19▪Kabur

4K 800 20
                                    

"Kayaknya Om Tomi pulang deh" ucap Mingyu menatap sebuah motor yang sangat ia kenali terparkir di halaman depan rumah Lisa.

Perlahan Mingyu menoleh pada Lisa yang baru saja turun dari boncengan nya. Menatap khawatir gadis itu.

"Iya, itu orang udah pulang." Mingyu mengatupkan bibir. Ia memilih diam sambil menunggu Lisa berjalan menuju pintu utama rumah gadis itu.

Lisa tak perlu repot untuk berbalik sekedar berbasa-basi dengan Mingyu. Ia hanya berjalan lurus dengan wajah datar menatap pintu rumah. Yang setelah ia membuka dan menutup pintu barulah ia mendengar suara motor Mingyu yang menjauh pergi.

Lisa menghela nafas, melepaskan sepatu nya, lalu ditaruhnya dirak sepatu dibalik pintu tersebut.

Kakinya melangkah berjalan menuju dapur. Dimana ia dapat mendengar suara-suara percakapan hangat didalam sana.

Tetapi percakapan itu terhenti saat Lisa menarik salah satu kursi dimeja makan.

Lisa duduk dengan tenang, sedikit melirik pada Lucas yang menatap dirinya khawatir.

"Kok baru pulang? Habis magrib lagi."

Lisa tak menjawab, ia menoleh sekilas pada pria paruh baya disamping Mamanya. Lisa hanya tersenyum tipis, mengangguk tanda meminta maaf atas keterlambatan nya.

"Kak Lisa rapat ekskul nya lama. Jadi aku tinggalin, Yah" kata Lucas mencoba menjawab pertanyaan Tomi.

Tomi mengangguk, ia tersenyum pada Lisa juga Lucas.

"Tapi bukan nya hari ini gak ada jadwal basket?" sahut Tasya yang sangat tahu jadwal-jadwal anak sulung nya itu.

Lucas memejamkan matanya sesaat, ia  merunduk berpura-pura fokus pada makanan nya sambil melirik pada Lisa disampingnya dan Lisa hanya santai mulai menyuap makanan gadis itu.

"Kasih tau gih, elo tadi kemana Kak. Kalo gak salah jalan sama anak osis yaaa? Alasan doang pasti nih bilang urusan ekskul..." kata Lucas kemudian dengan tertawa renyah menggoda Lisa.

Lisa tersenyum tipis disela-sela ia mengunyah. Hampir mengumpat jika ingat dua orang tua dihadapan nya. Untung saja dia punya adik yang pintar.

"Anak osis? Cowok?" Lucas mengangguk, tersenyum lebar pada Tomi.

"Serius kamu punya pacar?" Tanya Tasya lagi memastikan.

Lisa menggeleng, "temen doang. Bukan pacar. Lucas ngelebih-lebihin mulutnya" katanya dengan tenang. Ia menegak segelas air disamping piringnya, melirik Tasya yang menatap nya lekat.

"Ya tetep aja 'kan calon pacar... hehehe" sahut Lucas dengan kekehan garingnya.

"Kalo gitu bawa kesini dong. Mama mau liat."

Lisa mendongak, keningnya saling bertaut. Tumben biasanya bakalan nanya 'dia punya hobi bermusik gak? Kalo punya, cari yang lain aja'. Halah Lisa aja bakalan hapal.

"Orang nya gimana? Ganteng? Pinter gak? Eh tapi katanya tadi anak osis 'kan? Udah pasti pinter" kata Tasya yang sudah mulai antusias menatap berbinar pada Lisa. Lucas bahkan menyenggol lutut Lisa untuk menunjuk Mama nya yang nampak bersemangat.

"Orang nya bodoh mah. Cuek, galak. Jadi Lisa pikir-pikir dulu" katanya yang malah mendapat senyuman menggoda dari Lucas.

"Tapi dia gak punya hobi bermusik kan? Atau cita-cita yang berhubungan dengan musik. Kalo dia suka musik cari yang lain aja. Musik itu gak berguna buat masa depan"

Lucas berdeham, ia kembali menyantap makanan nya. Sedikit melirik pada Lisa yang nampak menghela nafas.

"Gak, dia gak tertarik" Sudah ia duga. Bagaimana pun Mama nya akan menanyakan hal tak masuk akal itu.

MelloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang