"Abang anterin kue ketempat tante Yuna dong."
"Abang lagi bikin visi misi buat masuk OSIS, Ma."
"Nanti bisa dilanjutin lagi. Cuman anter doang 'kok, diseberang rumah juga," kata Rena berdiri didepan pintu kamar anak sulungnya dengan tangan yang menenteng sekantung plastik berukuran sedang.
Pada akhirnya, mau tak mau, Taeyong bangkit meningalkan catatan-catatan di meja belajarnya. Berjalan mendekati sang ibu lantas berjalan keluar rumah.
Cowok tampan itu mengernyit saat tangan nya sudah ketiga kalinya menekan bel rumah Tante Yuna. Tetapi tidak ada sahutan apapun dari dalam rumah itu.
Ia melengos kecil ketika mengingat bahwa ini siang hari, jam nya tidur siang. Sudah dipastikan isi rumah tersebut sedang terlelap. Apalagi mengingat Yuju—anak tante Yuna adalah anak yang paling susah dibangunkan. Taeyong mengetahuinya dari ocehan Tante Yuna.
Ia kembali menekan bel. Ini untuk terakhir, jika ia tak mendapat jawaban, maka ia akan kembali ke rumah. Lalu kembali lagi kesini sore hari.
Sekali lagi, ia menunggu beberapa detik. Hingga ia memilih untuk menyerah dan berbalik guna kembali ke rumahnya.
Namun, baru saja kakinya akan melangkah menjauh. Ia terperanjat kecil ketika mendengar pintu utama rumah Tante Yuna terbuka, dan menampilkan sosok gadis dengan wajah asing.
"Siapa?" tanya gadis itu setelah menguap lebar, bahkan tanpa menutup mulutnya dan lagi, dihadapan Taeyong.
Namun, hal itu membuat Taeyong mengerjap. Memandangi gadis dengan wajah kusut khas baru bangun tidur. Ia sangat yakin, sosok dihadapan nya ini bukan Yuju. Karena Yuju tidak berambut sebahu.
Dan ia semakin yakin, ketika melihat lagi dengan jelas gadis dihadapannya. Gadis dengan pipi yang berisi, bibir penuh dengan mata yang bundar namun menyipit akibat baru bangun tidur. Jelas sekali, gayanya bahkan serampangan dengan daster yang robek di ujungnya.
"Siapa? Gojek atau apa?" kata gadis itu seraya mengucek kedua mata. Kemudian menatap Taeyong lagi dengan mata yang sudah tak menyipit, kini terlihat jelas bagaimana manik berwarna coklat gelap itu.
Taeyong bergeming. Pemuda itu hanya dapat memandangi si gadis. Menurutnya, walau serampangan, tapi gadis ini menggemaskan.
"Beneran gojek?" tanya lagi gadis itu ketika melihat olatik putih yang menggantung di jemari Taeyong.
Taeyong menipiskan bibir, ia berdeham sejenak sembari menyerahkan kantong plastik di tangannya. "Gue mau anter pesanan Tante Yuna."
Gadis itu tampak mengernyit, tetapi sesaat kemudian ia mengangguk. "Sebentar gue panggil Tante Yuna dulu" katanya kemudian berbalik, masuk kedalam rumah.
Taeyong masih diam ditempat. Matanya berkedip-kedip menatap punggung cewek itu. Kenapa? Kenapa jantung nya berdebar?
Perlahan, Taeyong membuka mata. Bibir bawahnya digigit. Sedangkan perasaan nya tengah membuncah.
Niatnya ingin istirahat sejenak, namun tiba-tiba terpikir akan Lisa. Dan sekarang teringat akan pertemuan pertama kali dengan Lisa. Bukan saat upacara waktu itu, tetapi, saat dirinya mengantar kue pesanan Tante Yuna.
Saat itu ia masih kelas satu, saat dimana dirinya sibuk memepersiapkan visi dan misi untuk masuk organisasi sekolah.
Ah pantas saja, Taeyong juga merasa asing pada Lisa. Bahkan saat menyadari perasaan nya, perasaan yang tak asing juga. Dan ternyata, keduanya pernah bertemu. Pertemuan singkat yang mungkin tidak teringat oleh Lisa, bahkan dirinya baru ingat sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/169811895-288-k820888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mello
Fanfiction[END] Taeyong NCT & Lalisa Blackpink, fanfiction. Setiap hari, dia selalu membawa gitarnya ke sekolah... ~~~ MELLO started: 14/12/18 ends: 16/04/19 ©deeriyaa [!!!] Hanya kisah manis nan pendek dengan masalah yang tidak berarti. [!!!] Harsh Word