4▪Rasa Penasaran-2

5.8K 1K 37
                                    

Keadaan sekolah masih terbilang sangat sepi karena jam kini pun masih terbilang pagi. Beberapa kelas belum terbuka karena bapak satpam yang memiliki kunci masing-masing kelas, harus mengelilingi setiap sudut sekolah guna membuka satu-persatu pintu kelas. Termasuk jajaran kelas sebelas IPA yang terletak dilantai dua diujung koridor dan sudah dipastikan, belum terbuka.

Maka Taeyong yang memang sudah sering datang pagi memilih pergi menuju kantin. Untuk sekedar membeli cemilan juga air mineral. Namun, baru saja ia ingin membayar  cemilan biskuit dan air mineral, ia dikagetkan dengan kedatangan adiknya--entah mengapa tergesa datang dan masuk kedalam area dalam kantin hanya untuk menegur Ibu Kantin.

Tetapi sayang, sepertinya, adiknya tidak menyadari keberadaan dirinya. Entah mengapa, rasanya dimanapun dirinya berada, tak seorangpun menyadarinya.

Alhasil Taeyong hanya dapat mendengus, memilih membayar jajanan nya dengan uang pas, lalu pergi dari sana. Namun detik kemudian, pergerakkannya terhenti, ketika tak sengaja mendengar percakapan  singkat adiknya dengan Ibu Kantin.

"Butin minjem gitar Kak Lisa."

"Udah ijin sama Lisanya belum?"

"Udah Bu, ini juga nanti mau di pinjem sama  Kak Jungkook. Jadi entar Ibu gak usah nunggu gitarnya."

"Iya le."











"Loh Bang Taeyong!"

Taeyong mendelik tak suka, memandangi tajam pada Jaemin yang tengah menenteng tas gitar. "Gak usah teriak."

Jaemin terkekeh, sembari menggaruk tenguk, "kaget gue  ketemu elo disini Bang."

Taeyong tidak menghiraukan ucapan Jaemin. Ia hanya menatap tas gitar yang kini sudah berada di punggung Jaemin dengan kening yang berkerut.

Jaemin yang paham dengan maksud dari tatapan Taeyong lantas terkekeh, sembari membalikkan tubuh kecil guna memperlihatkan gitar di punggungnya.

"Gue lupa hari ini ada pengambilan nilai seni. Jadi minjem bentar buat latihan. Tapi entar pengambilan nilainya gue pake gitar yang disediain sekolah."

Taeyong mengernyit, "kenapa nggak pake gitar sekolah aja buat latihan?"

"Lagi-lagi gini bakalan repot kalo minjem gitar sekolah, harus ijin ke Ibu Laras. Terus nyari kunci ke satpam. Mending minjem sama Kak Lisa yang udah pasti barangnya stay terus disekolah. Lagian anak-anak sering kok minjem."

Taeyong menaikkan satu alisnya, "dia sering ninggalin gitarnya disekolah?"

Jaemin mengangguk, "iya, sering banget malah. Jadi enak kalo mau main gitar, tinggal chat Kak Lisa dan langsung bisa megang gitar deh."

"Emang gak dibawa kerumah?" tanya Taeyong lagi.

Jaemin mengedikkan bahunya, "nggak tau. Tapi ada sih beberapa hari yang nggak ditinggal di sekolah. Contohnya disetiap malem minggu. Tapi walaupun nggak dititipin di sekolah. Kak Lisa selalu bawa ini ke sekolah"

"Gak takut hilang?"

Jaemin menipiskan bibirnya ia mengangguk pelan. "Iya sih, gue juga nanyain gitu. Tapi kata Kak Lisa, kalo ijin minjemnya jelas, ngembaliin nya jelas. Ya gak bakal ilang, katanya sih gitu..."

"Lagipula nggak ada yang berani ngilangin atau rusakin," kata jaemin, Jaemin kemudian mendekat lagi pada Taeyong, "Kak Lisa orangnya galak banget," bisiknya.

Taeyong mencebikkan bibirnya. Menatap tak percaya Jaemin. "Masa sih?"

Jaemin mengangguk mantap, "kalo nggak percaya coba aja."

Taeyong menaikkan satu alisnya, membuang napas sejenak. "Males ah" ujar Taeyong, mengalihkan wajah dengan acuh.

Jaemin mendelik, "ya terus lu apa dah Bang dari tadi kepo banget. Kepo sifat dajjal Bang."

Mendengar itu membuat Taeyong mendelik tak suka. Terlebih kata-kata tersebut sudah pernah didengarnya dari Lisa semalam.

"Elo deket banget ya sama dia? Omongan lu jadi gak jelas gini."

"Eung ... gak juga sih... Tapi gue temenan sama adeknya."

Taeyong tak menghiarukannya, bahkan hanya mengangguk acuh seakan tak benae-benar mendengarkan. Hal itu justru membuat Jaemin mengumpat kesal, lantas berjalan lebih dulu meninggalkan Taeyong. Begitu pun Taeyong, ia berjalan melangkah, namun tatapannya tak luput dari Jaemin.

Perasaan itu kembali muncul lagi. Perasaan penasaran yang sudah ia kubur semalaman, kini terasa lagi.

Ah, kenapa ia jadi sepenasaran itu sih?





🎶🎶🎶

MelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang