikit terobati.

Kedua mata Anneth tak mampu terpejam, masih saja sering terlintas mimpi buruknya itu. Ia sangat takut jika mimpi itu menjadi kenyataan. Tapi mimpi hanyalah bunga tidur jika memang menjadi nyata itu hanyalah dejavu.

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang