28

3.2K 201 27
                                    

Waktu menunjukan pukul 22.10 Deven belum juga pulang dari rumah Anneth. Padahal film nya sudah selesai.

Anneth tidur di atas paha Deven, matanya fokus pada wajah dihadapannya "Dev? Udah malem loh"

"Ya terus?" jawab Deven mengelus lembut rambut panjang Anneth

"Ga bakal pulang?"

"Ga mau, masih kangen"

"Oiya pulang sekola kamu bareng siapa?" tanya Deven menatap tajam mata Anneth

"Kapan? Tadi?" jawab Anneth mengerutkan dahinya

"Iya tadi, liat kamu boncengan sama cowo. Atau aku salah liat ya?"

"Iya itu aku" kata Anneth memainkan jemarinya

Deven terkejut dengan jawaban Anneth "Hah? Serius? Pulang sama siapa kamu? Ko gabilang aku sih, malah sama orang lain"

Anneth membernarkan posisinya menjadi berhadapan dengab Deven "Ih dengerin dulu"

Anneth melanjutkan pembicaraannya " Jadi tadi aku gaada temen pulang, mau bareng Ucha dianya ada janji sama tantenya, terus mau nyuruh supir handphoneku lowbat"

"Kenapa ga tungguin aku pulang coba! " jawab Deven sedikit marah

"Ko malah marah sih, aku ga mau ganggu kamu. Tadinya mau naik taxi aja, tapi taxi nya ga ada terus. Aku udah nunggu hampir sejam di halte"

"Terus cowo itu siapa?"

"Alde anak baru, kebetulan rumah dia juga searah sama aku jadi yaudah aku ikut"

"Yaudah, lain kali kalo kamu mau pulang tungguin aku aja ga usah sama orang lain"

"Haha kamu kenapa sih kaya anak kecil aja" goda Anneth

"Pikir aja sendiri,  udah ah mau pulang dulu"

"Cie marah" "Cie cemburu haha" goda Anneth lagi

"Ngga ko, terserah kamu mau pulang sama siapa juga. Mau main sama siapa juga gamasalah" kata Deven yang sudah berdiri dihadapannya

"Serius nih? Yaudah nanti mau pulang sana Alde aja" ucap Anneth menyebalkan

"Ih ko gitu, yaudah putus" Deven melangkah meninggalkan Anneth

Anneth menarik tangan Deven dari belakang "Jahat banget siii, masa langsung putus"

"Hahaha ga usah kaya gitu juga kali mukanya" Deven mencubit hidung Anneth

"Ngga ko bercanda, udah ah mau pulang" Anneth pun mengantarkan Deven keluar rumah, tepat di ambang pintu Deven berpamitan

"Oiya bi Ijah mana?"

"Dibelakang kayanya"

"Yaudah titip salam aja, bye love u"
Anneth memejamkan matanya, dan kecupan lembut mendarat di keningnya.

"Love u too, hati-hati ya" kata Anneth membalas lambaian tangan Deven. Ia tetap berdiri di ambang pintu melihat kekasihnya yang sudah mulai tak terlihat dihadapannya.

Anneth pun menutup pintu rumahnya, belum ia kunci biasanya dikunci oleh bi Ijah atau pak supir pribadinya. Ia pun masuk kedalam kamarnya, menyalakan handphonenya yang dari tadi sore mati karena kehabisan batre.
Handphonenya terus bergetar banyak pesan baru yang masuk, terlebihnya dari Deven.

30 pesan baru belum di baca
- 20 dari Deven ❤
- 5 dari Ucha Uchul
-5  dari  08120852****

10 panggilan tak terjawab dari  Deven❤

Anneth pun membuka semua pesan baru yang masuk, yang pertama ia liat adalah pesan dari Deven. Semua isi pesannya menggambarkan bahwa dia sedang sangat khawatir. Sedangkan isi pesan masuk dari Charisa berisi permintaan maaf karena ia tak bisa pulang bareng. Dan yang terakhir ia lihat nomor yang tidak dia kenal bahkan belum ada chat sebelumnya. Anneth pun membuka isi pesan masuk tersebut dan membacanya satu per satu.

From : 08120852****
Hai
Malem
Malem Neth
Anneth ini aku Alde save ya nomorku
Aku ganggu ya? Maaf

'Alde?  Tau nomor gw dari siapa'  ucap Anneth pelan dan terus menatap layar handphonenya, ia mun mengegerakan jarinya untuk membalas pesan tersebut.

To : 08120852****
Hai malem juga, maaf baru bales

DERRRZZZ 

08120852****
Iya gpp ko, aku kira udah tidur

Anneth
Belum hehe

08120852****
Save nomor aku ya

Anneth
Okee udah ko,  udah dulu ya mau tidur


Alde
Oke, selamat malam

Anneth tak membalas lagi pesan dari Alde, ia hanya membacanya dan meletakan handphonenya diatas meja kemudian menarik selimutnya dan memejamkan matanya.

***

Kicauan burung diluar telah terdengar merdu, sorot matahari pun mulai muncul dari sela-sela jendela. Anneth mematikan jam bekernya dan mulai bangun dari tempat tidurnya. Ia menggapai handuknya dan melangkah masuk kedalam kamar mandinya.

Setelah selesai mandi, Anneth pun bersiap untuk pergi kesekola. Ia melihat dirinya sendiri pada pantulan cermin dihadapannya, helai demi helai rambutnya ia raih membentuk kepangan kecil di sebelah telinganya, tak lupa ia mengoleskan sedikit lipbalm dibibirnya yang membuat aura cantiknya semakin terpancar.

'finally'  ucapnya pelan sembari membenahi baju seragamnya dan tersenyum pada cermin dihadapannya.

TOK TOK TOK

Anneth menoleh kearah sumber suara, dan melankah mendekatinya.

"Non, den Deven sudah nunggu di bawah" ucap bi Ijah dibalik pintu kamar Anneth

Anneth pun membuka pintu kamarnya "Iya bi, bi tolong buat bekal roti selai coklat ya"

"Baik non" bi Ijah pun pergi kedapur sedangkan Anneth pergi menemui Deven di luar

Pada saat Anneth membuka pintu rumahnya, sudah nampak Deven di hadapannya dengan senyum manisnya yang membuat mood  Anneth semakin baik. Anneth membalas dengan senyum manisnya juga.  Deven memperhatikan Anneth dari mulai ujung kaki hingga ujung kepala tanpa berkedip, Anneth yang dilihatnya merasa risih dan malu.

"Ko gitu sih liatinnya, ada yang salah ya?" kata Anneth yang sibuk membenahi rambut dan pakaiannya

"Ngga ko, kau cantik hari ini  dan aku suka" jawab Deven dengan nyanyian

Anneth tersenyum tersipu malu "Haha apaan sih"

"Hehe serius serasa ada yang beda ga seperti biasanya"

"Ngga biasa aja ko, yaudah yu" ajak Anneth tetap dengan senyum yang mengembang di bibirnya

"Eh bentar dulu lupa" lanjut Anneth dan berlari kedalam rumahnya untuk membawa bekal yang sudah di siapkan oleh bi Ijah.

Anneth kembali dan mengajak Deven untuk pergi ke sekola. Mereka pun berjalan kearah motor Deven yang sudah terparkir di depan gerbang rumah Anneth kemudian pergi kesekola bersama.

YOU ARE THE REASON - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang