Keputusan Taeyong sebelumnya tak pernah membuatnya menyesal. Keputusan nya dengan sangat gegabah tanpa pikir panjang itu membawanya justru pada Lisa yang kini telah menjadi miliknya.
Perjalanan klasik singkatnya. Hal-hal selama bertemu Lisa yang tidak pernah ia sadari membuatnya kian merubah gaya hidupnya.
Warna hidup yang sebelumnya kelabu. Kehidupan Taeyong yang sebelumnya ia nikmati sebagai cowok yang membosankan. Dan kehadiran Lisa, tanpa sadar mengubah semuanya. Pandangan nya pada gadis itu, semua hal tentang dunia luar yang tak berani ia sentuh. Lisa mengubah segalanya, termasuk hatinya tanpa sadar.
Sekali lagi. Pemuda tampan itu bahkan terus tersenyum. Hal yang tak pernah ia lakukan sepanjang berjalan di koridor. Pemuda yang entah bagaimana bisa begitu saja mengeluarkan auranya, entah bagaimana bisa namanya menjadi sering disebut.
Taeyong hanya merasa enggan untuk sekedar bejalan tegak seperti biasa. Taeyong hanya merasa dirinya masih belum cukup percaya diri. Namun kali ini, berkat Lisa. Semua hal termasuk rasa kurang percaya dirinya melenyap. Lalisa lagi-lagi mengubah hal lain didalam dirinya.
Tetapi ada hal lain yang tak bisa dirubah Lisa dalam dirinya.
Langkah pemuda itu semakin menjauh, menelusuri koridor. Sesekali matanya menelisik mencari-cari. Seketika pandangan nya terkunci pada satu arah membuat sudut bibirnya kian menarik. Salah satu yang tidak bisa diubah Lalisa didalam dirinya adalah rasa rindu yang tidak pernah melenyap. Lalisa tidak bisa membuat Taeyong untuk sekedar istirahat dalam dirinya. Lalisa benar-benar mampu membuat Taeyong terguncang dan tak karuan saat tak menemui gadis itu.
Gadisnya... disana, diujung koridor utama menuju lobby sekolah. Berhadapan langsung dengan teman-teman sekelasnya yang berada dipinggir lapangan. Gadis nya tengah melakukan hal gila.
"Lis, gak usah sok goyang kayak niki minaj deh... elo tepos gitu!"
"Eunha perlu inspirasi buat cheers entar. Jadi gua contohin goyangan yang bagus... ini gini..."
"Goblok Lis, bukan nya napsu. Kasihan gua liat elo kurus gitu kaga ada bengkokan nya!"
"Apasih sewot banget lo pada!"
"Udah Lis, lanjut. Gua butuh referensi buat cheers entar. Elo kan pinter nari."
"Yaudah gini..." Lisa membungkuk, kedua lututnya menumpu kedua tangan nya. Lalu satu tangan kirinya dinaikan mengarah serong kekanan. Dilakukan nya lagi pada satu tangan nya, dengan senggolan pinggul disetiap gerakan nya.
Dia ingin melakukan gerakan tari dari salah satu girlband dinegeri ginseng. Salah satu tarian dilagu yang berjudul Forever Young. Lisa pikir, gerakan saat dimana lagu tersebut akan berakhir cocok untuk cheers.
Eunha mengikuti Lisa. Tetapi detik kemudian jadi menegak lagi, mengatupkan bibir membuat Lisa mengernyit.
"Lisa." Lisa terperanjat, ia meoleh, berbalik menatap Taeyong.
"Lo ngapain sih?" kata Taeyong, mendekat lagi pada Lisa.
"Oh... gue mau nunjukin tarian ke Eunha buat cheers"
"Harus nungging gitu?"
"Apasih yong ... gua kaga nungging elah ... nih liat"
Taeyong mendecak, ia lekas merangkul Lisa. Mengapit tenguk gadis itu diantara lengan nya. Sebelum gadis itu semakin menjadi gila dengan menunjukan tarian anehnya. "Lo mau nunjukin aset lo ke temen-temen lo?"
Bibir Lisa mencuat, tangan kanan nya merangkul dibalik punggung Taeyong. "Aset apaan dah yong..."
"Ck, yaudah ayok kekantin. Lo haus kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mello
Fanfiction[END] Taeyong NCT & Lalisa Blackpink, fanfiction. Setiap hari, dia selalu membawa gitarnya ke sekolah... ~~~ MELLO started: 14/12/18 ends: 16/04/19 ©deeriyaa [!!!] Hanya kisah manis nan pendek dengan masalah yang tidak berarti. [!!!] Harsh Word