6▪Syarat

5.4K 987 23
                                    


"Permisi..."

Seluruh atensi kelas 11 IPA 2 teralih pada sosok gadis yang berdiri didepan pintu menyembulkan kepalanya. Tak terkecuali Taeyong yang duduk didepan dekat pintu. Melihat dan mendegar gadis itu. Gadis itu Lisa--tersenyum lebar, menatap segerombolan murid yang duduk dideretan belakang.

Salah satu murid berdiri, menghampiri Lisa dan Taeyong pun melihatnya, Lisa menyerahkan gitar milik gadis itu pada Jaehwan.

"Ingat persyaratan nya ya..." kata  Lisa sebelum pergi meninggalkan pintu kelas.

Bertepatan dengan kepergian Lisa. Ibu Selena selaku wali kelas masuk. Hal itu membuat atensi kini teralih dan suasana hening. Sedangkan Jaehwan lekas berlari ketempat duduknya tetapi sebelum itu menyimpan gitar milik Lisa di lemari kelas. Tetapi terlambat, Ibu Selena lebih dulu dapat melihat gitar yang dibawa Jaehwan sebelum Jaehwan menutup lemari tersebut.

"Itu gitar punya siapa?" tanya Bu Selena.

Jaehwan terperanjat kecil, lekas ia tersenyum kikuk, "gitar saya Bu..."

Jawaban itu kembali mengundang atensi, menatap satu-satunya orang yang masih berdiri di pojok kelas. Tak terkecuali Taeyong, pemuda itu mengernyit heran akan jawaban Jaehwan.

"Yakin? Tadi Ibu lihat, Lisa anak kelas IPA 3 nenteng gitar ke kelas ini." Jaehwan terlihat gugup di mata Taeyong dan membuat Taeyong semakin mengernyit heran.

"Ini Mingyu tadi minjem Bu, terus minta anterin Lisa" jawab Jaehwan sambil menggaruk tenguknya. Terlihat jelas bagaimana pemuda itu tengah berbohong, namun uniknya Bu Selena tampak mengangguk, seolah percaya akan ucapan Jaehwan. Karena respon tersebut, Jaehwan dapat bernapas lega dan duduk di bangkunya.

Taeyong kembali menghadap kedepan. Ia menompang dagu dengan satu tangan kanan nya. Diam-diam tampak memikirkan kejadian tadi.

"Ibu cuman ngasih tugas. Ada rapat dadakan, jadi tolong jangan ribut juga selesaikan ini sebelum jam istirahat"

Itulah yang diucapkan Bu Selena. Tetapi yang terjadi sesudah Bu Selena meninggalkan kelas adalah hiruk pikuk anak-anak kelas.

"Saik untung bisa boong!"

Taeyong yang memang paling netral di kelas itu memilih diam mengerjakan tugas. Tetapi suara Jaehwan dan teman-teman nya membuat Taeyong mau tak mau menoleh kecil.

"Boong aja bangga!" seru Ong Seungwoo.

"Ya nggak papa lah, boong demi kebaikan. Dari pada gue jujur yang ada gue ditampol Lisa" sahut Jaehwan.

Detik kemudian Taeyong menulikam telinganya. Ia bangkit, mengambil bukunya lalu pergi meninggalkan kelas. Tujuan tempat tertenangnya  adalah osis, ia memilih ruang osis untuk mengerjakan tugas. Tetapi entah kenapa, untuk kali ini pikirannya justru tertuju pada Lisa, tentang ucapan yang Lisa lontarkan sebelum pergi dari kelasnya, juga tentang Jaehwan yang justru mengaku bahwa gitar itu miliknya. Bukan kah aneh?

Taeyong bahkan sampai tidak sadar, bahwa dirinya justru benar-benar memikirkan itu, bahkan benar-benar penasaran tentang gadis itu. Sampai tidak sadar, langkahnya kini tak sendiri, karena seseorang juga ikut melangkah di sampingnya.

Taeyong tidak akan pernah sadar jika sosok disampingnya tak menyenggol pelan tubuhnya. Dan tak akan pernah menyadari bahwa ia kembali bertemu dengan Lisa.

"Melamun Mas? Sampe gak sadar ada bidadari disebelahnya" ujar Lisa dengan nada jenaka. Namun justru dibalas delikan dari Taeyong.

"Hhh... gue gak tau kalo ada bidadari yang begitu memuakkan dan kenapa harus ketemu gue? Kenapa gak di kelas aja kek elo."

MelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang